Ajaran Islam
VIDEO : Niat & Tata Cara Sholat Gerhana Matahari, Gerhana Matahari Cincin Siang Ini
Simak di sini VIDEO Niat & Tata Cara Sholat Gerhana Matahari, Gerhana Matahari Cincin Siang Ini
Penulis: M Iqbal | Editor: Ilham Yafiz
VIDEO : Niat & Tata Cara Sholat Gerhana Matahari, Gerhana Matahari Cincin Siang Ini
TRIBUNPEKANBARU.COM - Simak di sini VIDEO Niat & Tata Cara Sholat Gerhana Matahari, Gerhana Matahari Cincin Siang Ini.
Kementerian Agama Republik Indonesia mengimbau umat muslim di Indonesia untuk melakukan shalat gerhana matahari.
“Seluruh kawasan Indonesia dapat mengamati gerhana matahari ini,” demikian Plh Dirjen Bimas Islam Kemenag Tarmizi sebagaimana tertulis dalam keterangan yang diterima Kompas.com (23/12/2019).
“Kementerian Agama mengimbau umat Islam di seluruh Indonesia untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana matahari atau yang disebut Salat Kusuf,” lanjut dia.
Menurut Tarmizi, pelaksanaan shalat gerhana menyesuaikan dengan waktu gerhana matahari di wilayah masing-masing.
Awal gerhana diperkirakan terjadi pada pukul 10.34 WIB, puncak gerhana pada pukul 12.17 WIB, dan akhir gerhana pada pukul 14.00 WIB.
Kementerian Agama juga menjelaskan tata cara shalat gerhana matahari.
Shalat Kusuf atau Shalat Gerhana Matahari dilakukan dengan dua rakaat dengan rangkaian sebagai berikut:
- Berniat di dalam hati
- Takbiratul ihram seperti shalat biasa
- Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan di-jahr-kan (diperdengarkan) suaranya
- Ruku' Bangkit dari ruku’ (i’tidal)
- Setelah I’tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama)
- Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya
- Bangkit dari ruku’ (i’tidal) Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali
- Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya)
- Tasyahud
- Salam.
Khutbah setelah shalat kepada para jemaah diingatkan berisi tentang anjuran untuk berdzikir, berdoa, istighfar, sedekah, dan hal baik lainnya.
“Umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak zikir, istighfar, sedekah, dan melalukan amal kebajikan lainnya,” kata dia.
Dikutip dari bimasislam.kemenag.go.id berikut beberapa tuntunan dan tata cara sholat gerhana sebagai berikut :
TATA CARA SHOLAT GERHANA MATAHARI DAN BULAN
a. Berniat di dalam hati. Adapun jika dilafazkan:
Niat Shalat Gerhana Bulan (Khusuf)
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan likhusuufil qomari rok 'taini lillahi taa'ala
Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat (Imam/ma'mum) karena Allah ta'ala"
Niat Shalat Gerhana Matahari (Kusuf)
أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok'taini lillahi taa'ala
Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat (imam/ma`mum) karena Allah ta'ala "
b. Takbiratul ihram yaitu bertalkbir setelah niat sebagaimana shalat biasa;
c. Membaca do'a iftitah dan berta'awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca ayat/surat dengan jahr (dikeraskan suaranya) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: "Nabi SAW. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana."(HR Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901);
d. Kemudian ruku' sambil memanjangkannya;
e. Kemudian bangkit dari ruku' (l'udal);
f. Setelah I'tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan ayat/surat. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
g. Kemudian ruku' kembali (ruku' kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku'sebelumnya;
h. Kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal);
i. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku' lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;
j. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka'at kedua sebagaimana raka'at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
k salam.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jamaah yang berisi anjuran meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta memperbanyak amal shaleh, bersedekah, dan meningkatkan kepedulian sosial.
Tuntunan Shalat Gerhana
Shalat Gerhana merupakan shalat sunnah Muakkad sebagaimana kesepakatan para ulama berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW :
Dari Mughirah bin Syu'bah, ia berkata, "Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW (yaitu) pada hari wafatnya Ibrahim (putra Nabi). Kemudian orang-orang berkata, Terjadinya gerhana matahari itu karena wafatrya Ibrahim. Lalu Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya matahari dan bulan Itu tidak gerhana karena wafatnya seseorang dan tidak karena hidupnya seseorang. Apabila kalian melihat (kejadian gerhana), maka shalatlah dan berdoalah kepada Allah. (Shahih Al-Bukhari, 1:228 No.1043).
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tuntunan syariat yang mulia ketika terjadi gerhana matahari maupun gerhana bulan, antara lain:
1. Menghadirkan rasa takut kepada Allah saat terjadinya gerhana matahari dan bulan, karena peristiwa tersebut mengingatkan kita akan tanda-tanda kejadian hari klamat, atau karena takut azab Allah diturunkan akibat dosa-dosa yang dilakukan.
2. Mengingat apa yang pernah disaksikan Nabi Muhammad SAW dalam shalat Kusuf. Diriwayatkan bahwa dalam shalat kusuf, Rasulullah SAW diperlihatkan oleh Allah surga dan neraka, bahkan beliau ingin mengambil setangkai dahan dari surga untuk diperlihatkan kepada mereka.
Beliau juga diperlihatkan berbagai bentuk azab yang ditimpakan kepada ahli neraka. Karena itu, dalam salah satu khutbahnya selesal shalat gerhana, beliau bersabda, "Wahai umat muhammad, demi Allah, jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis" (HR.Muttafaq 'alaih).
3. Menyeru dengan panggilan "Asshalaatu Jaami'ah". Maksudnya adalah panggilan untuk melakukan shalat secara berjamaah. Aisyah meriwayatkan bahwa saat terjadi gerhana, Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyerukan "Ashshalaatu Jaami'ah" (HR. Abu Daud dan Nasa'i). Tidak ada azan dan Igamah dalam pelaksanaan shalat gerhana. Karena adzan dan iqamah hanya berlaku pada shalat fardhu yang lima.
4. Disunahkan mengeraskan bacaan surat, balk shalatnya dilakukan pada siang atau malam hari. Hal ini dilakukan Rasulullah SAW dalam shalat gerhana (HR. Muttafaq alaih).
5. Shalat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. Rasulullah SAW selalu melaksanakannya di masjid sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri. (Lihat: Al-Mughni, Ibnu Qudamah, 3/323).
6, Wanita boleh ikut shalat berjamaah di belakang barisan laki-laki. Diriwayatkan bahwa Aisyah dan Asma ikut shalat gerhana bersama Rasulullah SAW. (HR. Bukhari).
7. Disunahkan memanjangkan bacaan surat. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW dalam shalat gerhana memanjangkan bacaannya. (HR. Muttafaq alaih). Namun hendaknya tetap mempertimbangkan kemampuan dan kondisi jamaah.
8. Disunahkan menyampaikan khutbah setelah selesai shalat, berdasarkan perbuatan Nabi Muhammad SAW bahwa beliau setelah selesai shalat naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah (HR. Nasa'l). Sejumlah ulama menguatkan bahwa khutbah yang disampailkan hanya sekali saja, tidak dua kali seperti shalat Jumat. Sebagian ulama menganggap tidak ada sunah khutbah selesai shalat, akan tetapi petunjuk hadits lebíh menguatkan disunahkannya khutbah setelah shalat gerhana.
9. Dlanjurkan memperbanyak istighfar, berzikir dan berdoa, bertakbir, serta berlindung kepada Allah dari azab neraka dan azab kubur. (*)
Fenomena alam gerhana matahari cincin akan melewati 25 kota dan kabupaten di Indonesia Kamis 26 Desember 2019.
Di Riau gerhana matahari cincin ini bisa disaksikan di Kabupaten Siak.(*)