Kondisi Kim Jong Un Semakin Parah, Adiknya Digembleng Jadi Pemimpin Korut, Sosoknya Tak Kalah Garang
Berumur 30 tahun, Kim Yo Jong rupanya berperan dalam hubungan propaganda dan sering muncul dalam acara besar yang dihadiri oleh Kim Jong Un
Kim Yo Jong mengkritik presiden Korea Selatan yang mengungkapkan kekhawatiran terkait latihan militer Korea Utara, serta desakan Korea Selatan untuk hentikan aksi yang dianggap Korea Selatan tidak berkontribusi dalam upaya mengurangi dendam militer kedua negara.
"Sejauh yang aku tahu, Korea Selatan juga lakukan latihan militer dan mereka juga lakukan hal menjijikkan seperti memberi senjata militer ultramodern," ujar wanita itu.
"Apa maksud mereka mereka perlu siapkan kesigapan militer sementara kami harus kurangi kesigapan militer kami? Pendekatan bermodel gangster seperti itu tidak dapat diharapkan dari pemikiran normal."
Namun meski begitu, Kim Yo Jong masih belum menyebut nama Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, ia hanya menyebut 'pihak selatan' untuk menyebut Korea Selatan.
Ia bahkan sudah bertemu dengan Presiden Korea Selatan beberapa kali.
"Respon Korea Selatan sangatlah disesalkan dan mengecewakan tetapi jadi menguntungkan karena tidak ditujukan langsung untuk presiden."
Pernyataan resmi Kim Yo Jong ini diisukan dalam kapasitasnya sebagai wakil direktur pertama dari Komite Pusat Partai Buruh.
Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota bergantian dalam kelompok berkuasa Korea Utara Politburo.
Ia juga menjadi anggota parlemen, sehingga pihak pemerintah Korea Selatan dan ahli lain mengatakan dia secara virtual adalah propaganda unggulan resmi Korea Utara.
Dengan pernyataannya ini, status dan pengaruhnya telah diperluas dari hanya sebagai 'asisten' Kim Jong Un dalam aktivitas publiknya menjadi mampu tunjukkan kegarangannya.
Ada momen penting dalam pertemuan Kim Jong Un dengan Donald Trump dan Moon Jae-in dalam perbincangan mengenai nuklir di tahun 2018 silam.
Rentetan pertemuan itu ada 3 kali pertemuan, dalam salah satu pertemuan, Kim Yo Jong berikan pena ke Kim Jong Un saat dia tandatangani buku daftar hadir.
Si adik juga membawa sarung tangan Kim Jong Un setelah Kim Jong Un menyekop tanah dalam sebuah upacara penanaman pohon, serta membawa buket bunga yang diberikan oleh Kim Jong Un.
Kedekatan kedua saudara selama pertemuan ini memberi banyak pihak spekulasi jika dia akan jadi penerus pemimpin Korea Utara setelah Kim Jong Un dieksekusi nantinya.
Dia juga menjadi 'pembasmi' calon rival yang mengancam kekuasaan keluarga mereka.