Dasar Hukum Mengamalkan Doa & Tatacara Berdoa Dalam Islam
dalam urusan remeh temeh, diatur sedemikian rupa agar juga manusia tidak tersesat di jalan yang tidak diredhai Allah SWT.
Wa qāla rabbukumud'ụnī astajib lakum, innallażīna yastakbirụna 'an 'ibādatī sayadkhulụna jahannama dākhirīn
Arti:
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina"
Surat Al Baqarah ayat 186 berikut ini:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Tulisan Latin:
Wa iżā sa`alaka 'ibādī 'anni fa inni qarīb, ujību da'watad-dā'i iżā da'āni falyastajībụ lī walyu`minụ bī la'allahum yarsyudụn
Artinya:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
2. Hadis Nabi Muhammad SAW :
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ
”Doa adalah ibadah.”
(HR. Tirmidzi no. 2969. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)