Prajurit TNI Gugur di Kongo, Serma Rama Dikenal Serba Bisa,Ini Kata Komandan Denpal 1/4 Pekanbaru
Komandan Denpal 1/4 Pekanbaru, Letkol Cpl Joto Wiratomo Marpaung merasa sangat kehilangan akan kepergian Serma Rama, yang disebutnya prajurit terbaik
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Banyak yang merasa kehilangan atas kepergian Serma Rama Wahyudi, prajurit TNI yang gugur dalam tugasnya sebagai pasukan perdamaian PBB di Kongo, Afrika.
Terutama komandan, dan rekan-rekan almarhum di jajaran Detasemen Peralatan (Denpal) 1/4 Pekanbaru, tempat Serma Rama berdinas.
Cerita tentang keseharian almarhum, datang dari Komandan Denpal 1/4 Pekanbaru, Letkol Cpl Joto Wiratomo Marpaung.
Ia dan jajaran merasa sangat kehilangan akan kepergian Serma Rama, yang disebutnya sebagai salah satu prajurit terbaik di Denpal.
• Prajurit TNI Gugur di Kongo, Anak Serma Rama Wahyudi Sering Tanya Kapan Ayahnya Pulang
• Terima Dua Laporan Soal PPDB di Riau, Ombudsman Minta Panitia Segera Tindaklanjuti
• Usai Ditemukan 1 Kasus Positif Corona di Inhu Riau, Seluruh Pegawai Puskesmas Seberida Dirapid Test
Diungkapkan Letkol Joto, Serma Rama sebelumnya bertugas di bagian kendaraan.
Tugasnya di bagian bengkel lapangan yang menangani kendaraan tempur. Seperti misalnya tank.
"Tapi dia serba bisa, mengatasi senjata juga bisa, kendaraan tempur khususnya. Anaknya bagus, dedikasinya bagus, bergaul dengan teman-teman juga bagus," sebutnya saat diwawancarai Tribunpekanbaru.com, Rabu (24/6/2020).
Letkol Joto menilai, almarhum yang merupakan pria kelahiran Dolok Sinubah, pada tahun 1983 silam itu sangat loyal dalam menjalankan tugas.
"Sangat loyal, jika diberi tugas tidak pernah mengeluh, semua tugas yang diberikan tidak ada yang tidak selesai," paparnya.
Dipaparkan Letkol Joto, almarhum dilepas untuk berangkat mengemban misi khusus ke Kongo pada Januari 2020.
Artinya, dia sudah berada di sana sekitar 6 bulan.
"Dilepas (ke Kongo) Januari. Tapi berangkat dari Pekanbaru Desember 2019, untuk menjalani persiapan sebelum berangkat," terang dia.
Saat ini kata Letkol Joto, pihaknya masih menunggu informasi kapan jenazah suami dari Anita sekaligus bapak dari 3 anak itu dikirim ke tanah air.
"Kita masih menunggu, semua diatur dan diurus oleh PBB," ungkap Letkol Joto.
( Tribunpekanbaru.com / Rizky Armanda )