Karhutla
Dashboard Lancang Kuning, Aplikasi Canggih Ala Polda Riau, Bisa Pantau Karhutla
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, secara resmi memperkenalkan aplikasi berbasis sistem terintegrasi
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ilham Yafiz
Dashboard Lancang Kuning, Aplikasi Canggih Ala Polda Riau, Bisa Pantau Karhutla
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, secara resmi memperkenalkan aplikasi berbasis sistem terintegrasi bernama Dashboard Lancang Kuning.
Aplikasi ini dibuat, sebagai salah satu upaya dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau.
Dengan aplikasi ini, sistem penanganan Karhutla menjadi lebih terukur, terstruktur, dan efisien. Seluruh data terkait Karhutla, juga bisa diolah di aplikasi ini.
Canggihnya lagi, aplikasi ini juga menyediakan akun perbankan virtual. Sehingga bisa dipakai untuk menyimpan dan mendistribusikan dana dalam pelaksanaan operasi penanggulangan Karhutla.
Tak hanya personel Polri, aplikasi Dashboard Lancang Kuning Polda Riau ini sebagian besar juga sudah dimiliki oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Salah satunya Gubernur Riau, Syamsuar.
Orang nomor satu di Riau itu juga bisa secara langsung memantau laporan terkini penanganan Karhutla.
Aplikasi ini juga mampu menjaring para relawan Karhutla. Yang sewaktu-waktu juga bisa memonitor dan menginformasikan Karhutla yang ada di suatu daerah.
"Dengan aplikasi ini Karhutla akan lebih cepat terdeteksi, dan akan langsung diverifikasi personel di lapangan. Untuk kemudian dilakukan koordinasi dalam penanganannya," sebut Irjen Agung, Sabtu (25/1/2020) dalam kegiatan perkenalan aplikasi Dashboard Lancang Kuning di salah satu hotel di Pekanbaru.
Agung membeberkan, penerapan sistem dalam aplikasi ini, menggunakan 4 teknologi citra satelit, yaitu Terra, Aqua, Noaa, dan Lapan untuk mendeteksi hotspot atau titik api.
Dia menyatakan, aplikasi Dashboard Lancang Kuning ini dapat memberikan informasi titik koordinat Karhutla dengan cukup akurat.
"Sehingga kita bisa melakukan mobilisasi personel, peralatan dan sumber daya lainnya yang digunakan untuk keperluan pemadaman secara cepat," bebernya.
Kata Agung, sistem yang digunakan pada aplikasi ini, berbasis teknologi GPS. Sehingga meski pun di dalam hutan sekali pun, para personel tetap bisa memberikan laporan terbaru tentang penanganan kebakaran.
Disebutkan Agung, Karhutla saat ini tak ubahnya menjadi suatu momok yang sangat mencemaskan.
Apalagi untuk Riau, Karhutla yang diiringi dengan munculnya kabut asap, hampir setiap hari terjadi.
"Ini yang ingin kita kelola dengan baik. Artinya bagaimana kita lebih bisa terbuka dalam menangani Karhutla. Kita bisa mengukur bagaimana kemampuan di lapangan," ucapnya.
Apalagi diungkapkan Jenderal bintang dua tersebut, Karhutla di Riau, sudah dimulai sejak awal tahun 2020.
Belum lagi ada prediksi, jika Provinsi Riau akan dilanda musim kemarau yang lebih panjang dari tahun sebelumnya. Diperkirakan mulai Februari 2020.
"Jadi kalau sudah mulai kebakaran, apa kita mau diam saja? Ya seperti tahun lalu. Namun kita di jajaran Polda Riau, berkomitmen penuh untuk melakukan penanganan Karhutla secara maksimal," ungkapnya.
"Hari ini ada Kapolres yang 7 hari 7 malam berada di lokasi kebakaran. Di Bengkalis," sambungnya.
Ditegaskan Kapolda kepada jajarannya, titik api sekecil apa pun, harus dipadamkan sampai tuntas. Karena jika sampai besar dan meluas, kebakaran akan sulit dipadamkan.
"Kalau ada laporan masih ada asap tipis-tipis, bagi saya itu belum selesai. Saya minta itu diselesaikan. Maka sebelum membesar, kita masih punya harapan untuk menuntaskan," tegasnya.
Agung menambahkan, tim dari Provinsi tetangga, yaitu Sumatra Selatan menyatakan ketertarikannya dengan aplikasi penanganan Karhutla besutan Polda Riau ini.
"Mereka datang dan belajar bagaimana penanganan Karhutla di Riau. Saya rasa ini hal menarik. Maka kami mempresentasikan bagaimana aplikasi Lancang Kuning menjadi bagian tak terpisahkan dalam prosedur penanganan Karhutla," ucapnya.
Transformasi pengetahuan dan teknologi ini kata Agung, akan terus diintegrasikan dengan pemerintah daerah Provinsi lainnya. Terutama yang termasuk rawan terjadi Karhutla.
Di sela kegiatan memperkenalkan Dashboard Lancang Kuning itu, Kapolda mendemonstrasikan bagaimana salah satu sistem kerja di aplikasi teranyar milik Polda Riau itu.
Dimana, seluruh kegiatan personel di lapangan, bisa terpantau lewat aplikasi tersebut.
Bahkan lewat aplikasi itu, bisa terbaca identitas anggota, asal satuan, lokasi, bahkan laporan terbaru dalam menangani karhutla, lengkap dengan nomor handphone anggota yang bersangkutan serta foto dokumentasi.
Dia pun mencoba menghubungi langsung seorang anggota yang sedang bertugas di Kabupaten Bengkalis, sesuai laporan lewat aplikasi Dashboard Lancang Kuning.
"Halo, coba kamu jelaskan ke saya situasi di lokasi," tutur Irjen Agung.
"Siap Jenderal, untuk saat ini kondisi di lokasi masih berasap. Tapi titik api sudah berkurang," jawab anggota polisi tersebut.
"Langkah apa yang sudah dilakukan?," tanya Agung lagi.
"Baru saja dilakukan proses pendinginan Jenderal" ungkap anggota itu.
"Berapa pompa air, dan siapa saja petugas di sana?". Agung mencoba bertanya kembali.
"Untuk saat ini ada 5 unit. Petugas ada dari Polres, Polsek, TNI, Manggala Agni, pemadam PT SLR," jelas anggota itu dari sambungan telfon.
"Siapa yang memimpin, dan sudah berapa hari kamu di sana?," lanjut Agung.
"Dari kepolisian ada Kabag Ops dan Kapolsek. Kurang lebih sudah 9 hari," terang personel Bintara itu.
"Terimakasih, terus semangat. Sampaikan ke Kabag Ops saya monitor," tutup Agung.
( Tribunpekanbaru.com/ Rizky Armanda )