Waspada DBD, di Kuansing Ada 9 Kasus Hingga Awal Maret Ini
Kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Kuansing, Riau, masih terus terjadi. Di awal Maret ini saja, sudah sembilan kasus DBD ditemukan.
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Ilham Yafiz
Waspada DBD, di Kuansing Ada 9 Kasus Hingga Awal Maret Ini
TRIBUNPEKANBARU.COM - Kasus Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Kuansing, Riau, masih terus terjadi.
Di awal Maret ini saja, sudah sembilan kasus DBD ditemukan.
Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kuansing, Jumardi mengatakan laporan yang masuk dari awal Maret ada lima kasus DBD.
Empat kasus lagi belum dilaporkan.
"Empat kasus itu perawatan di RSUD Teluk Kuantan. Belum dilaporkan ke kita. Jadi totalnya sembilan kasus sejak awal Desember," kata Jumardi, Selasa (10/3/2020).
Empat penderita di RSUD Teluk Kuantan tersebut diperkirakan sudah pulang ke rumah. Penderita diperkirakan sudah sembuh.
Empat penderita yang belum dilaporkan terjadi merupakan warga Desa Sungai Jering, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuansing. Tim Dinkes pun sudah ke lokasi.
"Tim kita sudah ke Sungai Jering. Memastikan ada atau tidaknya jentik-jentik nyamuk," terangnya.
Bila ditotal saat ini, sejak Januari hingga Maret, kasus DBD di Kuansing sudah sebanyak 131 kasus. Di Januari, ada sebanyak 91 kasus DBD.
Sedangkan di Februari sebanyak 31 kasus.
Kasus DBD di Kuansing sendiri cukup memperihatinkan.
Terutama pada pertengahan Januari lalu. Sebab saat itu, dua warga Kuansing meninggal akibat DBD.
Warga yang meninggal tersebut satu berasal dari Kecamatan Sentajo Raya. Satunya lagi dari kecamatan Benai.
Tahun lalu sendiri, ada satu warga Kuansing yang meninggal akibat DBD ini.
Dinkes Kuansing sendiri terus menghimbau warga agar membersihkan lingkungan. Selain itu, fogging juga terus dilakukan.
Walau dua hal diatas terus dilakukan, namun kasus DBD di Kuansing terus terjadi. Bahkan memakan korban dua warga Kuansing.
( Tribunpekanbaru.com / Palti Siahaan )