Kim Jong Un Diyakini Sudah Meninggal Dunia, Ini Penggantinya yang Disebut-sebut Sebagai Sosok Kejam
Pemimpin Korut Kim Jong Un dikabarkan sudah meninggal dunia. Adiknya Kim Yo Jong disebut-sebut akan jadi pengganti. Sosok ini juga sangat kejam
Penulis: aries | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Sejumlah kalangan meyakini Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meninggal usai menjalani operasi jantung beberapa waktu lalu. Meski hingga hari ini belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Korea Utara.
Pakar Semenanjung Korea, Jang Sung-min mengatakan, dugaan bahwa Kim Jong Un sudah meninggal dunia terbukti dengan tidak hadirnya pemimpin negara komunis itu dalam perayaan dalam Hari Matahari, yakni peringatan kelahiran mendiang kakek sekaligus pendiri Korea Utara, Kim Il Sung.
Terakhir kali Kim terlihat di muka publik adalah saat memimpin pertemuan para petinggi Dewan Politbiro Partai Buruh pada 11 April silam.
Selain itu, sejak menjalani operasi jantung, kabar tentang Kim Jong Un langsung senyap.
Tak ada pernyataan resmi yang menyebutkan kondisinya saat.
"Biasanya, Pemerintah Korut selalu cepat menanggapi rumor apa pun tentang pemimpi mereka. Namun, kali ini seluruh sumber resmi semuanya diam. Ini adalah indikasi nyata," sebut Jang Sung-min seperti dilansir Korea Herald, Sabtu (25/4/2020).
Sementara itu Wakil direktur kanal Hong Kong Satellite TV juga mengklaim bahwa Kim Jong Un meninggal.
Dilansir IBTimes Sabtu (25/4/2020), Jang Sung-min yang juga Chairman The World and Northeast Asia Peace Forum itu menyiratkan kepercayaan bahwa kabar itu benar.
"Kondisi kesehatan Kim Jong Un sangat serius. Kemudian pada pagi ini, seorang sumber dari pemerintah Korut menyimpulkan mustahil bagi mereka menyelamatkannya," kata Jang.
Jang menerangkan, si sumber itu sempat ditanya apakah dia bersedia untuk memastikan apakah Kim sudah tiada ataukah masih hidup.
Sumber itu kemudian tidak menjawab pertanyaan itu dan menghindari memberi jawaban langsung.
"Hanya itu yang perlu Anda ketahui," kata si sumber.
Berbekal ucapan si informan, Jang kemudian menginterpretasi bahwa Pyongyang telah mengakui adanya desas desus mengenai kondisi si pemimpin tertinggi.
"Kami harus membagi risiko soal kabar kematiannya, dan bersiap dengan segala tindakan jika informasi itu benar adanya," ucap Jang.
Dia menambahkan, sebelum Kim tampil lagi di depan publik untuk membuktikan dia masih hidup, dia akan mempertimbangkan yang bersangkutan sudah wafat.
Pada Jumat (24/4/2020), Reuters memberitakan China mengirim tim dokter ke Pyongyang untuk memastikan seperti apa kondisi Kim.
Setelah itu media AS lainnya, Newsweek memberitakan bagaimana Kim masih absen dalam perayaan ulang tahun berdirinya tentara Korut.
Sumber dari Pentagon yang dikutip mengungkapkan, pihaknya saat ini belum mendapatkan informasi bahwa Kim sudah dinyatakan meninggal.
"Saat ini, belum terdapat bukti adanya perubahan signifikan di rantai pertahanan, maupun kepemimpinan nasional yang berubah," kata sumber itu.
Di Twitter, terdapat twit yang mengklaim bahwa Kim Jong Un meninggal pada Rabu (22/4/2020), dengan tim dokter China datang terlambat delapan menit.
Kemudian kicauan dari Rogue WH Snr Advisor, akun yang disebut punya 211.000 pengikut, mengklaim mendapat kabar dari intelijen AS bahwa Kim sudah wafat.
Dikutip Tribunpekanbaru.com dari Daily Mail, untuk menjalankan pemerintah di Korea Utara saat ini, Kim Jong Un sudah mendelegasikan kekuasaan kepada Kim Yo Jong .
Diperkirakan, bila Kim Jong Un meninggal dunia, diperkirakan, adik perempuannya itu akan menjadi calon pengganti pemimpin tertinggi Korea Utara.
Dilansir dari Daily Mail melalui, Selasa (21/4/2020),
Saat ini, Kim Yo Jong berada di antrean politisi senior untuk mengambil alih kendali kekuasaan di Korea Utara.
Kim Yo Jong ditunjuk sebagai anggota pengganti politbiro pada pertemuan 11 April, di mana Kim terakhir terlihat di depan umum.
Wanita 31 tahun ini juga telah mewakili pemerintah Korea Utara dalam berurusan dengan Korea Selatan.
Cheong Seong-chang seorang analis di Institut Sejong Korea Selatan mengatakan,
Kim Yo Jong sudah membawa pengaruh signifikan dalam pemerintahan Korea Utara.
Akan tetapi, ada spekulasi juga bahwa pemimpin dari partai papan atas yang akan menjadi pengganti Kim Jong Un jika terjadi hal buruk..
Pernyataan pakar itu muncul setelah Kim tidak muncul ke hadapan publik sejak memimpin pertemuan Dewan Politbiro Partai Buruh pada 11 April.
Profesor Natasha Lindstaedt, dilansir Daily Mirror Sabtu (25/4/2020), mengatakan bahwa Kim Yo Jong tidak kalah keras dan kejam dari sang kakak jika mendapat tampuk Pemimpin Tertinggi Korea Utara "Gender tak menjadi penghalang si adik menjadi "tiran baru"," sebutnya.
Pakar rezim totalitarian itu menyatakan, jika Kim adik masuk, maka tradisi keluarga memimpin Korut, sejak Kim Il Sung di 1948, terus terjaga.
"Saya tidak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya jika dia memegang kekuasaan," beber Profesor Lindstaedt.
Dia menerangkan, keluarga Kim tidak dilihat sebagai manusia biasa oleh rakyat Korea Utara, mereka dianggap sebagai wakil Tuhan yang akan mengurusi segalanya.
Lindstaedt menjelaskan, jika Kim Yo Jong berkuasa, maka dia juga akan dianggap sebagai Tuhan sama seperti kakaknya tersebut.
"Sangat dimungkinkan dia akan mengambil pendekatan yang lebih kejam dari kakaknya terhadap dunia karena level kemiskinan yang mereka alami," paparnya.
Lindstaedt mengatakan, dia yakin Kim adik bakal lebih tegas dari kakaknya.
Apalagi, dia sering terlihat di muka umum akhir-akhir ini.
Profesor Lindstaedt melanjutkan, sangat mungkin Kim adik merasa bahwa dia perlu lebih tegas dari kakaknya jika dia berkuasa.
Dilansir dari wikipedia, Kim Yo Jong adalah adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Ia juga merupakan putri bungsu dari mantan pemimpin Kim Jong-il dan cucu dari pendiri Korea Utara, Kim Il-sung.
Masa muda
Dilansir Tribunpekanbaru.com dari Tribuntimur.com , Kim Yo-jong terlahir sebagai putri Kim Jong-il dan istrinya Ko Yong-hui pada tanggal 26 September 1988.
Ia dan saudaranya, Kim Jong-un, dikatakan memiliki hubungan dekat, untuk berbagi tahun-tahun terisolasi saat belajar bersama di Swiss dari tahun 1996 hingga 2000, dan di Korea Utara,
"di mana isolasi sosial dan emosional tampaknya telah menjadi kekuatan yang menentukan dalam kehidupan awal mereka" mungkin karena ayah mereka Kim Jong-Il ingin membawa mereka menjauh dari pengaruh ayahnya Kim Il-sung.
Ia mungkin telah belajar di Universitas Militer Kim Il-sung setelah kembali.
Ia juga belajar ilmu komputer di Universitas Kim Il-sung di mana ia dikatakan telah belajar dengan Kim Eun-gyong, putri korban penculikan Jepang Megumi Yokota.
Karier
Dia pertama kali terlihat pada sesi foto untuk para peserta di Konferensi ke - 3 WPK [ ko ] pada September 2010, ketika dia berdiri di samping sekretaris pribadi ayahnya dan nyonya rumah Kim Ok.
Kim Yo-jong diberi banyak publisitas selama layanan pemakaman untuk Kim Jong-il pada Desember 2011, ketika dia muncul beberapa kali bersama saudaranya Kim Jong-un atau memimpin prosesi pemakaman pejabat pusat, meskipun bahkan tidak menjadi anggota komite pemakaman, dan dia tidak pernah disebutkan namanya.
Dia kemudian dilaporkan diberi posisi di bawah Komisi Pertahanan Nasional pada awal 2012 sebagai manajer tur untuk Kim Jong-un, tetapi belum muncul dalam laporan berita kecuali untuk November 2012, ketika Televisi Pusat Korea menunjukkan dia menemani Kim Jong-un di medan berkuda militer.
Ia secara resmi disebut untuk pertama kalinya pada 9 Maret 2014, saat ia menemani saudaranya dalam pemungutan suara untuk Majelis Rakyat Tertinggi . Kim Yo-jong diidentifikasi sebagai "pejabat senior" Komite Sentral WPK.
Pada Oktober 2014, ia dilaporkan kemungkinan mengambil alih tugas negara untuk saudara lelakinya yang sedang sakit sementara ia menjalani perawatan medis..
Pada November 2014, dia dilaporkan sebagai Wakil Direktur Departemen Propaganda dan Agitasi Partai (PAD).
Pada Juli 2015, laporan melihatnya memainkan peran pemimpin de facto departemen, dengan direktur nominal Kim Ki-nam dalam peran pendukung.
Ia juga memegang jabatan wakil menteri, tetapi portofolionya tidak diketahui.
Ia secara teratur menemani Kim Jong-un dalam perjalanan "bimbingan lapangan"..
Dia telah dikatakan sebagai kekuatan pendorong di belakang pengembangan kultus kepribadian kakaknya, meniru model kakek mereka, Kim Il-sung .
Kim terpilih menjadi anggota Majelis Rakyat Tertinggi selama pemilihan parlemen Korea Utara 2019 , mewakili Killimgil.
Pada bulan April di tahun yang sama, ia dikeluarkan sebentar dari politbiro partai, sebelum dipulihkan pada bulan April 2020.
Pada tanggal 21 April 2020, rumor tentang kematian Kim Jong Un telah mendorong Kim Yo-Jong menjadi fokus saat kemungkinan pengganti kepemimpinan pemerintah di Korea Utara.
Kehidupan pribadi
Pada Januari 2015, ia dikabarkan menikahi Choe Song, putra kedua pejabat pemerintah Choe Ryong-hae.
Namun, sumber-sumber pemerintah Korea Selatan sejak itu membantah keakuratan laporan-laporan ini.
Kim Yo-jong menantikan seorang anak di bulan Mei 2015.
Sang ayah, yang tidak teridentifikasi, dianggap sebagai sesama alumni dari universitas Kim Il-sung dan bisa juga seorang pejabat di Ruang 39 dari Partai Pekerja Korea (WPK) atau bekerja di unit militer yang bertanggung jawab untuk menjaga pemimpin negara.
Data Diri:
Nama: Kim Yo Jong
Lahir: 26 September 1988
Tempat Lahir: Pyongyang , Korea Utara
Kebangsaan: Korea Utara
Orangtua: Kim Jong Il
Ko Yong-hui
Alma mater: Universitas Militer Kim Il-sung
Pasangan: Choe Song (m. 2014)
Partai: Partai Buruh Korea
Orang Tua: Kim Jong-il, Ko Young-hee
Pendidikan: Universitas Militer Kim Il Sung, Universitas Kim Il-sung
Saudara kandung: Kim Jong-un, Kim Jong-chul, Kim Jong-nam, Kim Sol-song
