Tak Ada Takutnya akan Diblokir Donald Trump, TikTok sebut ada 100 Juta Warga AS Dibelakang Mereka

Silahkan ancam blokir TikTok Trump, akan ada 100 juta warga AS yang akan berikan dukungan TikTok bertahan

Editor: Budi Rahmat
MANDEL NGAN / AFP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump berjalan melintasi South Lawn saat kembali ke Gedung Putih di Washington, DC pada 17 Mei 2020. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- TikTok percaya diri jika rakyat Amerika Serikat akan memberikan dukungan kepada mereka di tengah ancaman Donald Trump.

Presiden Amerika Serikat itu mengatakan akan menghentikan TikTok karena ditengarai melakukan pencurian properti intelektual bernilai miliaran dollar.

Dengan alasan itu kemudian Trump akan memblokir TikTok dari AS dan harus angkat kaki.

Virus Corona Disebut Mewabah di Korut, Kesehatan Kim Jong Un jadi Terganggu

Raja Ini Miliki 100 Istri, 72 Warisan dari Ayahnya, Hidup Akur dan Semua Ikut Perintah Istri Pertama

Ancaman tersebut justru menjadikan TikTok semakin berhasrat tinggal lebih lama di AS.

TikTok percaya rakyat AS akan memberikan dukungan untuk tetap bertahan di negeri Paman Sams tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama.

Maka, TikTok berharap akan ada dukungan dari 100 juta pengguna aplikasi TikTok di AS.

Sebagai wujud keseriusan TikTok untuk tetap bertahan di AS, mereka mengatakan akan menggelontorkan 15 triliun lebih untuk para kreator di AS.

Kemudian TikTok juga mengatakan akan terus membuka lapangan pekerjaan sampai seantera AS hingga mencapai 10 ribu orang.

Itulah serangan balik yang dilakukan TikTok setelah Presiden Amerika Serikat ( AS), Donald Trump, melontarkan ancaman bakal memblokirnya.

Dalam pesan yang diunggah di media sosial, General Manager Vanessa Pappas menyatakan bahwa "mereka tidak berencana angkat kaki".

Pappas mengatakan, TikTok berencana di AS untuk "waktu yang lama", dan meminta publik Negeri "Uncle Sam" untuk mendukung mereka.

Pernyataan itu disampaikan setelah Trump mengumumkan dia berencana menghentikan operasional aplikasi berbagi video itu buntut tensi panas dengan China.

Washington berulang kali menuding adanya ancaman keamanan, dan menyebut Negeri "Panda" melakukan pencurian properti intelektual bernilai miliaran dollar.

"Kami telah mendengar curahan dukungan Anda dan kami ingin mengucapkan terima kasih. Kami tak berencana pergi ke mana pun," tegasnya.

Dalam rilisnya, aplikasi yang dikembangkan ByteDance itu menerangkan 100 juta warga AS menggunakan aplikasi mereka untuk hiburan selama pandemi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved