Covid-19 Mampu Bersembunyi Hingga Tak Terdeteksi, Jadi Sebab Pasien Sembuh Bisa Terinfeksi Kembali

Virus Corona, Covid-19 mampu masuk jauh ke dalam tubuh manusia sehingga tidak lagi dapat dideteksi secara konfensional.

Editor: Ilham Yafiz
NICOLAS ASFOURI / AFP
Peneliti menunjukkan model plastik coronavirus COVID-19 di Laboratorium Kendali Mutu di fasilitas Biotek Sinovac di Beijing, Rabu (29/4/2020). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Virus Corona, Covid-19 mampu masuk jauh ke dalam tubuh manusia sehingga tidak lagi dapat dideteksi secara konfensional.

Sebuah studi baru menunjukkan pasien virus corona yang telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit masih bisa membawa virus tersebut jauh di dalam paru-paru mereka.

Yang lebih berbahaya lagi, virus tersebut bersembunyi hingga tidak terdeteksi oleh metode pengujian konvensional.

Dilansir dari South China Morning Post, penemuan yang diterbitkan dalam makalah di jurnal peer-review Cell Research ini dapat menjelaskan mengapa semakin banyak pasien yang pulih, namun kembali positif usai dites lagi.

"Pekerjaan kami memberikan bukti patologis pertama untuk virus residu di paru-paru untuk pasien [yang dites negatif] tiga kali berturut-turut," tulis para peneliti, yang dipimpin oleh Dr Bian Xiuwu dari Universitas Kedokteran Angkatan Darat di Chongqing.

"Ada kebutuhan untuk perbaikan pedoman klinis untuk penahanan virus dan manajemen penyakit", kata mereka.

Penelitian ini didasarkan pada pemeriksaan postmortem dari seorang wanita 78 tahun yang meninggal setelah memiliki virus corona.

Dia dirawat di rumah sakit di Chongqing pada 27 Januari.

Dia kemudian dinyatakan positif Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus, dan kemudian mengembangkan gejalanya.

Setelah menerima pengobatan antivirus, ia dianggap siap untuk dipulangkan pada 13 Februari, setelah menunjukkan hasil negatif dalam tiga putaran pengujian, berdasarkan sampel dari bagian belakang hidung dan tenggorokannya.

Kondisinya membaik secara signifikan, didukung oleh CT scan.

Namun, sehari kemudian, dia menderita serangan jantung dan meninggal.

Bian dan rekannya menyimpulkan bahwa kasus ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk memahami patogenesis infeksi Sars-CoV-2.

Komunitas medis belum menetapkan bagaimana virus dapat mempengaruhi tubuh pasien yang pulih.

Namun postmortem wanita itu tidak menemukan jejak coronavirus di hati, jantung, usus, kulit atau sumsum tulangnya.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved