Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Sesumbar Donald Trump : Tidak Ada yang Lebih Tangguh Menghadapi Rusia Daripada Saya

Donald Trump begitu sakit hatinya pada Rusia. Setelah menyerang internet Rusia ia sesumbar bahwa tak ada yang tangguh menghadapi rusia selain dirinya

Editor: Budi Rahmat
MANDEL NGAN / AFP
Presiden AS, Donald Trump berbicara dalam pengarahan harian tentang COVID-19, di Kebun Mawar Gedung Putih, di Washington, DC, Selasa (14/4/2020) 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Sakit hati, Presiden Donald Trump sesumbar bahwa tidak ada yang lebih tangguh menghadapi Rusia selain dirinya.

Trump membuktikan bagaimana ia begitu tidak suka dengan Rusia yang dinilai turut ikut campur pada Pilpres AS tahun 2016 silam.

Kini Trump telah mengkonfirmasi bahwa tim siber AS telah menyerang IRA Rusia atau badan penelitian internet milik Rusia.

menurutnya, serangan itu bagian dari serangan yang lebih luas yang dilakukan AS.

Presiden AS, Donald Trump
Presiden AS, Donald Trump (instagram/realdonaldtrump)

Termasuk mengirimkan rudal anti tank kepada ukraina saat ketegangan Ukraina dan Rusia mulai meninggi.

Dalam keterangannya Donald Trump, untuk pertama kalinya mengonfirmasi bahwa AS telah melakukan serangan siber terhadap Badan Penelitian Internet ( IRA) Rusia

IRA sendiri dituduh AS sebagai troll farm yang dan disalahkan atas campur tangannya terhadap pemilihan presiden ( pilpres) AS pada 2016.

Trump memberikan konfirmasi tersebut saat diwawancarai oleh kolumnis The Washington Post, Marc Thiessen.

Thiessen menulis di The Washington Post bahwa saat wawancara dengan Trump, dia melontarkan pertanyaan apakah dia telah meluncurkan serangan siber.

"Benar," jawab Trump sebagaimana dilansir dari CNN, Sabtu (11/7/2020).

Dalam wawancara tersebut, Trump juga mengatakan Mantan Presiden AS Barrack Obama tahu bahwa Rusia sengan bermain dalam pilpres AS pada 2016.

Namun, menurut Trump, Obama tidak mengatakan apa pun karena dia mengira Hillary Clinton-lah yang akan memenangi pilpres.

Trump mengklaim tidak seperti pendahulunya dan dia bertindak berdasarkan laporan intelijen AS tentang campur tangan Rusia terhadap pilpres dengan meluncurkan serangan siber.

Sementara itu, Obama mengumumkan sanksi terhadap Rusia dan mengusir beberapa diplomat Rusia sebagai pembalasan atas campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS pada Desember 2016.

The Washington Post pada 2018 melaporkan adanya serangan siber. Thiessen juga melaporkan seorang pejabat senior AS turut mengonfirmasi serangan siber terhadap IRA Rusia secara efektif.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved