Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Benarkah Konflik China vs Amerika Serikat di Laut China Selatan Mereda? SIMAK Ulasan Berikut. . .

Pompeo mengatakan bahwa AS menolak semua klaim China di luar wilayah teritorial 12 mil laut di sekitar Kepulauan Spratly.

STR / AFP
formasi Angkatan Laut Cina, termasuk kapal induk Liaoning (C), selama latihan militer di Laut Cina Selatan tahun 2017 mendatang. 

Pilot China Wang Wei tewas dan pesawat AS terpaksa mendarat di pulau Hainan.

Para awak kapal akhirnya dibebaskan setelah AS mengeluarkan pernyataan dengan hati-hati tentang insiden itu.

“Saat ini, PLA telah mengembangkan banyak tindakan pencegahan. Orang Amerika tidak akan bisa kembali dalam keadaan utuh jika kecelakaan seperti itu terjadi lagi, "katanya.

Ilustrasi kapal perang
Ilustrasi kapal perang (AFP)

"Tapi kami sangat jelas bahwa kami akan menanggapi dengan kekerasan hanya sebagai upaya terakhir, ketika segala sesuatu gagal."

Konflik mereda?

Melansir SCMP, Jumat (7/8/2020), melalui panggilan telepon, Menteri Pertahanan China Wei Fenghe dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper saling memperingatkan tentang peningkatan risiko di Taiwan dan Laut China Selatan.

Panggilan itu dilakukan dalam pembicaraan tingkat tertinggi AS-China sejak pemimpin negara Yang Jiechi bertemu Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Hawaii pada pertengahan Juni.

Kepada wartawan di Washington pada Kamis, juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman mengatakan Esper

"mengungkapkan keprihatinan tentang aktifitas destabilisasi (militer China) di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan, dan meminta (China) untuk menghormati kewajiban internasional" serta membagikan lebih banyak datanya tentang Covid-19.

"Ada kewajiban bahwa pemerintah China berada di bawah tanggung jawab sehubungan dengan perjanjian (Organisasi Kesehatan Dunia), sehingga mereka memiliki kebutuhan untuk memberikan sampel untuk memberikan data," kata Hoffman.

"Itu tidak terjadi dan kami berharap mereka terus meningkatkan berbagi informasi terkait hal itu."

Menteri pertahanan AS juga "menegaskan prinsip-prinsip dan pentingnya hubungan pertahanan yang konstruktif, stabil, dan berorientasi hasil antara Amerika Serikat" dan Tentara Pembebasan Rakyat (China), kata Hoffman.

Hoffman menambahkan bahwa panggilan itu berlangsung sekitar 90 menit.

Pembicaraan itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan perang panas antara AS dan China, terutama di Laut China Selatan.

Pada Juli, AS mengirim 67 pesawat pengintai besar ke wilayah yang diperebutkan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved