Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kabar Virus Corona di Riau

Politisi di Riau Ramai-ramai Swab Test Mandiri di RSUD Arifin Achmad, Terkait Pilkada or Kejar SPPD?

Ia menduga urusan politisi tersebut bisa saja terkait dengan persiapan Pilkada maupun urusan politik lainnya, namun ia tidak menyinggung terkait SPPD

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Ilustrasi/Nolpitos Hendri
Politisi di Riau Ramai-ramai Swab Test Mandiri di RSUD Arifin Achmad, Terkait Pilkada or Kejar SPPD? 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Politisi di Riau ramai-ramai mengikuti swab test mandiri di RSUD Arifin Achmad sebagai syarat untuk mendapatkan Surat Izin Keluar Masuk atau SIKM.

Namun, belum diketahui tujuan dari para politisi ini mengikuti swab test untuk mendapatkan SIKM.

Apakah SIKM akan digunakan untuk perjalanan guna komunikasi politik terkiat dengan Pilkada Serentak 2020 atau untuk mendapatkan dana Surat Perintah Perjalanan Dinas atau SPPD yang selama wabah virus corona tidak bisa didapatkan?

Pastinya, hasil swab test yang menjadi syarat utama mendapatkan SIKM tersebut, jumlah yang dikeluarkan pihak Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Arifin Achmad juga sudah mulai banyak.

Menurut Dirut RSUD Arifin Achmad Nuzelly Husnedi pemohon untuk swab test tersebut beberapa hari terakhir didominasi kalangan politisi dan pejabat dari eksekutif.    

Ia menduga urusan politisi tersebut bisa saja terkait dengan persiapan Pilkada maupun urusan politik lainnya, namun ia tidak menyinggung terkait SPPD.    

"Ada teman-teman kita dari politisi yang banyak mengajukan surat untuk swab test mandiri," ujar Nuzelly kepada Tribunpekanbaru.com.

Untuk jumlah yang melakukan pengajuan swab test mandiri ke RSUD Arifin Achmad seharinya diperkirakan 10 berkas pengajuan.

"Kalau yang mengajukan itu ada berkas 10 - an sehari," jelasnya.

Sampai saat ini untuk pejabat eksekutif Pemprov Riau belum ada yang melakukan kunjungan ke luar daerah, sebagaimana instruksi dari Gubernur menurut Nuzelly masih belum boleh keluar daerah.

"Kami pejabat Pemprov belum dibolehkan pak Gubernur keluar daerah," ujar Nuzelly.

Menurut Nuzelly Husnedi pihaknya melayani masyarakat untuk pengujian swab test sebagai syarat keluar masuk di Riau, dengan tarif yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Sebagaimana diketahui saat ini banyak masyarakat asal Riau yang sudah ingin pulang kembali ke tempat kerja mereka terutama di Ibukota Jakarta, hanya saja masih terkendala uji awan dan SIKM tersebut.

Pemprov Riau juga akan memberikan kemudahan dengan membantu separuh tarif bagi mahasiswa dan santri yang ingin kembali ke pulau Jawa.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Provinsi Riau menjadi daerah yang menunjukkan trend positif dalam upaya penanggulangan Covid-19, karena sudah tidak ada temuan kasus batu dan pasien yang positif juga sudah banyak yang sembuh dan pulang ke rumah.

Maka untuk mempertahankan ini, dua Minggu kedepan harus ada pembatasan orang untuk masuk dan keluar dari Riau, sehingga tidak ada lagi penularan baru kasus positif, terutama dari daerah yang menjadi episentrum Covid-19 seperti Jakarta dan kota lainnya di Pulau Jawa.

"Dua Minggu ini menjadi titik kritis, kita ingin pertahankan itu, agar jangan sampai banyak keluar masuk dulu orang dari Riau,"ujar Nuzelly.

Makanya sebagai upaya untuk membatasi keluar masuk masyarakat ke Riau tersebut, Pemerintah mempersulit untuk pembuatan surat keterangan yang salahsatunya harus memiliki hasil swab negatif.

Dimana pemerintah melalui RSUD Arifin Achmad menerapkan tarif hingga Rp1,7 juta sekali swab test yang tujuannya agar masyarakat tidak mudah mendapatkan surat izin untuk bisa bepergian tersebut.

"Kita mempersulit agar tidak terjadi keluar masuk orang di Riau selama masa kritis ini, intinya sangat terpaksa baru berangkat ke Jakarta, karena di sana daerah episentrum," ujarnya.

Nuzelly menambahkan, tujuannya memberlakukan tarif Rp1,7 juta itu bukan bertujuan untuk komersialisasi karena mengharapkan untuk keuangan Rumah Sakit, melainkan hanya semata-mata mempersulit.

"Malah kita berharap jangan ada. Biar tidak ada transmisi lagi di lokal, karena kan sampai saat ini cuma dua penularan dari Magetan dan Sukabumi transmisi dari luar yang sebelumnya," ujar Nuzelly.

Tarif Swab Test Mandiri di RSUD Arifin Achmad Rp 1,7 Juta

Permintaan masyarakat untuk mendapatkan surat izin keluar masuk (SIKM) mulai banyak permintaan, uji swab menjadi syarat utama mendapatkan SIKM tersebut, jumlah yang dikeluarkan pihak Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad (RSUD-AA) juga sudah mulai banyak.

Hingga Jumat (5/6/2020) jumlah yang dikeluarkan RSUD-AA sudah mencapai untuk uji swab sebanyak 46 sedangkan untuk rapid test 92, berdasarkan permintaan masyarakat.

"Sampai saat ini yang dikeluarkan RSUD AA itu uji swab 46 dan rapid test 92," ujar Dirut RSUD AA Nuzelly Husnedi kepada tribunpekanbaru.com Jumat.

Menurut Nuzelly Husnedi pihaknya melayani masyarakat untuk pengujian swab sebagai syarat keluar masuk di Riau, dengan tarif yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Sebagaimana diketahui saat ini banyak masyarakat asal Riau yang sudah ingin pulang kembali ke tempat kerja mereka terutama di Ibukota Jakarta, hanya saja masih terkendala uji awan dan SIKM tersebut.

Pemprov Riau juga akan memberikan kemudahan dengan membantu separuh tarif bagi mahasiswa dan santri yang ingin kembali ke pulau Jawa.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Provinsi Riau menjadi daerah yang menunjukkan trend positif dalam upaya penanggulangan covid-19, karena sudah tidak ada temuan kasus batu dan pasien yang positif juga sudah banyak yang sembuh dan pulang ke rumah.

Maka untuk mempertahankan ini, dua Minggu kedepan harus ada pembatasan orang untuk masuk dan keluar dari Riau, sehingga tidak ada lagi penularan baru kasus positif, terutama dari daerah yang menjadi episentrum covid-19 seperti Jakarta dan kota lainnya di Pulau Jawa.

"Dua Minggu ini menjadi titik kritis, kita ingin pertahankan itu, agar jangan sampai banyak keluar masuk dulu orang dari Riau," ujar Nuzelly.

Makanya sebagai upaya untuk membatasi keluar masuk masyarakat ke Riau tersebut, Pemerintah mempersulit untuk pembuatan surat keterangan yang salahsatunya harus memiliki hasil swab negatif.

Pemerintah melalui RSUD - AA menerapkan tarif hingga Rp1,7 juta sekali uji swab yang tujuannya agar masyarakat tidak mudah mendapatkan surat izin untuk bisa bepergian tersebut.

"Kita mempersulit agar tidak terjadi keluar masuk orang di Riau selama masa kritis ini, intinya sangat terpaksa baru berangkat ke Jakarta, karena di sana daerah episentrum," ujarnya.

Nuzelly menambahkan, tujuannya memberlakukan tarif Rp1,7 juta itu bukan bertujuan untuk komersialisasi karena mengharapkan untuk keuangan Rumah Sakit, melainkan hanya semata-mata mempersulit.

"Malah kita berharap jangan ada. Biar tidak ada transmisi lagi di lokal, karena kan sampai saat ini cuma dua penularan dari Magetan dan Sukabumi transmisi dari luar yang sebelumnya," ujar Nuzelly.

Virus Corona di Riau - Tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved