Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Siswa SMA Ini Kritik Sistem Belajar Daring, Sebut: Kalau Hanya untuk Pintar, Google Lebih Pintar

siswa tersebut juga mengeluarkan pendapatnya. Jika belajar hanya bertujuan untuk menjadi pintar, maka google lebih pintar.

Editor: Muhammad Ridho
VIA SERAMBINEWS.COM
Siswa SMA kritik kebijakan pemerintah 

Belakangan ini viral di media sosial video yang menampilkan seorang siswa berseragam abu-abu putih mengkritisi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau yang dikenal dengan istilah daring.

Siswa yang tidak diketahui identitas dan asal sekolahnya itu membuka suara, mengatakan bahwa sistem PJJ yang diterapkan saat ini menurutnya kurang efektif.

Tidak hanya itu, siswa tersebut juga mengeluarkan pendapatnya. Jika belajar hanya bertujuan untuk menjadi pintar, maka google lebih pintar.

Dalam tayangan video yang viral dan beredar luas di media sosial, termasuk diunggah oleh beberapa kanal YouTube baru-baru ini, tampaknya siswa itu mengeluarkan kritikannya itu dalam sebuah forum diskusi.

Sementara video tersebut diketahui adalah rekaman melalui aplikasi zoom.

Di hadapan anggota forum yang diduga adalah orang-orang penting, siswa berjenis kelamin laki-laki itu pun dengan berani mengkritik metode PJJ.

Diawali dengan keluh kesah pengalaman teman-teman lainnya yang berada di pelosok daerah.

“Saya sering ikut kegiatan nasional dan saya memiliki banyak teman di pelosok daerah, dan mereka semua saya tanya. Bro, disana ada keluhan apa tentang metode belajar,"

“Dan ternyata yang dari Gorontalo, yang dari di Lampung, mereka pun memiliki keluhan yang sama. Mereka ada kendala di, pertama di gadget, yang kedua di kuota, yang ketiga sinyal, dan disana sering mati lampu bu. Itu kendala banget,” kata siswa itu.

Pelajar laki-laki ini kemudian berkata, memang beruntung bagi mereka yang tinggal di Kota Jakarta.

Tapi ia berharap dengan kemudahan dari perspektif diri yang di dapat di ibu kota negara itu bukan berarti menganggap semuanya dalam kondisi baik-baik saja.

Menurutnya, harus pula memandang sisi lain dari permasalahan yang menurutnya masih banyak terjadi di Indonesia.

Salah satunya seperti harga kuota atau paket data yang dijual dengan harga yang mahal di pelosok daerah.

Selanjutnya, merasa mewakili seluruh pendapat siswa, pelajar SMA ini pun secara lugas angkat suara dengan mengatakan bahwa metode pembelajaran jarak jauh itu tidak efektif dibanding dengan belajar secara tatap muka.

“Jadi, ya saya benar-benar mewakili sepertinya. Karena di sini mungkin ada yang habis absen tidur lagi, ada ? ada. Karena seperti itu bu, kita kurang efektif tidak seperti di sekolah. Di sekolah kita dipantau langsung oleh guru. Guru itu kan, digugu dan ditiru,” ujar si pelajar SMA tersebut.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved