Jebakan Maut China, Malaysia Sudah Terperangkap, Mahathir Mohamad: Negara Anda akan Dikontrol Mereka

Mahathir Mohamad berujar jika negara tak bisa melunasi hutang ke China, maka negara pengutang akan berada di bawah kontrol China.

SHUTTERSTOCK
Bendera China 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Bagi politikus Malaysia, China punya jebakan maut yang tentunya sangat membahayakan beberapa negara.

Mahathir bin Mohamad sebelum mundur sebagai PM Malaysia pada Februari lalu pernah memberikan peringatan keras bagi negara manapun yang berhutang ke China.

Bagi Mahathir, utang dari China adalah jebakan.

Saat Mahathir masih menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia, dia berujar jika tak bisa melunasinya maka negara pengutang akan berada di bawah kontrol China.

Bendera China berkibar di kawasan bisnis Kota Beijing, China.
Bendera China berkibar di kawasan bisnis Kota Beijing, China. (Timesofisrael.com)

Gali lubang tutup lubang, utangan dari Jepang itu untuk melunasi utang Malaysia ke China.

Mengutip Kontan.co.id, Mahathir melontarkan peringatan ini lantaran Filipina ia sebut sedang mendapat gelontoran dana dari Investor asal China.

Mahathir memperingatkan agar Filipina berhati-hati mengenai potensi jebakan yang bisa menimpa mereka jika tak bisa melunasi pinjaman layaknya Malaysia.

"Jika meminjam uang dalam jumlah besar dari China, kemudian tak sanggup melunasi, pihak peminjam di bawah kontrol pemberi pinjaman," kata Mahathir kepada ABS-CBN News saat kunjungan dua hari di Filipina, mengutip The Straits Times.

Mahathir menyarankan agar Filipina meregulasi dan membatasi pengaruh China di negara mereka.

Karena ia langsung membatalkan beberapa kesepakatan antar Malaysia-China karena dinilai tidak ada untungnya bagi Malaysia.

Sementara itu Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi pintu bagi Investor China agar menanamkan modal mereka sebesar US$108 miliar.

Uang itu nantinya digunakan Filipina untuk membangun jalan raya, kereta api, bandara, dermaga dan jembatan baru dalam jangka 10 tahun ke depan.

Para pengamat ekonomi memperingatkan, poros ke China dapat mengarah pada perangkap utang.

Sri Lanka contohnya, mereka terpaksa menyerahkan kontrol dua pelabuhan utamanya setelah gagal membayar utang ke China.

Namun nampaknya Malaysia masih tetap belum bisa lepas dari utang ke China.

Mengutip navyrecognition.com, pasalnya mereka dalam kesepakatan membangun Littoral Mission Ship (LMS) di Chinese shipyard Wuchang Shipbuilding Industry Group untuk AL Malaysia.

Namun pembayaran biaya pembuatan kapal perang permukaan itu dengan cara dicicil selama puluhan tahun oleh pemerintah Malaysia alias mereka 'kasbon' dulu ke China.

Ilustrasi - TERBONGKAR Jebakan Maut China, Malaysia & Sri Lanka Terjebak, Filipina Diingatkan Hati-hati
Ilustrasi - TERBONGKAR Jebakan Maut China, Malaysia & Sri Lanka Terjebak, Filipina Diingatkan Hati-hati (AFP)

Kasus Lain Soal Laut China Selatan

Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, Senin (18/5), mengatakan, Malaysia perlu memperhatikan peningkatan aktivitas oleh kekuatan besar di Laut China Selatan.

Diketahui Raja menyatakan, strategi pertahanan Malaysia perlu mempertimbangkan pentingnya diplomasi pertahanan, kebijakan luar negeri yang pragmatis, perjanjian internasional, dan posisi geopolitik di kawasan Asia Pasifik.

Terkait hal itu kabarnya China mengklaim sebagian besar laut china selatan, yang membuat negara disekitarnya menentang klaim teritorial dari Pihak China.

 "Peningkatan aktivitas oleh kekuatan besar di Laut China Selatan baru-baru ini perlu diperhatikan," kata Raja di depan Dewan Rakyat Malaysia seperti dikutip Channelnewsasia.com.

"Oleh karena itu, Malaysia harus selalu peka terhadap domain maritim, sambil menyusun strategi yang mendukung aspirasi geopolitik kita," ujar dia.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan.

Tapi, ada yang tumpang tindih dengan klaim Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Amerika Serikat dan sekutunya juga menentang klaim teritorial China.

Gejolak di Laut China Selatan
Gejolak di Laut China Selatan (Google Maps)

Washington telah meminta Beijing untuk menghentikan "taktik intimidasi" di Laut China Selatan, dan menuduh mendorong kehadirannya di perairan yang disengketakan sementara negara lain sibuk dengan wabah virus corona baru.

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein menyerukan, ketenangan di Laut China Selatan dan menegaskan kembali komitmen Malaysia untuk perdamaian di perairan yang disengketakan.

Ini terjadi setelah kapal survei Pemerintah China membuntuti kapal eksplorasi yang Petronas operasikan di Laut China Selatan.

"Karena kompleksitas dan sensitivitas masalah ini, semua pihak harus bekerjasama untuk menjaga perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Laut China Selatan, dan meningkatkan upaya untuk membangun, mempertahankan, dan meningkatkan rasa saling percaya dan kepercayaan diri,” kata Hishammuddin.

Artikel ini pernah tayang di Hot.grid.id dengan judul asli "Malaysia Dibawah Kontrol China Karena Utang, PM Mahathir Peringatkan : Negara Anda akan Dikontrol Mereka"

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul TERUNGKAP Jebakan Maut China, Malaysia dan Sri Lanka Terjebak, Ingatkan Filipina Hati-hati

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved