Pelalawan
Diselamatkan Saat Wabah Corona, Harimau yang Terjerat di Konsesi PT RAPP Diberi Nama Corina
Saat ini, harimau malang itu tengah mendapatkan perawatan intensif. Karena kaki kanan depannya, mengalami luka serius.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Harimau Sumatera betina yang terjerat di lahan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) PT RAPP beberapa lalu, dan berhasil dievakuasi, saat ini sudah berada di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD), Sumatera Barat.
Tim tiba di sana pada Senin (30/3/2020), sekitar pukul 11.30 WIB. Setelah menempuh perjalanan sekitar 19 jam dari lokasi terkena jerat, di Kabupaten Pelalawan.
Setiap dua jam sekali, tim berhenti untuk mengecek kondisinya dalam perjalanan.
Saat ini, harimau malang itu tengah mendapatkan perawatan intensif. Karena kaki kanan depannya, mengalami luka serius.
Butuh waktu sekitar 2 sampai 3 jam sampai harimau tersebut mau keluar dari kandang angkut yang digunakan untuk evakuasi, ke kandang observasi di PRHSD.
Satwa dilindungi itu, diberi nama Corina. Hal ini sebagai pengingat, bahwa harimau itu terjerat di saat dunia sedang disibukkan dengan berita tentang mewabahnya Virus Corona atau Covid-19.
Disebutkan Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, kondisi harimau itu kini cenderung membaik, menunjukkan agesivitas dan sifat keliarannya. Harimau itu juga sudah mau makan dan minum.
"Kami sepakat derngan tim medis, untuk 2 sampai 3 hari ini, belum akan dilakukan medical check up keseluruhan terhadap harimau tersebut," paparnya, Selasa (31/3/2020).
Lanjut dia, setelah nanti kondisinya lebih baik, tenang, tidak stres, tidak dehidrasi dan stabil, baru akan dilakukan medical check up untuk mengetahui kondisi sebenarnya dari harimau itu.
Dia memaparkan bagaimana kondisi harimau itu saat ditemukan. Menurutnya, harimau betina biasanya tidak punya teritori tertentu.
"Biasanya ada betina, ada jantan juga. Informasi yang kami terima dari karyawan yang melaporkan pertama kali ke kami, dan dari petugas-petugas di lapangan, pada saat harimau betina terjerat, ada satu ekor harimau lagi yang menunggu di situ," ungkapnya.
"Artinya, di wilayah itu masih ada harimau lain yang mungkin hidup bersama dengan harimau yang kita evakuasi itu," sambung dia.
Suharyono membeberkan, terhadap harimau yang dievakuasi itu, tim akan melakukan observasi intens.
"Kita menunggu kesembuhan kakinya, kita berharap bisa disembuhkan karena lukanya cukup serius, lukanya sampai ke tulang. Kata dokter atau ahlinya moga-moga masih ada jaringan yang bisa menyambungkan ke bagian telapak kaki, sehingga bisa sembuh," pungkasnya.
Kronologis penemuan harimau terjerat, bermula pada Sabtu (28/3/2020) sekira pukul 15.00 WIB, manajemen PT RAPP, melaporkan tentang adanya harimau yang terjerat ke tim BBKSDA Riau.
Harimau pertama kali ditemukan oleh pekerja lapangan di Blok Meranti, tepatnya di sempadan sungai atau kanal Sangar Blok Meranti.
Atas laporan itu, tim pun dikerahkan untuk turun ke lokasi guna melakukan penyelamatan pada hari itu juga.
Tim diberangkatkan dari Kota Pekanbaru dengan membawa peralatan lengkap, termasuk kandang evakuasi.
Sementara tim medis yang kebetulan saat peristiwa terjadi sedang berada di lokasi lain dalam rangka menangani harimau suspect, juga diminta bergeser ke lokasi harimau terjerat di konsesi HTI PT RAPP.
Setelah lengkap, tim rescuer, tim medis, dibantu tim dari PT RAPP berkumpul di Estate Meranti, guna mempersiapkan segala sesuatunya.
Pada Minggu (29/3/2020), sekitar pukul 10.00 WIB, tim bergerak ke lokasi harimau terjerat.
Jaraknya sekitar 60 kilometer dari titik kumpul, dengan melewati jalur darat.
Baru sekitar pukul 11.30 WIB, tim tiba di pinggir kanal. Tak berhenti sampai di situ, tim harus kembali melanjutkan perjalanan melewati kanal sejauh 2 kilometer, dengan waktu tempuh 15 menit.
Selanjutnya, tim melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 500 meter, dengan waktu tempuh 30 menit.
Tiba di lokasi sekitar pukul 12.30 WIB, tim langsung bergerak untuk melakukan pembiusan, guna melepaskan tali jerat.
Berselang 40 menit kemudian, harimau malang itu berhasil dievakuasi dari lokasi.
Harimau tersebut mengalami luka medis di bagian kaki kanan depan. Lukanya cukup serius, dan diperkirakan sudah terjerat selama 3 hari.
"Harimau Sumatera yang terjerat ini berjenis kelamin betina, berusia remaja, diperkirakan 3 sampai 5 tahun, panjang badang 170 centimeter, dengan berat sekitar 85 sampai 90 kilogram," sebut Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Senin (30/3/2020).
Menurutnya, harimau tersebut perlu dilakukan observasi dan perawatan lebih lanjut terhadap lukanya yang serius di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSDA), Sumatera Barat.
Tanpa menunggu lama, tim langsung berangkat dari Estate Meranti PT RAPP, menuju ke PRHSD pada Minggu sore, sekitar pukul 17.00 WIB, sambil membawa si Kucing Belang Raksasa yang terluka tersebut.(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/breaking-news-harimau-sumatera-yang-terjerat-di-konsesi-hti-pt-rapp-dievakuasi-ke-prhsd-sumbar-1.jpg)