Baru 5 Menit Dukun Air Turun Tangan, Jasad Saad yang Diterkam Buaya Ditemukan, Warga Histeris
Percaya tak percaya saat dukun air turun tangan, jasad korban yang hilang diterkam buiaya langsung muncul ke permukaan air.
TRIBUNPEKANBARU.COM- Percaya tak percaya, Saad yang dinyatakan hilang diduga diterkam buaya yang sudah hilang 24 jam, ditemukan mengapung.
Jasad Saad ditemukan mengapung stelah dukun air turun tangan. Sebab selama ini pencarian dilakukan oleh tim sar gabungan.
Saad diduga diterkam Buaya Sungai Manggar di Bangka Belitung.
Jasadnya bahkan sempat hilang selama 24 jam setelah diseret reptil ganas itu.
Namun korban akhirnya ditemukan, Senin (10/8/2020) siang.

Pencarian terhadap korban melibatkan tim SAR Gabungan dan orang pintar alias dukun.
Proses pencarian yang melibatkan dukun ini didahului dengan ritual adat, sementara tim SAR diminta menepi.
Namun, percaya tidak percaya, korban timbul begitu saja saat Kik Usman, dukun adat yang dilibatkan pada pencarian ini menyebut nama korban.
Siapa Kik Usman dan bagaimana ceritanya hal di luar logika itu bisa terjadi?
Kik Usman oleh masyarakat Belitung dikenal sebagai dukun air.
Dia diminta turut membantu mencari keberadaan Saad korban diterkam buaya di Sungai Manggar.
Warga Dusun Langkang, Desa Lintang itu sudah 13 tahun dipercaya menjadi tetua adat air .
Kepada posbelitung.co (Bangka Pos Group) Kik Usman mengatakan, dirinya tahu kejadian ini karena pihak keluarga korban menghubunginya.
Karena berbeda wilayah tetua adat, dia menghormati tetua adat kampung setempat.
Ia baru dapat membantu setelah ada permintaan bantuan dari tetua adat kampung baru lah dirinya berani
"Warga Jadi saya mau kerjakan kalau sudah ada istilahnya betare (izin) kemarin ada tiga dukun kampung (tetua adat) meminta bantu ya saya datang. Saya dukun aik, Desa Lintang, jadi saya minta bantuan juga dengan dukun kampung (tua adat) setempat," ujar Kik Usman ditemui seusai proses evakuasi jenazah korban, Senin (10/8/2020)
Dia mengaku, sejak semalam sudah mengusulkan agar menggunakan ritual adat digunakan pada proses pencarian.
Belitung, menurut dia, masih kental dengan adat istiadatnya.
"Semalam saya sudah bilang juga pakai lah suku adat (ritual adat). Kalau di Belitung ini memang adatnya seperti itu," ujarnya.
Ritual adat yang dilakukan oleh tetua adat mengharuskan pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan diistirahatkan sejenak.
"Mungkin secara istilah semalam penunggu itu sudah datang sama kami, disampaikannya kalau saya tidak datang dia tidak mau kasih. Tadi saya minta lepas, ya dilepas," ujar Kik Usman menuturkan obrolan gaibnya.
Baru lima menit ritual berjalan, hal mengejutkan pun terjadi.
Saat Kik Usman menyebut nama Saad, seketika jasad pria berusia 50 tahun itu langsung timbul dari Sungai Manggar.
Warga sekitar yang melihat kejadian itu pun langsung berteriak histeris karena melihat jasa korban telah mengapung.
Timsar Gabungan pun langsung bergegas menghampiri jenazah tersebut.
Ini bukan satu-satunya pengalaman Kik Usman.
Sebelumnya dukun Belitung ini pernah melakukan ritual adat mencari korban tertimbun longsor.
Korban telah menghilang dan tak kunjung ditemukan selama 10 hari.
Ritual adat dilakukan, tak lama kemudian jenazah pun ditemukan.
Detik-detik Saad Diterkam Buaya
Detik-detik menegangkan bagaiman Saad, seorang pelimbang atau penambang tradisional di Sungai Manggar, Bangka Belitung, disaksikan rekan korban yang bernama Sugiarta.
Saat itu, Sugiarta mendengar teriakan korban.
"Awwww,' suara terikan temannya yang praktis membuat Sugiarta refleks menoleh ke arah sumber suara.
Sugiarta melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana detik menegangkan buaya ganas sepanjang 4 meter di Sungai Manggar, Kabupaten Belitung Timur itu menerkam dan menyeret temannya itu ke tengah sungai
Saad yang memegang pelepah pohon Nipah diseret kemudian dalam sekejap menghilang begitu saja.
Tahu temannya dalam bahaya, Sugiarta yang berada di seberang sungai bergegas melepaskan tali perahu.
