Dibudak Puluhan Jam, Gaji Cuma Rp 135 Ribu, ABK Indonesia di Kapal China Tewas dan Dilempar ke Laut
Sangat kejam, belum lama ini viral di media sosial video jenazah ABK Indonesia di Kapal China dilempar ke tengah lautan.
Ari adalah salah satu dari belasan ABK asal Indonesia yang telah bekerja selama 1 tahun di atas kapal China tersebut.
Berdasarkan terjemahan Hansol, salah seorang rekan ABK mengatakan Ari meninggal dunia usai mengalami sakit kram dan pembengkakan pada bagian kaki selama 1 bulan.
Dalam video tersebut jenazah Ari sempat diberikan upacara pemakaman seadanya sebelum pada akhirnya dilempar kru kapal ke tengah lautan.
Sebelum Ari, terdapat dua ABK asal Indonesia yang jenazahnya juga dilempar ke tengah lautan yakni, Al Fatah (19) dan Sepri (24).
Mirisnya, pelemparan jenazah ABK ke tengah laut ini dilakukan usai para awak kapal diketahui telah menandatangani surat pernyataan terkait prosedur penanganan jenazah bila mereka wafat.
Mengutip Kompas.com, Hansol menerjemahkan dalam surat tersebut, setiap ABK yang meninggal di atas kapal jenazahnya akan dikremasi.
Usai dikremasi, abu jenazah dijanjikan akan dikirim ke keluarga masing-masing dengan uang asuransi sebesar Rp 150 juta untuk ahli waris mereka.
Dari pemberitaan MBC yang disampaikan Hansol, salah satu ABK yang bekerja di atas kapal tersebut bersaksi bahwa telah terjadi kasus eksploitasi manusia di tempat kerjanya.
Mulai dari jam kerja yang gila-gilaan hingga lingkungan kerja yang mirip dengan perbudakan.
Menurut penerjemahan yang disampaikan Hansol, ABK tersebut mengaku sehari-hari mereka bekerja selama 18 hingga 30 jam dengan waktu istirahat cuma 6 jam.
Selama bekerja sekitar 13 bulan di atas kapal tersebut, awak kapal hanya menerima gaji sekitar Rp 1,7 juta.
Jika dibagi per bulannya, para pelaut yang bekerja puluhan jam tersebut hanya dibayar sekitar Rp 135 ribu per bulan.
Dikutip Sosok.ID dari Kompas.com, diketahui, kapal tersebut adalah kapal penangkap tuna yang beroperasi di sekitar perairan dalam.
Akan tetapi dalam operasinya, kapal China ini diduga kerap melakukan penangkapan ilegal ikan hiu secara besar-besaran
Melansir tayangan pemberitaan MBC melalui kanal YouTube Korea Reomit, aktivis lingkungan Korea Selatan Lee Yong-ki yakin, kapal tersebut khawatir jika aktivitas ilegal mereka ketahuan.