Pasrah 7 Jam Mengapung di Laut Karimun, KISAH 2 WNI Nekat Terjun ke Laut Kabur Dari Kapal Ikan China
kabur dari kapal berbendera China tersebut karena sudah tidak tahan dengan penyiksaan yang dialami selema bekerja di kapal tersebut.
Namun arus laut yang kuat malah membawa mereka menjauh.
Sekitar tujuh jam mereka mengapung dengan bermodalkan life jaket dan sebuah pelampung kecil.
Dalam kondisi tubuh yang lemas, Andri dan Reynalfi berpelukan agar bisa bertahan dan tidak terpisah.
"Di laut itu kami sudah pasrah," ujar Andri.
Sekira pukul 03.00 WIB, keduanya melihat ada perahu nelayan dengan jarak sekitar 150 meter dari mereka.
Sambil berteriak minta tolong, Andri dan Reynalfi berenang dengan sisa kekuatan ke arah perahu.
"Di situ kami yakin selamat. Melihat perahu nelayan yang sedang menjaring ikan. Kami diselamatkan bapak nelayan. Beliau pahlawan," ucap Andri sambil menunjuk kepada nelayan, Tengku Azhar.
Selanjutnya Tengku Azhar membawa mereka ke Pantai Leho Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Rindu keluarga
Keinginan Andri setelah berhasil kabur dari kapal Lu Qing Yuan Yu 213 adalah segera bertemu dengan istri dan kedua anaknya yang berada di Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Saya ingin, keinginan saya sekarang ingin pulang, ketemu keluarga," ungkap Andri dengan nada terbata-terbata, Sabtu (6/6/2020).
Keinginan yang sama juga dirasakan oleh Reynalfi, rekan Andri.
Reynalfi diketahui berasal dari Pematang Siantar, Sumatera Utara dan telah memiliki istri.
"Keduanya sudah berkeluarga," kata Kapolres Karimun, Muhammad Adenan yang menjumpai keduanya di Mapolsek Tebing.
Penulis: Elhadif Putra
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul Dijanjikan Kerja di Korea & Dapat Gaji Puluhan Juta, WNI Ini Malah Jadi Pekerja di Kapal Ikan China