Dosen Pendidikan Biologi UIR Latih Siswa SMAN 2 Siak Hulu Budidaya Jamur Tiram
Tim Pengabdian kepada Masyarakat Pendidikan Biologi FKIP UIR di bawah LPPM UIR menggelar pendampingan edupreneurship melalui budidaya jamur tiram.
Dosen Pendidikan Biologi UIR Latih Siswa SMAN 2 Siak Hulu Budidaya Jamur Tiram
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK HULU - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Pendidikan Biologi FKIP Universitas Islam Riau (UIR) di bawah LPPM UIR menggelar pendampingan edupreneurship melalui budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus).
Pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian itu menyasar siswa SMA Negeri 2 Siak Hulu.
Dalam kegiatan yang digelar 17 Januari lalu itu, tim PkM yang terlibat adalah empat dosen Program Studi Pendidikan Biologi dan dua mahasiswa.
Dosen yang terlibat sebagai ketua adalah Iffa Ichwani Putri, S.Pd. M.Pd.
Sementara tiga dosen lain sebagai anggota yaitu Nurul Fauziah, S.Pd, M.Pd, Adelina Maryanti, S.Si., M.Sc, dan Sudarmi, S.Pd., M.Si.
Pendampingan edupreneurship dikaitkan dengan kemampuan untuk kreatif berdaya, berkarya dan berusaha dalam meningkatkan kegiatan usaha berdasarkan pendidikan dan pengetahuan yang diperoleh.
Menurut Ketua PkM, Iffa Ichwani Putri, S.Pd M.Pd dalam rilisnya, Jumat (31/1/2020), seorang edupreneur adalah orang yang pandai melihat dan memanfaatkan peluang dalam meningkatkan kehidupannya.
Budidaya jamur tiram putih merupakan salah satu usaha agribisnis yang memiliki peluang bisnis cukup besar.
Karena dalam 10 tahun terakhir nilai ekonomis jamur tiram putih terus meningkat.
Pleurotus ostreatus dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan dan banyak dikembangkan pada media substrat kayu yang telah dikemas dalam kantung plastik (baglog).
“Peserta didik harus dibekali dengan skill edupreneur melalui budidaya salah satu organisme yang memiliki nilai gizi serta ekonomis tinggi yaitu jamur tiram. Hal itu sebagai bentuk pengembangan kreatifitas dan jiwa wirausaha peserta didik,” kata Iffa.
Pengembangan skill peserta didik bertujuan agar generasi cerdas mendatang dapat survive dalam pesatnya teknologi di era revolusi 4.0.
Pendampingan ini diawali dengan pemberian materi budidaya jamur tiram, teknis pembuatannya, kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan baglog atau media jamur tiram.
Yaitu dari serbuk kayu/gergaji, sekam, kapur, air serta penanaman bibit jamur tiram.
