Ilmuwan dan WHO Waspada, Virus Corona yang Mematikan juga Berpotensi Timbulkan Kericuhan Lain

Ilmuwan dan WHO Waspada, Virus Corona yang Mematikan juga Berpotensi Timbulkan Kericuhan Lain

Editor: Budi Rahmat
SCMP/Xinhua
Ilmuwan dan WHO Waspada, Virus Corona yang Mematikan juga Berpotensi Timbulkan Kericuhan Lain 

Ilmuwan dan WHO Waspada, Virus Corona yang Mematikan juga Berpotensi Timbulkan Keicuhan Lain

TRIBUNPEKANBARU.COM- Virus Corona kini sudah menjadi 'momok' bagi banyak ornag.

Sejak Desember 2029 virus tersebut mulai berjangkit hingga kini sudah memubuh setengah juta orang di dunia.

Kenyataan yang membuat banyak orang begitu khawatir.

Namun tahukah anda jika Virus Corona juga bisa menciptakan kericuhan lainnya.

Kondisi tersebut mulai diperhatikan oleh para ilmuwan dan WHO.

Virus ini sudah menyebar di lebih 20 negara, membunuh 490 orang dan menginfeksi lebih dari 23.000 orang sejak Desember 2019.

Meski begitu, virus corona yang berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan, Provinsi Hubei, China itu ternyata belum mendapat nama resmi.

Sekelompok ilmuwan menyatakan, mereka tengah menjadikan isu ini sebagai prioritas, dan bakal menyiapkan dokumen penamaan resmi.

Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) sudah mendapat "tugas penting" untuk memutuskan secara formal nama resmi bagi virus corona.

Menurut asisten profesor di Johns Hopkins Center for Health Security, Christal Watson mengatakan, penamaan itu mengalami penundaan.

Sebab dilansir BBC via Channel News Asia Rabu (5/2/2020), fokus dunia saat ini adalah menanggulangi penyebaran virus Wuhan itu.

Dia menuturkan bahwa penyebutan itu menjadi penting, merujuk kepada penamaan sementara dari Badan Kesehatan Dunia, atau WHO.

Dia menuturkan, patogen dengan kode 2019-nCov itu dianggap terlalu sulit untuk dipakai, dan membuat media maupun publik menggunakan nama berbeda.

Novel coronavirus adalah jenis virus corona yang belum teridentifikasi. Kata "n" merujuk kepada novel (baru), dan nCov adalah coronavirus.

"Bahayanya jika tidak menggunakan nama baku adalah publik memakai Virus China, nama yang bisa menciptakan kericuhan karena merujuk pada populasi tertentu," ucap Watson.

Dia menuturkan orang mulai menggunakan "Virus China" atau "Virus Wuhan" karena dibantu dengan masifnya unggahan di media sosial.

Padahal, panduan WHO dengan jelas menekankan bahwa nama penyakit tidak boleh mencakup lokasi geografis seperti kota, negara, atau benua.

Dia mencontohkan Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS), Flu Spanyol, atau encephalitis Jepang sebagai penyebutan yang harus dihindari.

Selain menghindari nama wilayah, penamaan tersebut juga tidak boleh memasukkan nama orang, spesies atau kelas binatang, maupun makanan.

Penamaan bisa mencakup deskripsi gejala, maupun informasi spesifik lainnya seperti kelompok umur, perjalanan waktu, tingkat keparahan, hingga lingkungan.

Profeseor virologi yang masuk dalam anggota ICTV mengatakan, mereka sudah mulai mendiskusikan nama baru sejak dua pekan lalu.

Langkah terbaru mereka adalah memasukannya ke dalam jurnal ilmiah demi kepentingan publikasi, dan berharap bisa mengumumkannya dalam beberapa hari mendatang.

Nantinya, nama baru virus corona itu tidak akan membuat "lidah terselip", dengan kata lain, pengucapannya bakal lebih mudah dibanding penyakit lainnya. (*)

Jumlah Korban Bertambah

Berdasarkan laporan terbaru sebanyak 563 orang telah tewas dan sekitar 27.723 orang terinfeksi virus corona Wuhan secara global.

Laporan ini dimuat https://gisanddata.maps.arcgis.com 2019-nCoV Global Cases by Johns Hopkins CSSE pada Kamis (6/2/2020) pukul 10.00 WIB.

Dari laporan tersebut, artinya dalam kurun waktu 24 jam ada tambahan kasus terinfeksi lebih dari 3.000 orang.

Sementara itu, tercatat jumlah pasien yang dinyatakan sembuh ada 1.128 orang.

Virus ini juga terus menyebar ke luar China.

Bahkan, pada kasus-kasus yang dicatat di Thailand, Taiwan, Jerman, Vietnam, Jepang, Perancis, dan Amerika Serikat, ada pasien-pasien yang terinfeksi meskipun belum pernah ke China.

Sebelumnya dikabarkan seorang WNI di Singapura dinyatakan positif terinfeksi virus corona Wuhan.

Padahal, WNI berjenis kelamin perempuan itu tidak memiliki riwayat perjalanan ke China.

Saat ini, hampir 60 juta orang terkurung di kota-kota China saat para peneliti internasional berlomba untuk mengembangkan vaksin dan menghentikan penyebarannya.

Di laboratorium Inovio di San Diego, ilmuwan menggunakan teknologi DNA baru untuk membuat potensi vaksin.

Vaksin tersebut diberi nama sementara "INO-4800" dan rencananya akan diuji coba kepada manusia pada musim panas tahun ini.

"Saat China menyediakan rangkaian DNA virus ini, kami bisa memeriksanya di komputer kami dan merancang vaksinnya dalam tiga jam," kata Kate Broderick, wakil presiden riset dan pengembangan di Inovio Inovio, seperti dilansir BBC, Senin, (3/2/2020).

Selain itu, University of Queensland dan Moderna Inc di Massachusetts yang bekerjasama bekerja sama dengan US National Institute of Allergy and Infectious Diseases juga mempercepat riset mereka untuk menciptakan vaksin virus corona.

Dilansir South China Morning Post (SCMP), China tengah mengajukan paten obat virus corona guna mengambil langkah untuk melindungi warga negaranya.

Institut Virologi Wuhan menyampaikan aplikasi paten telah diajukan pada 21 Januari untuk penggunaan remdesivir.

Remdesivir merupakan obat yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi Gilead Sciences.

Diketahui, obat ini belum disetujui atau dilisensikan di mana saja di dunia, tetapi telah dilarikan ke uji coba di China setelah menunjukkan tanda-tanda penggunaan yang efektif pada pasien virus corona.

Sementara itu, ilmuwan China juga menemukan remdesivir dan klorokuin (obat malaria berusia 80 tahun) yang dinilai efektif dalam studi laboratorium yang bertujuan untuk menggagalkan virus corona.

Suatu lembaga di Wuhan menyebutkan, efek dua obat pada manusia memerlukan tes klinis lebih lanjut.

Kapasitas untuk mendiagnosa pasien di China ditingkatkan.

Diberitakan sebelumnya, 31 lembaga di Wuhan diperlengkapi untuk melakukan pengujian.

Kapasitas pengujian ditingkatkan, dari awalnya 200 tes sehari menjadi 4.000 kali.

Penyebaran virus corona Wuhan

Seperti kita tahu, selain China ada puluhan negara lain yang mengonfirmasi adanya kasus virus corona Wuhan.

Berikut updatenya hari ini:

1. China - 27.496 terinfeksi dan 561 meninggal

2. India - 3 terinfeksi

3. Filipina - 2 terinfeksi dan 1 meninggal

4. Italia - 2 terinfeksi

5. UEA - 5 terinfeksi

6. Malaysia - 12 terinfeksi

7. Jepang - 22 terinfeksi

8. Korea Selatan - 19 terinfeksi

9. Taiwan - 11 terinfeksi

10. Thailand - 25 terinfeksi

11. Australia - 13 terinfeksi

12. Singapura - 28 terinfeksi

13. Amerika Serikat - 12 terinfeksi

14. Nepal - 1 terinfeksi

15. Kamboja - 1 terinfeksi

16. Kanada - 5 terinfeksi

17. Perancis - 6 terinfeksi

18. Sri Lanka - 1 terinfeksi

19. Vietnam - 8 terinfeksi

20. Jerman - 12 terinfeksi

21. Finlandia - 1 terinfeksi

22. Rusia - 2 terinfeksi

23. Inggris - 2 terinfeksi

24. Spanyol - 1 terinfeksi

25. Swedia - 1 terinfeksi

26. Belgia - 1 terinfeksi

27. Hong Kong - 21 terinfeksi dan 1 meninggal

28. Makau - 10 terinfeksi

Ilmuwan dan WHO Waspada, Virus Corona yang Mematikan juga Berpotensi Timbulkan Kericuhan Lain

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved