Penangkapan Teroris di Riau
PENGAKUAN Lengkap Sopir Ambulance Pembawa Jenazah Teroris yang Ditembak Mati Densus 88 di Pelalawan
Pengakuan lengkap sopir ambulance bernama Nurul Ihsan pembawa jenazah teroris yang ditembak mati Densus 88 di Pelalawan
Penulis: johanes | Editor: Nolpitos Hendri
Setelah menyandar ke dermaga, dengan sigap polisi mengangkat sesosok mayat dibungkus menggunakan terpal warna biru dan dimasukan ke mobil ambulance.
"Sebelumnya kami disuruh cari kantorng mayat, tapi tak ada di Puskesmas. Dicari ke tempat lain juga tak dapat. Jadi pakai terpal aja," tambah pegawai honorer ini.
Jenazah terduga teroris itu telah dibungkus rapi sejak di dalam pompong.
Alhasil wajah maupun ciri-ciri pelaku tidak bisa dilihat, termasuk warna baju maupun celana yang digunakan.
Untuk memoto juga tidak ada waktu karena langsung disuruh berangkat ke Pekanbaru.
Dua polisi bersenjata lengkap menjaga jenazah di belakang.
Kemudian dua mobil jenis Toyota Innova Reborn juga mengikuti dari belakang ambulance.
Sepanjang jalan mereka hanya fokus membawa sesosok mayat yang tidak diketahui identitasnya itu.
Setelah hampir dua jam perjalanan, mereka tiba di RS Bhayangkara pekanbaru.
Petugas lain yang telah menunggu dengan sigap menurunkan pria yang tidak bernyawa itu ke keranda dorong dan membawanya ke dalam kamar mayat.
"Setelah itu kami langsung balik kanan pulang ke Pelalawan. Setelah sampai di kampung baru terdengar cerita kalau itu teroris yang ditembak mati," tambah lelaki yang sudah 15 tahun jadi sopir ambulan ini.
Nurul memastikan jika mayat yang dibawa hanya satu orang.
Mereka tidak singgah di Puskesmas atau rumah sakit lain yang ada di Pangkalan Kerinci.
Ia tidak berani menanyakan ke polisi atau orang-orang yang ikut mengantar jenazah itu.
Ia berprinsip bahwa tugasnya bersama rekannya hanya mengantar dan harus dituntaskan.