OPINI
Saat Pandemi Covid-19, Perekonomian Riau Tumbuh Positif di Triwulan 1 2020, Tapi Tunggu Dulu!
Perekonomian Riau Triwulan 1 2020 tumubuh positif. Pertumbuhan itu seiring dengan merebaknya pandemi Covid19.
Saat Pandemi Covid-19, Perekonomian Riau Tumbuh Positif di Triwulan 1 2020, Tapi Tunggu Dulu!

Oleh : Rahmi Renzya, SST ( Statistisi Pertama BPS Provinsi Riau )
=====================
Perekonomian Riau tumbuh positif di tengah pandemi Covid19 yang melanda Indonesia.
Berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik Provinsi Riau pada 5 Mei 2020 yang lalu, ekonomi Riau tumbuh 2,24
persen pada triwulan I-2020.
Angka ini merupakan angka pertumbuhan terendah pada triwulan yang sama sejak tahun 2016.
Terakhir, pada tahun 2015, perekonomian Riau terpuruk akibat anjloknya harga minyak mentah di pasar internasional (sekitar 33 USD/barel) serta adanya bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda Riau dan sebagian besar Pulau Sumatera.
Saat itu, ekonomi Riau tahun 2015 hanya mampu tumbuh sebesar 0,22 persen dan pertumbuhan pada triwulan I-2015 terkontraksi sebesar minus 0,01 persen.
Jadi, apakah yang mendorong perekonomian Riau sehingga masih mampu tumbuh positif saat masyarakat banyak yang kehilangan pekerjaan dan aktivitas masyarakat dibatasi dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pekanbaru?
Apabila kita lihat menurut lapangan usaha, Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dan Industri Pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Riau di triwulan I-2020.
Memang, beberapa lapangan usaha mengalami pertumbuhan yang negatif apabila dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year).
Sebagai contoh, lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tumbuh minus 7,11 persen, lapangan usaha Tranportasi dan Pergudangan tumbuh minus 4,24 persen, lapangan usaha Penyediaan komodasi dan Makan Minum tumbuh minus 6,22 persen dan beberapa lapangan usaha di sektor jasa-jasa yang juga mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi).
Kontraksi pertumbuhan yang terjadi pada lapangan usaha tersebut lebih diakibatkan oleh adanya pandemi Covid19 di bumi lancing kuning.
Namun, kontribusi lapangan usaha tersebut terhadap perekonomian Riau cenderung kecil, di bawah 10 persen.
Di sisi lain, lapangan usaha yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Riau tidak terlalu terdampak.
Lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mampu tumbuh sebesar 7,81 persen.
Permintaan tandan buah segar (TBS), yang merupakan bahan baku CPO, meningkat akibat adanya kenaikan permintaan CPO dari negara India yang mengalihkan impor CPO nya dari Malaysia ke Riau.
Selain itu, adanya kenaikan produksi padi di beberapa sentra padi di Riau yang mulai memasuki masa panen raya juga mempengaruhi tingginya pertumbuhan pada lapangan usaha ini.
Sementara itu, lapangan usaha Industri Pengolahan juga tumbuh positif sebesar 5,66 persen.
Permintaan yang masih cukup tinggi pada industri makanan dan minuman (utamanya CPO), industri kertas, industri barang galian bukan logam, dan industri kayu meningkatkan angka pertumbuhan lapangan usaha industri
pengolahan secara total.
Kedua lapangan usaha inilah yang menjadikan ekonomi Riau masih mampu bertahan positif di tengah kondisi sosial ekonomi masyarakat yang terpuruk akibat adanya pandemi Covid19 ini.
Apabila dilihat dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa merupakan sumber pertumbuhan utama terhadap perekonomian Riau di triwulan I-2020. Kinerja ekspor barang dan jasa tumbuh sebesar 15,19 persen.
CPO dan produk turunannya masih menjadi primadona ekspor Riau saat ini dengan negara tujuan ekspor nonmigas utama yakni India dan Tiongkok.
Sementara itu, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi fisik juga tumbuh sebesar 2,71 persen akibat masih berjalannya beberapa proyek infrastruktur di Riau seperti jalan tol Pekanbaru-Dumai dan jalan tol Bangkinang-Pekanbaru.
Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) juga tumbuh 1,72 persen.
Walaupun jauh melambat dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,25 persen,
pengeluaran konsumsi masyarakat Riau pada beberapa jenis pengeluaran nyatanya masih cukup tinggi.
Contohnya pengeluaran konsumsi makanan dan minuman tidak beralkohol dan pengeluaran konsumsi terhadap komunikasi yang meningkat tinggi akibat adanya kebijakan pembatasan sosial dan work from home.
Walaupun demikian, Riau perlu bersiap terhadap apa yang akan terjadi pada pertumbuhan ekonomi di triwulan mendatang.
Dampak dari Covid19 yang belum terlalu terasa ini bisa jadi karena Covid19 baru muncul di akhir triwulan, yakni di bulan Maret.
Sehingga lapangan usaha yang terdampak hanya sebagian kecil saja.
Saat ini, berbagai kebijakan pemerintah sudah mulai diterapkan di seluruh tempat.
Adanya larangan mudik, penutupan berbagai moda transportasi, dan kebijakan PSBB yang sudah berlaku di banyak kota di Indonesia besar kemungkinan akan berdampak terhadap perekonomian Riau .
Lapangan usaha yang berkontribusi kecil terhadap perekonomian Riau bisa jadi terpuruk semakin dalam dan lapangan usaha yang berkontribusi besar bisa jadi akan terdampak cukup signifikan dari adanya berbagai kebijakan ini.
Ini baru permulaan. Riau harus siaga !