Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Saking Ganasnya Tawon yang Menyengat, Sakwadi: Rasanya Panas, Pegal Mending Saya Dipukul

Begitu ganasnya tawon yang menyengat. Kesaksian korban selamat ini menggambarkan bagaimana ia merasakan sengatan tawon besar tersebut

Editor: Budi Rahmat
TRIBUN JATENG/FAJAR BAHRUDDIN ACHMAD
Korban sengatan tawon Sakwadi (kanan) sedang menjalani perawatan di RSUD Kardinah Kota Tegal. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Cerita tragis mewarnai dua orang warga yang disengat tawon.

Seorang warga meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di rumah sakit.

Korban yang selamat mengatakan bahwa tawon yang menggigit tersebut berukuran besar.

Nama korban yang selamat tersebut Sakwadi.

Ia menceritakanaa bagaiman detik-detik ia mendapat sengatan taown yang disebutnya berukuran besar.

Dua warga Kota Tegal menjadi korban sengatan tawon yang diduga berjenis tawon ndas.

Carmi (75) meninggal dunia dan Sakwadi (67) menjalani perawatan di RSUD Kardinah Kota Tegal.

Keduanya adalah warga RT 1 RW 4 Kelurahan Krandon, Kecamatan Margadana, Kota Tegal.

Ia mengira, itu adalah tawon ndas yang sedang ramai di Klaten.

Saat menjenguk Sakwadi, menurut Teguh, sekujur badannya dipenuhi bintik- bintik merah.

 

"Disengat tawonkan mungkin panas.

Apalagi tawonnya gede- gede.

Kalau orang Jawa Wetan bilangnya tawon ndas.

Itu bukan tawon madu," kata Teguh saat dihubungi tribunjateng.com, Sabtu (23/11/2019).

Warga selamat, Sakwadi mengaku bersyukur bisa mendapat perawatan di RSUD Kardinah.

Menurutnya, jika Carmi segera dibawa ke rumah sakit, mungkin nyawanya bisa tertolong.

Sakwadi bercerita, pada Jumat (22/11/2019) sekira pukul 17.00 WIB, ia mencoba mengevakuasi sarang tawon.

Seingatnya, saat itu sarang tawon sudah berhasil dimasukan ke karung.

Namun tiba- tiba, sarang tawon itu bergerak dan keluar dari karung.

"Sarang tawon wis dimlebuna karung.

Tapi mencolot.

Kayong ana sing narik," katanya saat ditemui di RSUD Kardinah.

Menurut Sakwadi, ratusan tawon bertebaran dan mengerubungi sekujur tubuhnya.

Ada yang di leher, badan, tangan, dan kaki.

Untung saja, saat itu Sakwadi mengenakan helm.

Menurut Sakwadi, mulanya sengatan tawon itu berwarna merah.

Lalu kemudian menjadi bintik- bintik berwarna hitam.

Ia pun sempat membuang tawon- tawon yang mengerubungi lehernya.

Namun tiap digenggam dan dibuang, tawon- tawon yang lain justru berdatangan.

"Rasanya panas, pegal, dan tidak karuan.

Lebih mending dipukuli.

Tapi untung saja, sorenya pukul 18.00 langsung mendapat penanganan dari rumah sakit," ungkapnya. 

Wajah Korban Membengkak

Zaenudin Saputra (48) tak mengira, ibunya Carmi (75) akan meninggal dunia setelah disengat tawon.

Namun masih lekat di angan Zaenudin, ibunya meninggal dengan wajah yang membengkak.

Selain Carmi, seorang warga di Jalan Ki Ageng Tirtayasa, Gang Melati 5 Kelurahan Krandon, Kecamatan Margadana, Kota Tegal, harus dilarikan ke RSUD Kardinah.

Ia yakin, yang menyebabkan ibunya meninggal itu karena sengatan tawon.

Menurutnya, ibunya yang berusia kepala tujuh itu sehat dan tidak punya penyakit apapun.

 

"Setelah disengat tawon, nada ibu saya seperti kesakitan.

Ibu saya bilang, aduh, aduh.

Kalau aduhkan berarti merasakan sakit di dalam," kata Zaenudin kepada tribunjateng.com, Sabtu (23/11/2019).

Zaenudin bercerita, mulanya Carmi kehilangan karpet dan mencarinya di kebun belakang rumah, pada Minggu (17/11/2019) sekira pukul 17.00 WIB.

Tanpa sengaja, tubuh ibunya menyenggol sarang tawon.

Tawon kemudian beterbangan dan sekujur tubuh Carmi disengat oleh tawon.

"Ibu saya jatuh tak berdaya.

Malamnya ia berobat ke pak mantri, tapi obatnya tidak bereaksi.

Berobat lagi ke dokter umum, tapi sama.

Hingga pada Selasa (19/11/2019) pukul 00.00, ibu saya meninggal dunia," katanya.

Ketua RT I RW 4 Kelurahan Krandon, Hesti Irmayati (38), membenarkan dua warganya yang menjadi korban sengatan tawon.

Carmi secera tidak sengaja menyenggol sarang tawon yang menggantung di pohon gayam.

Sedangkan Sakwadi, tersengat tawon saat mencoba mengevakuasi sarang tawon seorang diri.

"Kalau Pak Sakwadi, itu mau mengambil sarang tawon.

Sudah diingatkan warga jangan.

Katanya bisa.

Ya apeslah, kena sengatan tawon," katanya.

Hesti mengatakan, tawon yang menyengat Carmi dan Sakwadi diperkirakan punya racun.

Ukurannya cukup besar, berkepala hitam dan berbuntut oranye.

Namun ia mengira itu adalah tawon dengan jenis baluh.

Ia mengatakan, Carmi meninggal dunia dikarenakan sengatan tawon.

"Bu Carmi sudah periksa dua kali.

Itu memang dikarenakan sengatan tawon.

Yang memandikan jenazah saja tahu, itu bekas sengatan tawon," ungkapnya. (fba)


Artikel ini telah tayang di Tribunjateng melalaui Tautan : Saking Ganasnya Tawon yang Menyengat, Sakwadi: Rasanya Panas, Pegal Mending Saya Dipukul

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved