Millenial
Komunitas Tuli Lancang Kuning, Buka Akses Juru Bahasa Isyarat Covid-19 di Riau
Adanya Petugas Juru Bicara Isyarat saat penyampaian keterangan resmi pemerintah tentang Covid-19 berkat upaya Komunitas Tuli Lancang Kuning
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Sesri
"Kita mengadakan seminar di sekretariat setiap bulan," kata Santi.
Sekretariat berada di Jalan Berdikari, Rumbai, Pekanbaru. Di samping itu, Kutilang aktif mensosialisasikan Bahasa Isyarat di kawasan Car Free Day.
Santi mengemukakan, permasalahan yang sering dihadapi adalah komunikasi antara teman dengar dengan teman tuli.
Dimana, teman dengar tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan teman tuli yang terbiasa dengan bahasa isyarat.
Ditambah lagi, teman tuli kurang percaya diri berteman dengan teman dengar.
"Maka, di sinilah kami (Kutilang) lahir (terbentuk) atas masalah tersebut. Terlebih lagi layanan publik termasuk aksesibilitas teman tuli juga belum tersedia," kata wanita asal Yogyakarta ini.
Santi menjelaskan, Kutilang sebelum terbentuk masih kelas bahasa isyarat yang dibuka secara gratis pada Januari 2019.
Dibukanya kelas didorong oleh belum adanya JBI di Pekanbaru. Sehingga dengan adanya kelas, teman dengar diharapkan dapat berkomunikasi dengan teman tuli.
Kala itu, banyak yang berminat untuk mengikuti kelas. Setelah tiga bulan kelas berakhir, kegiatan ini tidak berlanjut.
Sehingga muncullah inisiatif dari peserta kelas untuk membentuk komunitas sebagai wadah bagi teman tuli mengembangkan potensi terutama mengajar bahasa isyarat kepada teman dengar.
Menurut Santi, komunitas juga membuka kelas Bahasa Indonesia untuk menambah kosa kata bagi teman tuli.
Kelas ini bertujuan untuk menjawab keterbatasan teman tuli dalam mengases literasi. Teman tuli juga difasilitasi mengembangkan potensi mereka di bidang seni, keterampilan menjahit, melukis, workshop dan lain-lain.
"Komunitas juga membuka kelas bahasa isyarat bagi orang tua dengan anak tuli," tambah Santi. Ia mengatakan, Kutilang terbuka bagi siapa saja teman dengar, teman tuli dan orang tua dengan anak tuli.
Bagi teman dengan yang ingin bergabung, diupayakan mampu berbahasa isyarat dasar atau minimal level I agar dapat berkomunikasi dengan teman tuli.
Hingga kini, kata Santi, Kutilang telah beranggotakan 60 anggota.
(TribunPekanbaru/Fernando Sihombing)