Lebih dari 2 Ribu Orang Menyusup ke Jemaah Haji Diamankan Pemerintah Arab Saudi
Pihak keamanan Arab Saudi sedikitnya mengamankan dua ribu orang saat prosesi ibadah Haji tahun ini.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pihak keamanan Arab Saudi sedikitnya mengamankan dua ribu orang saat prosesi ibadah Haji tahun ini.
Mereka yang diamankan merupakan orang yang berupaya menyusup Ibadah Haji tanpa izin.
Juru bicara Komando Pasukan Keamanan Haji mengatakan, tindakan hukum telah diambil terhadap para pelanggar.
Mereka yang ditangkap telah melakukan ibadah Haji yang melanggar tindakan pencegahan virus corona (Covid-19) dan protokol kesehatan.
'Pasukan keamanan telah memperketat keamanan di dalam dan di sekitar situs suci untuk menegakkan peraturan dan menangkap para pelanggar sebelum musim Haji," kata juru bicara, seperti Saudi Press Agency laporkan dan dilansir Gulf News, Sabtu (1/8/2020).
Pada 19 Juli, Arab Saudi mulai melarang orang tanpa izin memasuki tempat suci di Mekah, Muzdalifah, Arafat dan Mina. Di tempat-tempat itu pengamanan diperketat.
Pembatasan ini tetap ada sampai akhir hari pekan, Minggu (2/8/2020) waktu setempat untuk memastikan pencegahan Covid-19 berjalan baik.

• Setahun Sisihkan Gaji, Anggota Fraksi Demokrat DPRD Siak Riau Sembelih 4 Ekor Hewan Kurban
• Kondisi Terkini Komedian Polo Dirawat 13 Hari di Rumah Sakit, Kini Sudah Pulang ke Rumah
Denda Rp38 Juta
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menegaskan akan mengenaan denda sebesar 10 ribu Riyal Arab Saudi (atau 2.666 dolar AS, setara Rp38,5 juta) kepada pelanggar yang memasuki Mekah tanpa ijin selama musim haji.
Sebagaimana diketahui ibadah Haji tahun ini akan tetap berlangsung dalam jumlah sangat terbatas karena pandemi virus corona (Covid-19)
Kementerian Dalam Negeri menyampaikan denda akan mulai berlaku dari 19 Juli sampai 2 Agustus.
Denda akan naik dua kali lipat bila pelanggar kembalu melakukab pelanggaran yang sama.
"Sebuah sumber resmi di Kementerian Dalam Negeri menyerukan kepada semua warga negara dan penduduk untuk mematuhi instruksi pada musim Haji tahun ini, petugas keamanan akan memulai tugas mereka di semua jalan dan jalur menuju ke situs suci untuk mencegah pelanggaran dan mengendalikan setiap upaya untuk memasuki kota Suci selama periode yang ditentukan," demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri yang dirilis kantor berita Saudi Press Agency (SPA), seperti dilansir Alarabiya, Senin (13/7/2020).
Otoritas setempat mengkonfirmasi pembatasan jumlah jamaah haji tahun ini menjadi 10 ribu orang. Hal ini sesuai dengan protokol kesehatan terkait pandemi Covid-19.
Arab Saudi pada Minggu (2/8/202) melaporkan 1.357 kasus baru Covid-19, terendah selama berbulan-bulan. Kini total kasus terkonfirmasi menjadi 278.835.
Departemen Kesehatan mengumumkan 30 orang meninggal karena komplikasi yang disebabkan oleh Covid-19, sehingga totalnya menjadi 2.917.
Otoritas kesehatan juga mengungkapkan tingkat pemulihan telah meningkat menjadi 86 persen dengan 2.533 lebih banyak orang yang terinfeksi sembuh dari Covid-19, mendorong total pasien sembuh menjadi 240.081 orang.
Masih ada kasus aktif sebanyak 35.837, termasuk 2.011 dalam kondisi kritis dalam perawatan intensif.
Kasus baru terdeteksi setelah pemerintah melakukan lebih dari 36.666 tes PCR selama 24 jam terakhir.
Mekah mencatat kasus harian tertinggi yang dilaporkan dengan 1.153, diikuti oleh Riyadh dengan 94, dan Jeddah 72 kasus.
Tidak ada kasus corona dilaporkan di kalangan peziarah Haji.

Jemaah Haji Aman dari Covid-19
Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyatakan tidak ada jemaah haji yang terdeteksi positif Covid-19.
"Sangat meyakinkan tidak ada kasus coronavirus atau penyakit lain yang mempengaruhi kesehatan jemaah yang dilaporkan," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammed Al-Abd Al-Ali, seperti dikutip Arab News, Jumat (31/7/2020),
Dalam pengarahan haji hariannya di Mekah, dia menambahkan layanan kesehatan sepenuhnya siap untuk melayani setiap masalah kesehatan yang muncul.
Ada 1.456 tempat tidur rumah sakit yang disediakan, termasuk 272 untuk perawatan intensif, 331 ruang isolasi, dan lebih dari 200 tempat tidur gawat darurat.
Tim kesehatan juga disiapkan dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona.
Sementara itu, Juru bicara keamanan Kementerian Dalam Negeri, Letnan Kolonel Talal Al-Shalhoub mengatakan, petugas keamanan bertugas mengawasi jemaah haji untuk memastikan jarak sosial.
"Mereka juga mencegah jemaah illegal untuk mendapatkan akses ke situs-situs suci di tanah suci," ujar Al-Shalhoub.
Diketahui, Pemerintah Raja Salman membuka kesempatan haji 'terbatas', dengan peserta hanya 10.000 orang, di mana 70 persen ekspatriat dan 30 persennya warga Arab Saudi.
Ribuaan jemaah haji tahun ini memulai ibadahnya pada Rabu 29 Juli 2020.
Media lokal dan internasional tidak diperkenankan meliput langsung ibadah haji tahun ini.
Kerajaan Arab Saudi menggantinya dengan rekaman langsung dari Masjidil Haram.
( Tribunpekanbaru.com )
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com