Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

TNI AU

Pesawat Ini Buat Sukhoi Su-35 yang Bakal Tiba di Indonesia Semakin Gahar, Sudah Ada Rencana Beli

Pesawat Sukhoi Su-35 bakal menjadi pesawat andalan Indonesia. Keberadaan pesawat ini bakal semakin kuat dengan adanya pesawat AWACS

istimewa
Pesawat Ini Buat Sukhoi Su-35 yang Bakal Tiba di Indonesia Semakin Gahar, Sudah Ada Rencana Beli 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Tak lama lagi angkasa Indonesia bakal dihiasi jet tempur superioritas dari Rusia Sukhoi Su-35.

Pesawat tempur Sukhoi Su-35 yang bakal tiba di Indonesia tersebut berjumlah 11 unit.

Su-35 mampu menggotong cukup banyak arsenal dalam sekali angkut.

Di kedua sayapnya, terdapat 6 cantelan misil dan 2 wingtip rail yang ada di ujung sayap.

Selain itu, masih ada pula dua cantelan di bawah masing-masing mesin dan dua lagi di perut pesawat sehingga total Su-35 memiliki 12 hard point yang bisa dipasangi dengan berbagai jenis misil udara-udara, udara-darat, atau sistem reconnaisance untuk misi mata-mata atau penyusupan.

persenjataan jet tempur Sukhoi SU-35
persenjataan jet tempur Sukhoi SU-35 (istimewa)

Ini persenjataan yang ada pada Su-35:

  • 14 jenis roket
  • 7 jenis misil.
  • 4 jenis bom berbeda.
  • Kanon 30 mm GSh-301 di "pundak" kanan pesawat yang bisa memuntahkan 150 butir peluru dalam satu menit.

Akan tetapi apakah hanya mengandalkan jet tempur bisa memenangkan peperangan udara saat ini?

Mengutip Sosok. ID yang melanssir dari aircraft.fandom.com, Minggu (2/2/2020) jika hanya 'one man show' sudah dipastikan jet tempur tersebut bakal tamat riwayatnya.

Dekade ini pertempuran udara lebih cepat, mematikan dan ringkas.

Sebut saja sekarang ada yang namanya Combat Beyond Visual Range (BVR).

Pertempuran BVR ialah peperangan dimana pilot sangat mengandalkan 'penciuman' radar pesawat tempurnya agar dapat melacak keberadaan musuh jauh sebelum kedua belah pihak bertemu dilangit untuk Dogfight.

Dalam taktik BVR amat ditekankan apa itu istilah First Look, First Shot, First Kill, dimana sebisa mungkin sejauh mungkin musuh bisa terdeteksi di layar radar.

Untuk bisa mendeteksi musuh dari jarak yang sangat jauh, maka diperlukan pesawat Airborne Warning And Control System (AWACS).

Mengutip Britannica.com, pesawat AWACS ialah pesawat untuk melakukan pengawasan jarak jauh dengan radar yang dibawanya.

Ia juga bisa menjadi markas komando di udara dimana bisa mengarahkan jalannya pertempuran baik di darat, laut dan udara.

Jika musuh sudah terdeteksi dan terkunci di radar, maka bisa segera dieliminasi dengan rudal BVR macam AIM-7 Sparrow atau R-27 Vympel yang punya jangkuan sejauh 70-130 km.

Inti dalam taktik BVR adalah adanya pesawat AWACS sebagai 'otak' seranganslideshare
Inti dalam taktik BVR adalah adanya pesawat AWACS sebagai 'otak' serangan

Untuk menjalankan taktik ini maka unsur-unsur yang digunakan tentunya pesawat AWACS, rudal BVR, jet tempur yang loadoutnya bisa menggotonng rudal BVR hingga jet tempur generasi terkini.

Ambil contoh Australia yang sudah menerapkan di AU mereka bagaimana peperangan udara masa kini bakal dijalankan.

Australia mengakusisi Boeing 737 Wedgetail, F/A-18 E/F Super Hornet, EA-18G Growler hingga pesawat tempur generasi kelima F-35 Lightning II.

Jika semua unsur udara itu terbang menjalankan operasi militer dan taktik BVR maka harus diakui akan sulit dihentikan.

AU Australia, mampu melaksanakan taktik BVR
AU Australia, mampu melaksanakan taktik BVR (defence.gov.au)

AU Singapura juga sudah bisa melakukan peperangan BVR.

Indonesia sebenarnya sudah mempunyai jet tempur dan rudal yang bisa melakukan taktik BVR.

Cuma kita belum punya pesawat AWACS untuk bisa melakukan pelacakan dan penguncian target dari jarak amat jauh.

Jadi buang jauh-jauh dogfight layaknya adegan film  Top Gun, mau sehebat apapun manuver Su-35, jika sudah terlacak dan di-lock dengan taktik BVR maka alamat tamat duluan. 

Kabar baiknya, Indonesia sudah merencanakan pembelian pesawat AWACS dan juga pesawat tanker.

Rencana ini dikabarkan telah masuk dalam Rencana Strategis IV Pertahanan 2020-2024.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved