LICIK, Pakai Struk ATM dan Cocokkan Data Pemilih di Website KPU, Pelaku Bobol 3 Bank Ratusan Juta
Ketika saldonya besar, pelaku mengambil struk milik korban,kemudian membuat KTP korban dengan mengambil data pemilih dari website milik KPU
TRIBUNPEKANBARU.COM, PALEMBANG - Para nasabah, berhati-hati dan waspadalah saat mengambil uang dari Anjungan Tunai Mandiri ( ATM ).
Saat ini, modus kejahatan sudah bermacam-macam dan makin canggih.
Terbaru, ada komplotan memanfaatkan kertas struk yang dibuang di tempat sampah ATM untuk menguras uang nasabah.
Liciknya, komplotan ini memalsukan kartu identitas dengan melihat data pemilih dari website KPU.
• Wajibkan Petugas Pakai APD, Operasi Patuh Lancang Kuning di Dumai Riau Berbeda dari Tahun Sebelumnya
• Kepulan Asap Penuhi Kapal, Angkut 26 Awak dan 18 Truk, Kapal Roro Terbakar di Laut Jawa
• Emak-emak Ayo Daftar Festival Merah Putih di Grand Elite Hotel Pekanbaru, Ada Hadiah Menarik Lho
Terkesan rumit dan berbelit, namun ternyata dengan cara ini, para pelaku berhasil membobol tiga bank daerah dengan nominal ratusan juta rupiah.
Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan terus melakukan penyelidikan.
Aksi pembobolan rekening tiga bank daerah dilakukan oleh Aziz Kunadi (36) dan Mujianto (34) yang nilai kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah.
Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Suryadi mengatakan, komplotan pelaku yang membobol tiga bank BUMD tersebut berhasil mendapatkan identitas para korban dengan memungut struk hasil transaksi yang ditinggalkan di ATM.
Dalam struk tersebut, pelaku mendapatkan nomor rekening serta jumlah saldo milik nasabah.
"Ketika saldonya besar, pelaku ini langsung mengambil struk milik korban. Kemudian mereka membuat KTP korbannya dengan mengambil data pemilih dari website milik KPU," kata Suryadi di Polda Sumsel, Kamis (23/7/2020).
Suryadi menyebutkan, setelah berhasil menduplikasi KTP milik korban, pelaku langsung datang ke bank dengan membawa bukti rekening yang juga telah dipalsukan untuk mencairkan uang.
Setelah itu, komplotan ini mengaku telah ketinggalan kartu ATM.
"Data yang dibuat oleh tersangka ini dibuat seolah sama persis. Sehingga pihak bank percaya. SOP bank BUMD dan konvensional ini tidak seketat konvensional," ujarnya.
Selain itu, Suryadi juga mengimbau kepada seluruh masyrakat untuk lebih berhati-hati ketika melakukan transaksi perbankan terlebih lagi di mesin ATM.
"Habis mengecek saldo atau transfer buktinya jangan ditinggal. Karena para pelaku ini bisa mengetahui saldo yang ada di tabungan para nasabah," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumatera Selatan menangkap dua orang pelaku pembobolan di tiga bank daerah.