Wabah Virus Corona
Surabaya Disebut Bisa Jadi 'Wuhan Kedua', Penyebaran Virus Corona Tak Terkendali? Ini Kata Risma
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan bahwa kondisi penularan virus Corona di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) sebenarnya masih bisa dikendalik
Jajaran Gugus Tugas dan Pemerintah Kota Surbaya telah berhasil memetakan data dan pola penyebaran virus di wilayahnya.
Oleh karenanya, saat ini pemkot tinggal melakukan eksekusi untuk menanggulangi virus tersebut secara tepat dan cepat.
Sehingga, pasien penderita covid-19 di Surabaya dapat segera ditangani, sedangkan tingkat penyebaran virus bisa terus ditekan secara signifikan.
"Jadi karena kami punya data, siapa pasien itu dan kemudian bagaimana pola penyebarannya kami sudah tahu," kata Risma.
"Jadi kenapa kemudian saya percaya dengan ketepatan dan kecepatan, maka kita bisa menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," lanjutnya.
Risma beralasan pihaknya ingin menyelesaikan masalah covid-19 di Surabaya dengan cepat agar masyarakat dapat segera kembali menjalankan aktivitas ekonominya.
"Karena kalau kita ngomong kita akan menyelesaikan masalah itu, kalau lama itu nggak ada gunanya karena kemudian perekonomian tidak bisa bergerak," terang Risma.
• Nasib Sekolah Era New Normal Masih Dibahas Kemendikbud, Khofifah Duluan Ambil Sikap di Jawa Timur
• New Normal di Indonesia, Waspada Lonjakan Kasus Corona, Becermin dari Korsel Setelah Sekolah Dibuka
Ia kemudian mengungkapkan bahwa masih ada sebagian warganya yang belum mengerti mengenai covid-19.
Oleh karena itu, Risma beserta jajarannya terus menggalakkan sosialisasi untul memberi pemahaman pada warga.
Sehingga, bila warga sudah mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan virus, secara tidak langsung akan mengurangi tingkat penularan diantara warga.
"Memang ada yang mungkin mereka tidak tahu bagaimana penyebarannya, karena itu kita terus melakukan sosialisasi," ungkap Risma.
Risma bahkan mengaku sudah turun langsung sejak subuh ke pasar-pasar di Surabaya untu memberikan sosialisasi pada warga terkait pandemi dan protokol kesehatan.
"Memang terus-menerus harus kita lakukan, karena kita tahu penduduk Surabaya jumlahnya cukup besar kemudian banyak pula urban, pendatang yang datang ke Surabaya. Juga dengan berbagai macam tingkatan pendidikan," imbuh Risma.