APES, Dukun yang Didatangi Pasien Positif Covid-19, Dinyatakan Jadi ODP
Dukun di Kabupaten Bogor itu dinyatakan berstatus sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) setelah berkontak dengan pasien positif corona yang kabur.
TRIBUNPEKANBARU.COM, BOGOR - Dukun ketiban apes. Masih ingatkah kisah pasien positif Covid-19 yang kabur dan menghilang, lalu ditemukan di rumah dukun?
Akibatnya, kini dukun di Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu dinyatakan berstatus sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Penyebabnya, dukun itu telah melakukan kontak dengan pasiennya, seorang ibu yang ternyata terkonfirmasi Covid-19 berinisial E.
E yang terinfeksi corona mendatangi tempat praktik dukun tersebut untuk berobat.
Selain dukun, para pasien dukun juga berstatus ODP karena berkontak dengan E (42).
• MIRIS,Siswi SMP Pembunuh Bocah di Lemari Mengandung 14 Minggu,Ternyata Juga Korban Kekerasan Seksual
• Geledah Rumah Pengedar Narkoba di Inhu Riau, Polisi Temukan 18 Paket Sabu dan 6 Butir Ekstasi
• Buntut Video Viral Cekcok dengan Petugas PSBB, Anggota DPRD Pasaman Dihukum Bagi Masker dan Sembako
"Kita sudah tracing pendataan disinfektan, pembagian masker.”
“Nanti rencana kita mau tes kepada 10 orang termasuk dukun itu, kemudian isolasi mandiri itu yang penting," kata Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Puskesmas Sukamakmur Teguh Yudiana, Rabu (13/5/2020).
Peristiwa bermula dari seorang ibu berinisial E.
Pasien E sebelumnya sudah sempat dirawat di rumah sakit karena berpenyakit seperti TBC.
"Awalnya dia ke rumah sakit untuk berobat karena sakit TBC. Karena selama dirawat tidak ada perbaikan yang signifikan, ditambah lagi ekonominya, akhirnya dia ke dukun," ucap Teguh.
Karena E juga mengalami demam dan sesak napas, maka E juga harus mengikuti rapid test dengan hasil reaktif.
Namun karena hasil tes swab polymerase chain reaction (PCR) belum keluar, perempuan asal Desa Balekambang, Kecamatan Jonggol ini minta dipulangkan.
Beberapa hari kemudian, hasil tes swab keluar dan E dinyatakan positif.
Namun saat dijemput petugas, pihak keluarga menolak.
"Pihak RS dan puskesmas koordinasi untuk jemput lagi pasien ini. Ditelepon juga sudah, tapi dia menolak untuk dirawat atau isolasi kembali," ucap Teguh.