Video Berita
VIDEO: EDUKASI - Cegah Anak dari Pelecehan Seksual
Sebelumnya, beberapa kasus pelecehan terhadap anak pernah terjadi. Apa yang harus dilakukan orangtua untuk mencegah hal seperti ini agar tak terjadi?
TRIBUNPEKANBARU.com -- Pelecehan seksual terhadap anak kembali terjadi di Kecamatan Kembaran, Banyumas, Jawa Tengah pada Rabu (8/1/2020).
Korban merupakan seorang anak perempuan berusia 10 tahun.
Menurut keterangan polisi, bagian pribadi anak tersebut dipegang oleh seorang penjual keliling.
Anak itu langsung lari dan menyampaikan tindakan yang dialaminya kepada ibunya. Kasus seperti ini tak hanya sekali terjadi.
Sebelumnya, beberapa kasus pelecehan terhadap anak pernah terjadi.
Apa yang harus dilakukan orangtua untuk mencegah hal seperti ini agar tak terjadi?
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengimbau orangtua agar berhati-hati dan waspada terutama keselamatan anak di lingkungan rumah.
"Anak meski di lingkungan sekitar rumah mesti tetap terpantau agar ia tak menjadi korban perlakuan yang tidak pantas," ujar Susanto saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/1/2020).
Selain itu, lanjut dia, anak juga perlu diberikan literasi agar memiliki self protection (perlindungan diri) yang memadai.
Pemberian literiasi perlindungan diri ditujukan agar si anak tidak mudah menjadi sasaran pelaku kejahatan seksual apa pun modusnya.
"Self protection ini bisa dengan memiliki kemampuan untuk memfilter perilaku orang sekitar, mampu menolak jika perilakunya menyimpang atau melakukan langkah-langkah antisipasi pencegahan jika berpotensi menjadi korban," ujar Susanto.
"Contoh saat anak digoda, dia menghindar, kasih tahu sama orangtua atau orang sekitar itu awal langkah yang baik," lanjut dia.
1. Membicarakan tentang bagian tubuh sejak dini Pada tahap awal ini, kenalkan bagian tubuh dengan nama yang tepat dan istilah sebenarnya untuk bagian tubuh mereka. Pada kasus tertentu, ketika Anda mengenalkan bagian sensitifnya, mereka menyebutnya "bagian bawah". Mereka nyaman menggunakan istilah ini dan dapat membantu anak berbicara dengan jelas jika sesuatu yang tidak pantas terjadi.
2. Ajari anak bahwa beberapa bagian tubuh bersifat pribadi Beri tahu anak bahwa mereka memiliki bagian tubuh yang privat. Bagi ini tidak boleh dilihat semua orang. Jelaskan juga bahwa ibu dan ayah mereka, misalnya, dapat melihat mereka tanpa busana. Akan tetapi, orang-orang di luar rumah hanya boleh melihat mereka dengan pakaian lengkap. Selain itu, jelaskan juga kepada anak bahwa dokter bisa saja memeriksa tubuh mereka dengan ditemani oleh orangtua.
3. Batas-batas tubuh anak Kemudian, jelaskan pada anak bahwa tidak ada yang harus menyentuh bagian privat tersebut dan tidak ada yang bisa meminta mereka untuk menyentuh bagian privat orang lain. Orangtua biasanya melupakan edukasi dari pengenalan batas-batas tubuh anak. Sebab, pelecehan seksual seringkali dimulai dengan pelaku yang meminta anak itu menyentuh bagian tubuh privat (milik pelaku) atau orang lain.