Istri Bupati Siak, Atasi Dampak Virus Corona Lewat Dekranasda & PKK, Acap Kali Rogoh Kantong Sendiri
Istri Bupati Siak, Rasidah Alfedri ikut berada di garda terdepan dalam mengantisipasi Virus Corona di Siak.
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Rinal Maradjo
"Semuanya swadaya, bukan anggaran pemerintahan. Kami turun ke kampung-kampung, keluar masuk desa se Kabupaten Siak," kata dia.
Dalam 1 paket sembako berisi 10 kg beras, 1 papan telur ayam buras, minyak goreng, gula pasir, teh celup dan 2 kaleng sarden. Paket sembako ini merupakan sumbangan untuk keperluan konsumtif bagi masyarakat kurang mampu.
"Karena ada corona, kita tidak mungkin turun ke masyarakat. Dalam kondisi sulit tidak mungkin juga kita bediam diri juga. Jadi pembagian sembako ada yang dikirim ada juga yang kami antarkan langsung," kata dia.
Kesibukan Rasidah tidak hanya setakat pada program pemberian bantuan dan masker semata. Kesehariannya juga tidak melupakan tugas utama yakni mengajar di sekolah. Selain itu ia juga melakukan gerakan mengedukasi masyarakat dan perempuan di Siak.
"Kalau mengajar memang sudah panggilan jiwa. Maka sampai sekarang ibu masih seorang guru biasa di sekolah," kata dia.
Meski bersuamikan seoang pejabat, Rasidah tak pernah terbesit hatinya untuk menjadi pejabat pula. Ia tidak memanfaatkan kesempatan itu untuk menjadi pejabat di kabupaten Siak, meski kekuasaan untuk itu ia miliki.
"Memang dari awal ibu tidak suka menjadi pejabat, ibu cukup senang dan gembira jadi guru. Jiwa ibu adalah jiwa seorang guru," kata dia.
Terkait tentang kesibukannya sehari-hari, mengajar, mengurus dekranasda, PKK, menedukasi masyarakat dan perempuan serta mengurus rumah tangga adalah waktu biasa yang sudah dijalani sejak dahulu. Justru ketika tidak turun ke masyarakat belum tenang perasaannya.
"Ini hanya panggilan jiwa. Ibu lebih senang turun ke desa desa ketimbang ke kota. Ibu suka berjumpa dengan warga di desa-desa, duduk di rumah warga kurang mampu, bercerita dan melihat perjuangan warga yang keras," kata dia.
Terkait tentang perempuan dan hari Kartini, Rasidah Alfedri menyebut Kartini di zaman ini berbeda dengan zaman dahulu. Perempuan di zaman ini memiliki masalah yang lebih kompleks.
Menurut dia, ada 3 hal yang harus dimiliki Kartini zaman ini, yaitu memiliki etika dan sopan santun. Karena seorang wanita itu adalah suri teladan bagi anak-anaknya, dia memiliki hak dan tanggungjawab sebagai orang tua dan istri. Kedua, Kartini di zaman sekarang harus terdidik, lebih pintar sehingga apapun masalahnya ia bisa mencari solusinya dengan bijak. Ketiga, peduli dengan lingkungan.
"Jadi, kalau pun kita perempuan kita harus mampu menjadi pelopor, saling membantu dan peduli dengan lingkungan sekitar," kata dia.
Ia menambahkan, perempuan harus bisa mengurusi semua hal, tidak hanya terfokus pada wilayah domestik.
"Perempuan juga harus tampil pada wilayah publik," kata dia. ( Tribunpekanbaru.com /mayonal putra)