Kisah Tahanan yang Kirim Surat ke Hakim, Minta Dibebaskan Lebih Awal, Mengaku Dirinya Robin Hood
Tahanan ini meminta hakim untuk membebaskannya lebih awal. Ia sengaja mengirimkan surat kepada hakum. Dalam surat itu ia juga curhat
TRIBUNPEKANBARU.COM- Inilah kisah seorang tahanan yang nekat mengirimkan surat ke hakum. Dalam surat itu ia meminta agar hakim membebaskannya lebih awal.
Dalam surat sebanyak sembilan lembar itu, pria tersebut juga mencuragjan perasaannya terkiat dengan tindak kejahatan yang dilakukan.
Ia mengatakan apa yang ia lakukan semata-mata untuk membantu warga yang miskin. Mulai dari membelikan baju, memenuhi kebutuhan pokok sampai untuk kebutuhan sekolah.
"Di dalam pikiran saya kala itu, usaha kriminal saya, keuntungannya, sah digunakan untuk membayar sewa keluarga miskin, membeli pakaian untuk anak-anak miskin dan membelikan mereka perlengkapan sekolah. Atau pun membantu mereka yang membutuhkan secara finansial dalam komunitas," tulisnya
"Anda tidak bisa secara bersamaan membangun dan menghancurkan apa yang ingin Anda cintai."
Dia menulis juga, "Saya memulai jalan keliru melanggar hukum yang pada akhirnya menghancurkan, bukan hanya hidup saya tapi kehidupan orang-orang yang pernah saya cintai dan saya pedulikan. Termasuk mereka yang ada di komunitas saya berdasarkan pengalaman kami sebagai orang miskin."
Di dalam surat itu, Thompson tidak pernah mengakui bahwa dia adalah pemimpin dari Black Disciples.
itulah yang dilakukan pria yang bernama Marvel Thompson. baginya keuntungan atas kejahatan yang dilakukan untuk memberi makan kaum fakir miskin dan mendukung anak-anak di pinggiran Selatan Chicago untuk tetap sekolah.
Namun, bagi Otoritas Federal, Thompson adalah seorang raja geng yang terlibat dalam penjualan obat-obatan dan penipuan hipotek.
Thompson ditahan pada 2004 oleh FBI. Dia mengaku bersalah setahun kemudian meski hanya mengaku menjual narkoba.
Tapi, Thompson tetap mendekam di penjara selama 45 tahun. Kini dia berusaha untuk keluar, 22 tahun lebih awal. Dia menulis sebuah surat kepada Hakim yang akan menentukan apakah dia bisa dibebaskan atau tidak.
Di dalam suratnya, Thompson menulis permohonan maafnya atas perbuatan-perbuatannya yang melanggar hukum dan menggunakan keuntungan dari penjualan narkoba untuk melakukan beberapa hal kebaikan.
9 halaman surat yang ditulisnya untuk Hakim Distrik AS Elaine Bucklo merupakan bagian dari pengajuan pengadilan baru-baru ini yang mencari kebebasan terhadap Thompson di bawah UU First Step Act 2018.
UU tersebut memungkinkan para tahanan mencari pengurangan hukuman berdasarkan perubahan dalam UU narkoba federal yang terjadi setelah mereka dipenjara.
Jaksa penuntut menentang upaya Thompson tersebut dan menulis, "Thompson telah memimpin salah satu geng terbesar dan paling kejam di kota. Kegiatan geng dan gaya hidup geng yang diperjuangkannya terus mengganggu komunitas yang dia korbankan."
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/ilustrasi-sel-penjara-sel-tahanan.jpg)