Dahsyatnya Ledakan Beirut, Palang Merah Libanon Sebut Korban Tewas 100 Orang, Hampir 4.000 Terluka

Palang Merah Libanon mengumumkan, korban tewas akibat ledakan dahsyat dari wilayah pelabuhan kota Beirut, Libanon sudah mencapai 100 orang

Editor: Nurul Qomariah
STR / AFP
Seseorang berada di atas puing-puing sisa ledakan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020) 

Ia juga menyerukan agar keadaan darurat segera diumumkan dalam waktu dua minggu.

Simpati Mengalir dari Negara-negara Arab

Seorang tentara melihat sisa ledakan di Beirut, Lebanon.
Seorang tentara melihat sisa ledakan di Beirut, Lebanon. (STR / AFP)

Sejumlah negara Arab pun menyatakan keprihatinannya atas musibah yang menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan lainnya itu.

Arab News mengutip Saudi Press Agency melaporkan, Arab Saudi menyatakan dukungan penuh atas upaya pemulihan pascaledakan di Beirut.

Kerajaan Saudi menegaskan sikap solidaritas dan persaudaraan mereka terhadap Lebanon, serta siap melindungi Libanon dari segala bahaya.

Arab Saudi juga menyatakan belasungkawa dan simpatinya kepada keluarga korban yang tewas dan semua warga Libanon yang terluka dalam insiden ledakan tersebut.

Mereka berharap, proses pemulihan di Beirut bisa berlangsung dengan cepat.

Senada, Uni Emirat Arab (UEA), juga menyatakan keprihatinannya atas musibah yang terjadi di Libanon.

Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed menyampaikan ungkapan belasungkawanya melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu (5/8/2020).

"Kami berdoa agar Tuhan memberi Anda kesabaran dan kemudahan. Tuhan memberkati Libanon dan rakyat Lebanon," tulis sang pangeran dalam cuitannya.

Segendang sepenarian Menteri Negara Urusan Luar Negeri UEA Anwar Gargash juga mencuitkan pesan dukungan. "Hati kami bersama Beirut dan rakyatnya," sebut dia.

Dalam twitnya, Gargash juga melampirkan foto Burj Khalifa, landmark Kota Dubai sekaligus bangunan tertinggi di dunia, yang menyalakan lampu dengan warna bendera Libanon.

"Doa kami selama masa-masa sulit ini adalah agar Tuhan melindungi Libanon dan warganya serta mengurangi penderitaan mereka dan menyembuhkan luka mereka," tulis sang menteri.

Komandan Militer Kuwait Emir Sheikh Sabah Al-Ahmed Al-Jaber Al-Sabah telah memberi arahan untuk mengirim bantuan ke Libanon guna membantu proses pemulihan.

Sedang Bahrain mengatakan, mereka sangat terkejut dengan insiden tersebut dan mempersilakan korban untuk meminta bantuan ke Kedutaan Bahrain.

( Sumber: kontan.co.id )

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved