Virus Corona di Riau
Perawat Pasien Corona 2 Minggu Tidur di RSUD AA Pekanbaru, Cuma Bisa Video Call Anak: Rindunya Berat
Berbagai pengorbanan dilakukan oleh pejuang kemanusiaan ini supaya pasien kembali sehat dan terbebas dari virus mematikan itu.
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Di saat masyarakat merasa khawatir dengan Covid-19, para tenaga medis justru harus berhadapan dengan ancaman Virus Corona tersebut.
Berbagai pengorbanan dilakukan oleh pejuang kemanusiaan ini supaya pasien kembali sehat dan terbebas dari virus mematikan itu.
Berjam-jam dalam balutan alat pelindung diri (APD) dan wajib teliti mengikuti prosedur kesehatan agar tidak tertular.
Bahkan yang tak kalah mengundang simpati adalah pengorbanan mereka yang ikhlas berjauhan dari keluarga. Termasuk tak bisa memeluk anak tercinta.
DW, seorang perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad (RSUD-AA), yang meminta namanya diinisialkan, menceritakan konsekuensinya menjadi perawat Covid-19.
Ia harus rela berjauhan dengan dua anaknya, tak pulang ke rumah untuk menemui sang buah hati.
"Setiap malam video call nanya kapan mama pulang. Saya jawab, 'doakan bisa cepat pulang ya Nak.' Paling sedihnya nanti pas puasa dan lebaran nggak bisa juga bertemu anak," ujar DW
DW sudah dua minggu berpisah dengan dua anaknya.
Ia memilih untuk tidak menemui anak dan keluarga serta tetangganya karena takut tertular Covid-19.
Sejak menangani pasien Covid-19 mulai 21 Maret lalu ia tidak pernah pulang ke rumah lagi dan memilih tidur di Rumah Sakit.
Dua anaknya saat ini, satu berusia sekolah SMP dan satu lagi sekolah TK harus diungsikan ke rumah neneknya di Kabupaten Kampar.
Ia sengaja mengungsikan anaknya dan tidak menemui anak serta keluarga selama ditugaskan menangani pasien Covid-19 ini.
Apalagi sejak dirinya mulai bekerja di ruang perawatan pasien covid-19 tanggapan tetangga juga beragam yang mengisyaratkan ketakutan menular dan menolak keberadaannya, sehingga ia memilih untuk tidak pulang.
"Dari bahasa mereka menolak, begitu mereka tahu saya terjun menangani pasien covid-19, memang sudah tahu juga tetangga. Ada yang tanya, 'jadi kakak nggak pulang kan.' 'Iya saya nggak pulang nanti saya di karantina di RSUD.' Saya jawab aja gitu," ujarnya mulai bercerita dengan tribunpekanbaru.com Jumat.
DW sendiri miliki rumah bersama suaminya di Pekanbaru. Sedangkan orangtuanya tinggal di Kabupaten Kampar. Saat ini anaknya tinggal bersama orangtuanya di Kampar selama dirinya mulai bekerja untuk pasien covid-19.