Klaster Covid 19 di Riau
Hasil Tracing Klaster Magetan di Pelalawan Riau Bertambah Jadi 44 Orang, Ini Hasil Rapid Testnya
Tim surveylan Dinas Kesehatan (Diskes) dan aparat lainnya terus mencari keberadaan warga yang terindikasi kontak dengan klaster Magetan ini.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PANGKALAN KERINCI - Warga Kabupaten Pelalawan Riau hasil tracing contac Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) klaster Pondok Pesantren di Magetan, Jawa Timur bertambah lima menjadi 44 orang.
Penambahan lima orang ini berasal dari Kecamatan Kuala Kampar yang laporanya diterima dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat.
Tim surveylan Dinas Kesehatan (Diskes) dan aparat lainnya terus mencari keberadaan warga yang terindikasi kontak dengan klaster Magetan ini.
Dari 44 warga, tim gabungan telah berhasil melakukan rapid test terhadap 32 orang.
"Sebanyak 32 orang yang rapid test hasilnya negatif Covid-19 semuanya. Sisanya 12 orang lagi sekarang," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan, H Asril M.Kes, kepada tribunpekanbaru.com, Jumat (8/5/2020).
Juru bicara tim gugus tugas penanggulangan Covid-19 Pelalawan ini menerangkan, tim surveylan terus mencari keberadaan 12 orang lainnya untuk menjalani test cepat sebagai skrinning awal mendeteksi penyebaran virus corona.
• Pasien Positif Covid-19 di Pekanbaru Terbanyak dari Pasien Klaster Malaysia dan Klaster Sukabumi
• BREAKING NEWS: Dirawat Sekitar 22 Hari , ME Pasien 03 Positif Corona Dumai Dinyatakan Sembuh
• Hingga Malam Ini, Tim Diskes Pelalawan Belum Temukan 12 Warga Klaster Magetan Untuk Rapid Test
Petugas mengalami kendala dalam mengecek kesehatan warga Pelalawan yang berhubungan dengan klaste Magetan ini.
Pasalnya, kebanyakan orang yang dituju tidak kooperatif dan selalu menghindar ketika didatangi tim medis yang mengunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Belum lagi jarak tempuh yang jauh membutuhkan waktu cukup lama. Untuk menggapai rumah suspek tersebut, terkadang petugas musti berulang kali datang karena menurut pengakuan keluarga yang bersangkutan sedang tidak berada di tempat.
"Ada juga opini muncul dari warga yang masuk tracing contak ini menyebutkan kami bukan penyebar virus. Itu pemahaman yang salah. Petugas kita memberikan penjelasan tentang itu kepada mereka," tandas Asril.
Pihaknya berharap masyarakat bisa kooperatif dan mengikuti anjuran tim medis dalam menjalankan rapid test demi kebaikan bersama.
Jika kemudian hasilnya semua negatif, berarti tidak ada yang perlu dikuatirkan lagi. Namun kalau belum diperiksa seluruhnya berbagai asumsi akan timbul di masyarakat.
(Tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung)