INSPIRATIF - Para Bocah di Tanah Air Serahkan Tabungan untuk Beli APD Tenaga Medis
Langsung berbuat tanpa banyak berkoar-koar, para anak kecil dari sejumlah daerah di tanah air ini melakukan donasi untuk membeli APD tenaga medis.
Kisah Mochamad Hafidh dibagikan oleh Polsek Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, dalam akun Instagram @polsekdayeuhkolot1, Kamis (16/4/2020).
Bocah berusia 9 tahun tersebut awalnya datang ke Polsek Dayeuhkolot ditemani ibunya.
Ia membawa kaleng yang berisikan uang pecahan koin mulai dari pecahan Rp 100, Rp 500, dan Rp 1000, dengan jumlah total Rp 453.300.
Kemudian, ia ingin memberikan uang tersebut melalui Polsek Dayeuhkolot untuk membantu membeli APD.
"Kami dari Polsek Dayeuhkolot sangat terharu dengan sikap seorang anak kecil yang berhati mulia yang tiba-tiba datang ke Polsek Dayeuhkolot ingin membantu penanganan virus Corona (Covid-19) dengan memberikan uang tabungan untuk membeli APD (Alat Pelindung Diri).
Tidak bergelimang harta dan uang dengan kondisi pas-pas an namun sanggup untuk berbagi tidak semua orang mampu berbuat seperti demikian," ujar Kompol Sudrajat, yang tertulis dalam unggahan tersebut.
*Yasmin
Perbuatan yang sama juga dilakukan Yasmin Saman. Bocah 6 tahun asal Makassar ini juga menyumbangkan isi celengannya untuk membeli APD bagi tenaga medis.
Siswi kelas 1 SD itu mendatangi langsung posko Jurnalis Peduli Kemanusiaan (JPK) di Sekretariat AJI Makassar di Jalan Toddopuli VII, Kecamatan Manggala, Makassar, Jumat (3/4/2020) siang.
Isi celengan yang berisi uang koin berjumlah Rp 448.800 tersebut langsung disumbangkan oleh Yasmin.
"Terus berjuang dokter-dokter, perawat, semua tenaga kesehatan. Harus bisa sembuhkan banyak orang," kata Yasmin, dikutip dari Kompas.com, Minggu (5/4/2020).
Sang ibu, Mardiana Rusli mengatakan, seluruh isi tabungan Yasmin merupakan uang jajan yang disisihkannya selama 2 tahun.
*Keenan
Terakhir ada bocah berusia 4 tahun dari Kabupaten Sampang, Jawa Timur, bernama Raden Keenan Ronauli Wahyudi, yang juga merelakan isi celengannya untuk membeli APD.
Ayah Keenan, Rony Wahyudi mengungkapkan, awalnya Keenan melihat tayangan televisi tentang seorang tenaga medis di Jakarta yang ditolak masuk ke indekos karena menangani pasien corona.
