Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Penanggulangan Covid 19

Remdesivir Obat yang Sedang Proses Uji Coba oleh WHO untuk Basmi Corona, Ini Kandungannya

Remdesivir, obat yang sedang dikembangkan untuk membasmi Virus Corona, Cobvid-19 akan diuji coba di Malaysia.

Editor: Ilham Yafiz
FOTO / AFP
Petugas laboratorium medis mendaftarkan sampel virus coronavirus COVID-19 yang baru di Roosendaal, Belanda pada 4 Maret 2020. 

TRIBUNPEKANBARU.COM  - Remdesivir, obat yang sedang dikembangkan untuk membasmi Virus Corona, Cobvid-19 akan diuji coba di Malaysia.

Uji Coba itu dilakukan oleh lembaga kesehatan Dunia (WHO).

Otoritas Dewan Keamanan Nasional (NSC) mengatakan obat tersebut adalah Remdesivir.

WHO memberi nama uji coba obat-obatan Covid-19 ini adalah "Solidarity".

Para ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia dilaporkan terus berusaha untuk mencari solusi terkait penanganan pandemi global virus corona covid-19.

Upaya-upaya untuk menenmukan dan pembuatan vaksin hingga obat-obatan untuk mengobati covid-19 terus dilakukan.

Namun upaya-upaya yang kini sedang dilakukan WHO tersebut membutuhkan waktu untuk pengujian klinis hingga uji coba ke manusia.

Uji coba yang meliputi 45 negara ini, akan menguji empat obat dan efektivitas kombinasi obat terhadap virus corona baru.

Kandungan Remdesivir

"Senyawa antivirus eksperimental yang disebut remdesivir, obat malaria chloroquine dan hydroxychloroquine, kombinasi dua obat HIV lopinavir dan ritonavir."

"Dan kombinasi yang sama ditambah interferon-beta, suatu penyampai sistem kekebalan yang bisa membantu melumpuhkan virus," jelas Dijen Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, pada akun Facebooknya.

Jadi dalam beberapa minggu ke depan, dunia akan mengetahui apakah obat remdesivir ini bisa melawan Covid-19 atau tidak.

Melansir Cen Asc, sebenarnya obat ini diperuntukkan melawan virus Ebola.

Namun ketika periode Ebola itu terjadi, obat ini juga tidak banyak menunjukkan keberhasilan.

Sementara itu, sejumlah penelitian pada virus corona sudah menunjukkan hasil awal.

Namun para ahli penyakit menular memperingatkan bahwa data yang telah ada tidak bisa menjawab pertanyaan, apakah remdesivir bisa bekerja pada Covid-19.

Selain itu, anti virus ini atau remsedivir tidak memiliki rekam jejak untuk menyembuhkan virus corona.

Di mana mungkin virus ini lebih berbahaya daripada virus RNA lainnya.

Namun sebuah penelitian oleh University of North Carolina, Chapel Hill, menunjukkan hasil yang berbeda.

Dalam tabung percobaan dan penelitian pada hewan, obat ini bisa menghambat virus corona yang menyebabkan SARS dan MERS.

Fakta ini didukung laporan kasus dari The New England Journal of Medicine.

Jurnal ini melaporkan pasien pertama dengan COVID-19 di AS menunjukkan peningkatan yang signifikan pada gejalanya.

Ini terjadi selang beberapa jam setelah minum obat.

Bagaimana Kerja Remdesivir?

Sebelumnya virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 merupakan virus yang menyerang RNA.

Melansir Medicine Net, RNA adalah molekul pembantu pembentukan DNA pada saat proses sintesis protein pada gen.

Salah satu virus RNA yakni SARS-CoV-2 membutuhkan enzim polymerase untuk membentuk rantai RNA.

Remdesivir bekerja dengan mengganti unsur penting yang dibutuhkan oleh enzim RNA polymerase, sehingga rantai RNA tidak dapat terbentuk.

Mudahnya ibaratkan polymerase adalah mesin pembuat mie.

Tentu untuk membuat mie menggunakan mesin itu butuh adonan.

Redemsivir diibaratkan adonan palsu, seperti halnya plastisin mainan anak-anak.

Jadi bila adonan mainan ini dimasukkan ke dalam mesin pembuat mie, maka mie yang dihasilkan tentu tidak bisa dikonsumsi.

Artinya obat ini dirancang untuk memperlambat infeksi sel-sel sehat dengan menghalangi replikasi virus, melansir Al Jazeera.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Mengenal Kandungan dan Cara Kerja Remdesivir, Obat Terbaru Covid-19 yang Akan Diuji Coba WHO.

Editor: Muhammad Fatoni

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved