Miliarder Ini Pesta Seks Dengan Anak di Bawah Umur, Beraksi 3 Kali Dalam Sehari di Rumah Mewah
Miliarder Jeffrey Epstein melakukan hubungan seks dengan anak di bawah umur. Ia melakukannya tiga kali dalam sehari
Penulis: aries | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Mantan Presiden AS Bill Clinton kembali tersandung kasus skandal seks.
Ia diduga ikut dalam pesta seks yang digelar oleh koleganya miliarder Jeffrey Epstein di sebuah pulau pribadi di Karibia.
Celakanya, pesta seks itu melibatkan anak-anak di bawah umur.
Keterlibatan Bill Clinton itu berasal dari keterangan saksi dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Federal AS pada Kamis (30/7/2020) lalu.
Saksi itu bernama Virginia Giuffre.
Virginia Giuffre mengatakan kepada pengacara pada tahun 2011 bahwa Bill Clinton mengunjungi Pulau St James milik Epstein, bersama dirinya dan dua gadis di bawah umur asal New York.
Dia menambahkan bahwa Clinton tinggal di kediaman pribadi Epstein di pulau itu, di mana pesta seks liar selalu terjadi di sana.

Virginia Giuffre menyebutkan, pada satu malam, saat pesta seks terjadi ia terkejut melihat mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton.
"Saya ingat sekali, karena saya bertanya kepada Jeffrey Eipstein , Apakah orang yang saya lihat adalah Bill Clinton . Dan Jeffrey Eipstein sambil tertawa membenarkan pertanyaan saya," sebutnya.
Di tengah tersangkutnya Bill Clinton dalam kasus skandal seks itu, muncul pertanyaan, siapa sih sebenarnya Jeffrey Eipstein ?
Sosok Jeffrey Eipstein adalah sosok yang kaya raya.
Di Amerika Serikat ia dikenal sebagai ahli keuangan dengan kekayaan fantastis.
Dengan seluruh usaha serta bisnis yang dijalani oleh Jeffrey Epstein tersebut tercatat total harta kekayaannya mencapai angka US$ 550 juta atau setara Rp 7,8 triliunan.
Selain dari bisnisnya, Jeffrey Eipstein ini juga memiliki penghasilan lain dari investasi di beberapa perusahaan.
Salah satunya adalah Bear Stearns tempat dulu ia meniti karier.
Setelah belajar banyak tentang dunia keuangan selama kurang lebih 5 tahun di Bear Stearns, Jeffrey Epstein memutuskan untuk mendirikan perusahaan finansialnya sendiri bernama J. Epstein and Co di tahun 1982.
Hebatnya lagi bisnis yang digelutinya ini langsung mengalami progres yang terbilang cukup signifikan.
Bahkan J. Epstein and Co hanya menerima klien dengan total aset lebih dari US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliunan.
Maka tak salah, bila ia ia masuk dalam daftar miliarder dunia.
Skandal Seks
Nama besar dan Kesuksesan Jeffery Epstein terhenti ketika ia tersangkut skandal seksnya dengan anak di bawah umur.
Jeffery Epstein membayar gadis-gadis di bawah umur untuk melayaninya.
Semua tindakan tak senonohnya tersebut dilakukan di rumahnya sendiri di Palm Beach, Florida.
Aksi prostitusi dengan membayar anak di bawah umur ini langsung mengoyak karir Epstein yang gemilang.
Dia lalu dinyatakan bersalah Juni 2008 atas kasus prostitusi yang dilakukannya tersebut.
Masyarakat yang mengenalnya sebagai dermawan langsung mencapnya sebagai pedofil.

Kasus ini terungkap saat orangtua seorang gadis berusia 14 tahun mengadukan Epstein ke kantor polisi.
Hal ini didukung pengakuan beberapa pegawainya yang mengatakan Epstein sering membawa banyak remaja ke rumah mewahnya.
Sejumlah gadis secara rutin dibawa bergantian ke rumah Jeffery Epstein sebanyak dua atau tiga kali sehari.
Setiap gadis muda yang dikirim ke rumah Jeffery Epstein dibayar US$ 200 untuk setiap kali datang.
Bunuh Diri
Karena kasus paedofilia, Jeffery Epstein pun dijebloskan ke penjara.
Namun, ia memilih bunuh diri di sel penjara pada Sabtu (10/8/2019) pukul 06.30 waktu setempat.
Berdasarkan sejumlah sumber anonim, Jeffery Epstein tewas gantung diri.
FBI segera melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab bunuh diri tersebut.
Jaksa Agung Amerika Serikat Bill Barr mengaku terkejut atas kematian Epstein.
Dia meminta Departemen Kehakiman ikut menyelidiki kematian tersebut.
"Kematian Epstein menimbulkan pertanyaan serius yang harus dijawab," kata Barr, Minggu (11/8/2019).
Pertanyaan besar itu mengemuka lantaran persidangan dengan Epstein sebagai terdakwa tak bisa lagi digelar.
Di sisi lain, muncul pertanyaan dari sejumlah anggota kongres, mengenai bagaimana bisa seorang tahanan dalam kasus yang begitu
menimbulkan sorotan, melakukan bunuh diri. ( Tribunpekanbaru.com )