Dia mendayung sekuat tenaga menuju titik Saad terlihat berteriak.
Sugiarta berusaha mencari sekeliling sungai.
"melihat beliau ditarik langsung saya lepas tali perahu saya nyeberang tapi sudah tidak terlihat lagi," ungkap Sugiarta kepada Pos Belitung, Minggu (9/8/2020).
Ia sempat melihat korban untuk kali kedua.
Ia melihat tangan temannya yang diseret buaya ganas tersebut.
Sugiarta menabrakkan perahunya ke badan Buaya.
Gigitan Buaya sempat dilepaskan.
Namun, Saad tetap tak dapat ia temukan.
"awalnya beliau itu di tepi sungai. Dia berteriak. 'Awww' katanya. saya pikir panggil Tugau, ada kawan yang namanya Tugau soalnya. Saat saya menoleh, saya lihat tangan kiri beliau ini sudah digigit buaya, tangan kanan memegang pelepah nipah, sekejap sudah (ditarik) ke dalam sungai," ujar Sugiarta di lokasi kejadian.
Pantauan Posbelitung.co (Bangka Pos Grup) kemarin, Sugiarta bersama keluarga korban kemudian melakukan pencarian dengan cara turun ke sungai.
Selain itu, di lokasi kejadian, masih terlihat bekal Saad yang belum sempat ia makan, pakaian, dan panci yang biasanya digunakan untuk melimbang .
Saad, menurut teman-temannya, adalah sosok yang suka becanda.
Buaya 4 Meter
Buaya yang menerkam warga di perairan Sungai Manggar diperkirakan memilik panjang sekitar empat meter.
Kepala Pos SAR Belitung Rahmatullah Hasyim mengatakan pihaknya melakukan penyisiran mengunakan perahu karet di seputar lokasi.
"Sempat tadi kami melihat buaya ukurannya sekitar dua meter, tapi bukan buaya yang itu. Menurut saksi yang melihat, ukuran buaya (yang menerkam korban) sekitar empat meter," ujar Rahmat di lokasi pencarian korban kemarin.
Tim SAR Gabungan menggunakan metode circle dalam pencarian korban.
Menurut Rahmat, warga sekitar Sungai Manggar memang sering melihat buaya.
Namun kejadian diterkam buaya di kawasan tersebut baru kali ini terjadi.
Diterkam Buaya dari Belakang
Diberitakan sebelumnya, warga Kecamatan Manggar diterkam buaya saat sedang membersihkan timah di tepian Sungai Manggar, Minggu kemarin
Kepala Pos SAR Belitung Rahmatullah Hasyim menyampaikan korban bernama Saad (50).
Pada saat kejadian, korban yang berada di tepian Sungai Manggar diterkam buaya ganas dari belakang.
Korban sempat ditolong rekannya dengan cara menabrakkan perahu ke arah buaya.
Kata dia, korban sempat terlepas dari gigitan Buaya, namun tetap hilang saat dicari.
"Korban (Saad--red) sedang mencuci timah, tiba-tiba dari arah belakang korban diterkam buaya. Kemudian korban dibawa buaya ke tengah sungai," ujar Rahmat kemarin.
Warga Anggap Biasa Keberadaan Buaya
Sudah sejak lama, Buaya memang kerap terlihat di kawasan Sungai Manggar.
Warga sekitar pun sudah terbiasa dan tidak merasa aneh lagi dengan keberadan reptil tersebut.
Warga yang biasa melimbang di dekat Sungai Manggar, dengan cara menyelam sekalipun, terbiasa melihat Buaya lewat di depan mereka.
Sebab, selain kasus yang terjadi pada Saad, belum pernah ada kejadian warga diserang Buaya.
Demikian disampaikan Kepala Desa Lalang Jaya, Kecamatan Manggar, Artono.
"Memang itu (melimbang timah) mata pencarian mereka, sudah berpuluh tahun di sini melimbang timah. Kejadian ini tidak pernah terjadi Kalau buaya memang banyak di sini, biasanya mereka lewat berenang depan orang melimbang tapi tidak mengganggu," ujar Artono kepada posbelitung.co, Minggu (9/8/2020).
Artono mengatakan, pihaknya jadi serba susah jika melarang warga melimbang timah di kawasan Sungai Manggar.
Dia hanya bisa mengimbau warga untuk berhati-hati saat berada di sekitar Sungai Manggar.
"Kami mau cegah mata pencarian mereka sehari-hari memang sudah dari dulu di sini, jadi tergantung masyarakat juga. Kalau kami mencegah, kami juga tidak dapat memberikan makan anak istri mereka kan, hanya saja, saya imbau lebih hati-hati dan waspada," ucapnya . (posbelitung.co/Suharli)
• Tak Ada yang Mengira, Pria yang Menumpang di Mobil Travel ternyata Positif Virus Corona, Ini Jadinya