Pilpres AS 2020
Joe Biden Didukung Politikus Muslim Amerika, Disokong Hillary Clinton Maju pada Pilpres AS 2020
Beberapa tokoh muslim itu termasuk Anggota Kongres Ilhan Omar dan Andre Carson, dan Jaksa Agung Minnesota Keith Ellison
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pemilu Pemilihan Presiden Amerika Serikat atau Pilpres AS akan berlangsung pada September 2020 yang akan datang.
Suhu politik saat ini sudah mulai panas dengan munculnya beberapa calon presiden yang akan merebut kursi orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu.
Satu orang di antara calon presiden itu adalah Joe Biden dan ia dengan cepat menarik simpati pendukung.
Pendukung yang ia tarik adalah kelompok muslim Amerika.
Sejumlah tokoh politik Muslim di Amerika mendukung calon presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Beberapa tokoh muslim itu termasuk Anggota Kongres Ilhan Omar dan Andre Carson, dan Jaksa Agung Minnesota Keith Ellison menurut laporan yang diterima Associated Press.
Adapun dukungan itu tertulis dalam surat, dimana semua yang menandatangani merupakan bagian Partai Demokrat.
Omar sebelumnya adalah pendukung utama kampanye progresif Senator Bernie Sanders.
Namun pekan lalu dia mengisyaratkan ingin mendukung saingan Donald Trump itu.
"Tujuan nomor satu kami adalah untuk mengeluarkan Donald Trump dari kantor dan menggantikannya dengan seseorang yang dapat mulai menyembuhkan bangsa kita," bunyi surat itu, dikutip dari AP via Anadolu Agency.
Menyinggung isu kesetaraan ras, biaya kesehatan, iklim, dan imigrasi, surat itu mengatakan bahwa pemerintahan Biden mampu menangani itu semua.
Surat itu adalah bagian dari kampanye oleh Emgage Action, kelompok advokasi Muslim-Amerika yang berusaha meningkatkan jumlah pemilih menjelang pemilihan 3 November.
Saat ditanya tentang dukungan dari Emgage Action, Biden menyebut pemilu mendatang merupakan momen penting dalam sejarah Amerika modern.
"Komunitas Muslim adalah yang pertama merasakan serangan Donald Trump pada komunitas kulit berwarna di negara ini dengan larangan Muslimnya yang kejam," kata Biden.
Biden Berjanji Mengakhiri Larangan Muslim di AS
Joe Biden berjanji akan mengakhiri larangan bagi Muslim di hari pertama dia menjabat presiden, Senin (20/7/2020).
"Saya akan mengakhiri larangan Muslim pada hari pertama. Hari pertama."
"Dan saya akan bekerja dengan Kongres untuk meloloskan undang-undang kejahatan rasial seperti Jabara-Heyer No Hate Act dan End Racial and Religious Profileing Act," kata Biden kepada peserta Million Muslim Votes Summit, konferensi online yang diselenggarakan kelompok politik Muslim-Amerika terbesar, Emgage Action.
Dikutip dari CNBC News, tindakan pertama Trump saat menjabat presiden di 2017 adalah menangguhkan masuknya 7 negara Muslim ke AS.
Ketujuh negara itu antara lain Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman selama 90 hari.
Keputusan Trump itu menimbulkan pergolakan di berbagai maskapai penerbangan dunia dan tuntutan hukum atas larangan tersebut masih dilakukan.
Setelah hakim federal melarang penangguhan itu, Trump mengeluarkan larangan kedua bagi negara mayoritas Muslim yang juga ditolak pengadilan federal.
Versi ketiga dari larangan tersebut dikeluarkan Gedung Putih pada musim gugur 2017, dan berlaku untuk enam negara Muslim mayoritas dan dua negara Muslim non-mayoritas.
Biden menilai kebijakan Donald Trump berakibat fatal bagi komunitas Muslim.
Dia menyoroti peningkatan kejahatan akibat kebencian di AS selama tiga tahun terakhir.
Bahkan baru-baru ini kelompok politik Trump dikabarkan menyatakan pandangan Islamofobia secara terang-terangan.
Mantan wakil presiden di bawah kepemimpinan Barack Obama itu terus mengungguli Trump dalam jajak pendapat nasional berturut-turut.
Saat ini Biden memimpin Trump dengan rata-rata 8,6 poin dalam jajak pendapat nasional, menurut poling rata-rata dari Real Clear Politics.
Meski hanya sedikit Muslim di AS yang memilih, survei Pew Research 2018 menemukan hanya 13 persen Muslim Amerika yang teridentifikasi sebagai pendukung Partai Republik.
Jika Trump kalah dalam pemilihan tahun ini, dia akan menjadi presiden satu periode masa kepemimpinan sejak George HW Bush kalah dari Bill Clinton pada 1992.
Hillary Clinton Dukung Joe Biden Maju pada Pilpres 2020
Mantan Sekretaris Negara dan calon presiden dari Partai Demokrat 2016, Hillary Clinton, mendukung Joe Biden untuk menjadi presiden Amerika Serikat selanjutnya pada Selasa (28/4/2020).
Clinton memuji Biden dan menyebutnya sebagai teman dan sosok yang penuh persiapan dalam menyambut pemilu ini, dikutip dari CNN.
Mantan senator dari New York itu tampil bersama Biden secara virtual pada tayangan televisi.
Keduanya saling melemparkan pujian.
"Senang berada di sini bersama Anda dan menjadi bagian dari diskusi yang sangat penting ini," kata Clinton di balai kota.
"Dan saya senang menjadi bagian dari kampanye Anda untuk tidak hanya mendukung Anda, tetapi untuk membantu menyoroti banyak masalah yang dipertaruhkan dalam pemilihan presiden ini," tambahnya.
Clinton bahkan terang-terangan mengecam Presiden AS, Donald Trump.
Dia menyebutnya sebagai orang yang tidak siap memerintah Amerika dan hanya memainkan perannya lewat layar TV.
"Saya ingin menambahkan suara saya kepada banyak orang yang telah mendukung Anda (Joe Biden) untuk menjadi presiden kami," kata Clinton.
Merujuk krisis kesehatan yang menjadi musibah berat bagi Amerika, Clinton menyerukan kini AS membutuhkan seorang pemimpin dan presiden seperti Joe Biden.
Biden juga menyebut Clinton seorang teman dan mengucapkan terima kasih atas dukungan pribadi yang luar biasa.
Mantan Menteri Luar Negeri di era kepemimpinan Barack Obama itu sempat mencalonkan diri sebagai capres Demokrat pada 2016.
Dia beberapa waktu lalu mengatakan akan mendukung siapapun calon terakhir yang bertahan dari partainya.
Dukungan Clinton kepada Biden merupakan dorongan suara yang cukup kuat karena Clinton masih mendapat banyak dukungan dari pemilih Demokrat.
Dia memenangkan lebih dari 65 juta suara pada pemilu 2016 silam.
Angka suara ini adalah capaian dukungan paling signifikan sepanjang karier politiknya.
Tetapi, dukungan Clinton juga memungkinkan Partai Republik untuk mengeruk setiap kontroversi dan serangan yang mereka gunakan terhadap calon Demokrat pada 2016 itu.
Hal ini merupakan cara yang dilakukan Partai Republik saat mereka ingin memenangkan presiden petahana, Donald Trump.
"Tidak ada konsentrasi yang lebih besar dari pembentukan Demokrat selain Joe Biden dan Hillary Clinton bersama-sama," kata manajer kampanye Trump, Brad Parscale.
"Presiden Trump mengalahkannya sekali dan sekarang dia akan mengalahkan kandidat pilihannya," tambahnya.
Sebelumnya, Mantan Presiden Barack Obama, Senator Massachusetts, Elizabeth Warren, dan Senator Vermont, Bernie Sanders, semuanya mendukung Biden awal bulan ini.
Clinton mengatakan kepada pewawancara berulang kali dia memperhatikan proses pencalonan dari jauh.
"Saya hanya menonton dan berharap bahwa kami mencalonkan siapa pun yang merupakan kandidat terkuat untuk mengambil petahana saat ini," kata Clinton pada Maret lalu.
Clinton kemudian meningkatkan dukungannya kepada Biden setelah Super Tuesday, dimana satu-satunya lawan Biden yakni Bernie Sanders akhirnya mengakhiri kampanye.
"Dia memiliki pengalaman," kata Clinton tentang mantan wakil presiden itu.
"Dia tahu apa yang harus dilakukan, dia bisa memperbaiki kerusakan yang akan dia warisi," sambungnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Joe Biden Didukung Politikus Muslim Amerika Serikat, Janji Akhiri Larangan Muslim di AS.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hillary Clinton Dukung Joe Biden Melenggang di Pemilu AS 2020.
