PDP Wafat, Keluarga Tolak Pemulasaran Jenazah di RSUD, Petugas Pakai APD dan Polisi Sertai ke Rumah
Seharusnya pemulasaraan jenazah dilakukan di RSUD agar tidak terkontaminasi, namun keluarga bersikukuh membawa pulang ke rumah
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, KEPULAUAN MERANTI - Satu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meninggal dunia di Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau pada Kamis (25/6/2020) malam.
Padahal diketahui dirinya baru saja menjalani perawatan di RSUD Kepulauan Meranti.
Sebelumnya, pasien tersebut dirawat di Instansi Gawad Darurat (IGD) RSUD pada Kamis (25/6/2020) sekitar pukul 12.55 WIB dan pada pukul 15.28 WIB dipindahkan ke ruang isolasi.
Pasien menghembuskan nafas terakhir pada malan harinya pukul 19.00 WIB .
• Dua Pria Pembunuh Gadis yang Mayatnya Dibuang di Jurang Dibekuk, Motor Korban Ditemukan di Terminal
• Ibu Muda Digerayangi Tengah Malam,Dikira Suami Eh Ternyata Tetangga, Ditawari Rp 500 Ribu Biar Diam
• Husni Tamrin-Edy Sabli Yakin Berlayar di Pilkada 2020, Klaim Sudah Kantongi SK Demokrat dan Gerindra
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kepulauan Meranti, Muhammad Fahri mengatakan pasien tersebut mengalami penyempitan pada jantung dan infeksi pada paru-paru.
Pasien juga sempat melakukan perjalananan ke Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) sehingga ditetapkan PDP dari rumah sakit sehingga tidak ada alasan tidak menguburnya dengan protokol Covid-19.
Namun pihak keluarga tidak menginginkan dan meminta untuk diselenggarakan di rumah saja.
"Tadi malam ada pasien PDP yang meninggal dunia di RSUD. Pasien ini baru saja menjalani perawatan di RSUD.”
“ Seharusnya penyelenggaraan jenazah mengikuti protokol kesehatan yang telah ditetapkan namun keluarga tidak mau dan bersikeras jenazah tetap untuk dibawa pulang," ujar Fahri, Jumat (26/6/2020).
Dirinya melanjutkan hal tersebut perlu dilakukan sebagai antisipatif terhadap segala hal.
"Itu hal yang sangat penting, kita bukan mau apa-apa atau sok-sokan, ini hanya untuk kehati-hatian dan aturan main seluruh dunia seperti itu.”
“Saya tegaskan tidak ada unsur lain dan masyarakat harus memahami itu," kata Fahri.
Dikatakan Fahri, pihaknya juga tidak bisa menahan keinginan keluarga hal itu mengingat belum keluarnya hasil swab.
"Kita juga tidak bisa menahan pihak keluarga karena hasil swab belum keluar.”
“Itupun baru satu kali swab-nya kita ambil, rencananya tadi malam mau diambil dan baru mau dikirim hari ini bersamaan. Selain itu rapidnya pun nonreaktif," tutur Fahri.