Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Vladimir Putin Sangat Mungkin Pimpin Rusia Selama 36 Tahun Jika Referendum Ini Terlaksana, Diktator?

Pada usianya yang mencapai 67 tahun, Putin tidak menampik dirinya akan kembali ikut pemilihan presiden setelah 2024, saat masa jabatannya saat ini

Editor: CandraDani
Sputnik/Sergey Guneev
Vladimir putin 

Menurut Boris Reitschuster, penulis biografi Putin yang berasal dari Jerman, "Kita akan menghadapi sosok Putin yang berbeda dan Rusia yang berbeda jika dia tidak ditempatkan di Jerman Timur."

Mendaki kekuasaan

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara penyerahan medali Bintang Emas kepada para pahlawan pekerja, di tengah peringatan Hari Rusia di Moskwa, 12 Juni 2020.AP Photo/Pool Sputnik Kremlin/Mikhail Klimentyev Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri upacara penyerahan medali Bintang Emas kepada para pahlawan pekerja, di tengah peringatan Hari Rusia di Moskwa, 12 Juni 2020.
 

Setibanya dia di kampung halamannya di Leningrad (yang belakangan berganti ke nama lama Saint Petersburg), Putin dalam sekejap menjadi tangan kanan wali kota baru, Anatoly Sobchak.

Di Jerman Timur, Putin adalah bagian dari jaringan individu yang kehilangan peran lama mereka. Namun, di Rusia yang baru, dia berada di negara yang sejahtera secara pribadi dan politik.

Karier Putin meningkat—dia tidak ikut jatuh bersama Sobchak dan terus menjalin jaringan bersama kalangan elite Rusia yang baru.

Dia pindah ke Moskow, sukses di FSB (organisasi penerus KGB), dan bekerja di Kremlin.

Saat itu, Boris Yeltsin adalah presiden baru Federasi Rusia. Yeltsin berhasil menjaga keutuhan Partai Komunis berkat aliansi dengan kaum ologarki—yang memperoleh kekayaan besar dan pengaruh kuat dalam periode transisi ini.

Kalangan pebisnis, seperti Boris Berezovsky, muncul sebagai pendukung Yeltsin dan menjadi pemengaruh opini publik ketika pemilu kembali digelar di Rusia.

Pada 1999, Presiden Yeltsin menunjuk Putin sebagai perdana menteri Rusia.

Menjadi presiden secara mengejutkan

Retiring Russian President Boris Yeltsin shakes hands with Prime Minister Vladimir Putin - his nominee as acting President - as he leaves his office.GETTY IMAGES via BBC Indonesia Retiring Russian President Boris Yeltsin shakes hands with Prime Minister Vladimir Putin - his nominee as acting President - as he leaves his office.

Perilaku Yeltsin menjadi kian tak menentu, dan dia secara mendadak mengumumkan pengunduran diri pada 31 Desember 1999.

Putin, dengan sokongan Berezovsky dan kalangan oligarki, mampu menempatkan diri untuk menjadi presiden sementara, posisi yang kemudian dia amankan melalui kemenangan pemilu pada Maret 2000. 

Kalangan oligarki dan para pendukung reformasi yang pernah menjadi keluarga politik Yeltsin tampak puas dengan presiden baru mereka, yang datang dari antah-berantah kelihatannya bisa dibentuk.

Tapi, tiga bulan setelah berkuasa, Putin mengambil alih kendali media, dalam sebuah momen yang mengejutkan kaum oligarki dan orang-orang lama Kremlin.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved