DBD di Riau
DBD di Riau, Tekan Angka Demam Berdarah 2020 Dinkes Kuansing akan Aktifkan Jumantik
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kuansing berencana akan mengaktifkan kembali Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Ariestia
TELUK KUANTAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kuansing berencana akan mengaktifkan kembali Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Mengaktifkan Jumantik ini untuk menekan angka Demam Berdarah Dangue (DBD).
"Kita berencana akan mengaktifkan kembali Jumantik," kata Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kuansing, Jumardi, Minggu (12/1/2020).
Jumlah penderita (Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kuansing Riau selama 2019 ternyata mengalami kenaikan yang signifikan dibanding 2018. Peningkatan bahkan mencapai 300 persen.
• BREAKING NEWS: 27 Warga Terkena DBD Awal Tahun 2020 di Kuansing Riau
Dikatakannya, selama 2019, ada 246 kasud DBD yang terjadi di Kuansing. Sedangkan pada 2018, jumlah kasus DBD hanya sebanyak 75 kasus.
Setiap desa nantinya akan ada satu petugas Jumantik. Sehingga angka DBD bisa ditekan.
"Kalau ada dananya, kita akan buat pelatihan untuk Jumantik nantinya," terangnya.
Dulunya, Jumantik di Kuansing diterapkan. Saat itu, angka DBD bisa ditekan. Jnilah yang duterapkan nantinya.
Petugas Jumantik akan berkerja memantau setiap rumah dan potensi pertumbuhan jentik. Sehingga saat ada jentik-jentik nyamuk, bisa langsung dimatikan.
Jumardi mengatakan pihaknya di tahun lalu sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan DBD. Bukan hanya penyuluhan dan himbauan, pihaknya juga sudah melakukan fogging ke wilayah yang terdapat kasus DBD.
Nah, saat fogging inilah diketahui peran masyarakat terlihat masih kurang. Sehingga segala upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan terlihat sia-sia.
"Peran masyarakat masih kurang. Gotong royong itu kurang," katanya.
Dikatakannya, dalam menekan DBD, kebersihan lingkungan harus dilakukan terlebih dahulu. Bila tidak, maka fogging akan sia-sia.
"Itu parit harus dibersihkan terlebih dahulu. Genangan air dimana saja harus dibersihkan," ujarnya.
Angka penderita DBD di Kuansing awal 2020 tinggi
Awal tahun 2020 ini, angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kuansing, Riau, sudah tinggi.
Hingga Jumat (17/1/2020), jumlah penderita sebanyak 27 orang.
"Ada 27 penderita. Beberapa menyebut 37 penderita. Sebenarnya ada 27 kasus," kata Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kuansing, Jumardi, Jumat (17/1/2020).
Dikatakannya, jumlah penderita terbanyak ada di Puskesmas Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudik. Di puskesmas tesebut terdapat tujuh kasus DBD.
Setelah itu, kasus DBD juga ditemukan di Sentajo Raya, Basrah dan kecamatan lainnya. Namun Jumardi mengaku tidak tau angka penderita di daerah tersebut.
Tahun lalu saja, akumulasi penderita DBD di Kuansing meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Saat itu, DBD menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kuansing.
Pada 2019 lalu, ada 246 kasud DBD yang terjadi di Kuansing. Sedangkan pada 2018, jumlah kasus DBD hanya sebanyak 75 kasus.
Bila dipersentasekan, penderita DBD di Kuansing pada 2019 lalu mengalami peningkatan sekitar 300 persen dari 2018.
Bila tidak ditangani secara serius, penderita DBD di Kuansing akan kembali meningkat. Bisa meningkat dibanding 2019 lalu.
Jumardi mengatakan sejauh DBD belum ada memakan korban jiwa. Ia berharap tidak ada korban jiwa.
"Berharap enggak ada korban jiwa. Puskesmas kita pun selalu siap melayani penderita," ujarnya.
(Tribunpekanbaru.com/Palti Siahaan)