Takut Tularkan Virus Corona, Puluhan Cewek Cantik Pemandu Lagu di Semarang Ditolak Mudik Oleh Warga
Akibat wabah Covid-19, tempat mereka mencari nafkah ditutup. Akibatnya mereka tak memiliki penghasilan. Mereka juga tak diperbolehkan mudik
TRIBUNPEKANBARU.COM - Wabah Virus Corona tak hanya berdampak pada pekerja informal lainya.
Para pekerja hiburan malam juga merasakan dampak akibat wabah Virus Corona tersebut.
Akibat wabah Covid-19, tempat mereka mencari nafkah ditutup.
Akibatnya mereka tak memiliki penghasilan. Mereka juga tak diperbolehkan pulang ke kampung halaman.
Nasib pilu tersebut terjadi pada puluhan cewek-cewek pemandu lagu di semarang.
Sebanyak 25 pemandu lagu di tempat karaoke eks lokalisasi Gambilangu (GBL) Semarang ditolak pulang ke kampung halaman.
Pemandu lagu yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Tengah itu ditolak lantaran dikhawatirkan oleh warga di lingkungan rumahnya akan membawa penularan Covid-19.
Padahal, seluruh tempat hiburan di kawasan GBL Semarang kini sudah ditutup oleh pemerintah dan tidak ada aktivitas.
Karena penolakan tersebut, mereka terpaksa tinggal di rumah kos-kosan di sekitar GBL Semarang dan tak memiliki penghasilan.
Satpol PP Kota Semarang pun berencana mengawal kepulangan para pemandu lagu di eks lokalisasi GBL ke daerah asalnya pada Kamis (23/4/2020).
"Tempat karaoke sudah ditutup. Tapi masih ada pemandu lagu yang mau pulang ke kampung halamannya katanya ditolak. Maka mereka indekos di lingkungan GBL ini. Kita beri mereka pembinaan hari ini. Kami akam mengawal kepulangan mereka besok," ujar Kepala Satpol PP Fajar Purwanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (22/4/2020).
Fajar menuturkan, para pemandu lagu juga sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan suhunya rata-rata dinyatakan normal.
"Tadi kita cek suhu badan mereka normal semua rata rata 36 derajat. Maka akan kami kawal kepulangan mereka ke daerah masing-masing paling lambat sebelum 24 April besok," katanya.
Fajar berharap warga di lingkungan rumah mereka bisa menerima kepulangan para pemandu lagu tersebut agar tidak ada stigma negatif.
"Yang penting mereka tidak ada yang carrier corona. Kami harap warga bisa menerima mereka. Apalagi di kompleks GBL sudah tutup dan tidak ada aktivitas terlebih menjelang puasa," ujarnya.
