Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pembunuhan Ibu Kandung & Nenek, Junaidi Damanik Sempat Dibawa ke RSJ karena Potong Kelaminnya

Saya bilang ke mereka bisa mati kalian nanti sekeluarga kalau tidak kalian bawa ke rumah sakit jiwa.

Editor: Muhammad Ridho
KOMPAS.COM
Pembunuhan Ibu Kandung & Nenek, Junaidi Damanik Sempat Dibawa ke RSJ karena Potong Kelaminnya 

Pembunuhan Ibu Kandung & Nenek, Junaidi Damanik Sempat Dibawa ke RSJ karena Potong Kelaminnya

Setelah pulang dari rumah sakit, lanjut Jhonmedi, Junaidi pun sempat berulah.

Tanpa alasan yang jelas, ia pun tega menghajar adiknya yang perempuan sampai babak belur dan kemudian dilarikan ke rumah sakit.

TRIBUNPEKANBARU.COM - Junaidi Damanik (19), pria yang punya gangguan kejiwaan yang tewas gantung diri setelah lebih dulu membunuh ibu kandungnya, Asna Br Tarigan dan seorang nenek yang menjadi tetangganya, Tigan Br Tarigan ternyata baru beberapa jam keluar dari rumah sakit jiwa.

Hal ini diucapkan oleh Kepala Desa Gunung Manumpak B, Jhonmedi Abraham Saragih.

"Jadi memang punya gangguan kejiwaan dia itu.

Baru malam kemarin orangtuanya bawa dia pulang dari rumah sakit jiwa. Siang pergi ke rumah sakit jiwa Medan, baru jam 02.00 dini hari sampai lagilah dia dan keluarganya di rumah.

Tadi jam 10.00 lah kejadian pembunuhan itu," kata Jhonmedi Saragih.

Ia menyebut kalau Junaidi pernah membuat warga Desa Gempar.

Hal ini lantaran ulahnya yang nekat memotong alat kelaminnya sendiri.

Hal itu baru saja dilakukannya sekitar tiga minggu lalu.

"Pulang dari rumah sakit jiwa karena kelaminnya itu belum baik.

Cerita keluarganya kalau sudah baik nanti kelaminnya itu baru disuruh bawa lagi ke sana karena mereka hanya bisa menangani orang yang punya gangguan kejiwaan.

Itulah dibawa pulang, seperti ini rupanya kejadiannya," kata Jhonmedi.

Ia menyebut Junaidi punya gangguan kejiwaan setelah pulang dari Tebing Tinggi.

Saat itu korban sempat tinggal bersama abangnya.

Karena ada masalah yang hingga kini belum ia ketahui, Junaidi pun pulang.

"Sempat dia keluar rumah dan pergi ke ladangnya pukul 02.00.

Disana dipotongnya kelaminnya itu baru pulang lagi dia ke rumah dan bilang sama bapaknya sudah dipotongnya kelaminnya itu.

Jam 05.00 pagi dibawalah dia ke rumah sakit Grandmed Lubukpakam dan dioperasilah

. Seminggu juga dia di rumah sakit itu," kata Jhonmedi.

Setelah pulang dari rumah sakit, lanjut Jhonmedi, Junaidi pun sempat berulah.

Tanpa alasan yang jelas, ia pun tega menghajar adiknya yang perempuan sampai babak belur dan kemudian dilarikan ke rumah sakit.

"Karena tahu saya ceritanya seperti itu saya suruhlah keluarganya bawa dia ke rumah sakit jiwa.

Enggak bisa dilepas lagi dia itu saya rasa.

Sudah saya nasihati keluarganya.

Saya bilang ke mereka bisa mati kalian nanti sekeluarga kalau tidak kalian bawa ke rumah sakit jiwa.

Itulah mereka bawa tapi ternyata pulang karena belum sembuh kali kelamin dia," kata Jhonmedi.

Kasubag Humas Polresta Deliserdang, Iptu Masfan Naibaho menyebut Asna dan Nenek Tigan tewas setelah dibunuh oleh Junaidi.

Setelah menghabisi nyawa ibu dan neneknya ia pun kemudian bunuh diri dengan cara gantung diri dengan kondisi telanjang di depan rumahnya.

"Kronologis kejadian tadi sekira pukul 11.00 Polsek Tiga Juhar mendapat telpon dari masyarakat yang memberitahukan bahwa telah terjadi perkara pembunuhan di di Desa Gunung Manumpak B.

Setelah itu personil Polsek langsung berangkat ke Tempat Kejadian Perkara (TKP)," kata Masfan.

Setelah sampai di TKP, lanjut Masfan korban Tigan Br Tarigan sudah berada di halaman pekarangan rumah dengan kondisi luka jari putus.

Selain itu lengan kirinya juga putus serta bagian kepala terluka bacokan.

"Saat itu sudah meninggal dunia korban. Di TKP juga ditemukan pelaku Junaidi dalam posisi  gantung  diri menggunakan seutas tali warna biru di teras rumah.

Pelaku kondisi telanjang bulat dan telah meninggal dunia," kata Masfan.

Sementara itu Asna disebut Masfan sudah tewas di dekat kandang kambing dengan luka pergelangan tangan kiri nyaris putus, jari tangan kanan putus dan rambut korban putus.

"Penuh dengan luka bacokan mulai dari bagian kepala luka bacok, leher luka bacok dan meninggal dunia.

Di TKP juga di temukan 2 dua bilah celurit yang di duga merupakan alat yang di gunakan untuk melakukan  pembunuhan," kata Masfan.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved