Alami Kejadian Mistis Usai Bersihkan Sisa Candi, Riyadi: Ada Wanita Muda Pakai Kebaya Tapi Diam Saja
Konon, saat ditemukan sebuah situs kuno yang diyakini berasal dari sisa reruntuhan candi di era Kerajaan Mataram Kuno.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Riyadi (60), warga Dusun Tempel, kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang mengaku mengalami kejadian mistis saat merawat sisa candi yang dipercaya peninggalan kerajaan Mataram Kuno.
Ia dijumpai oleh sosok astral yang menyerupai wanita muda berpakaian kebaya.
"Saya pernah ditemui wanita muda pakai baju kebaya tapi wanita itu hanya diam saja. Waktu itu sekitar jam 3 pagi dirumah, yang kebetulan saya belum tidur," ceritanya, Minggu (16/7/2020).
Peristiwa yang dialami Riyadi pun membuat sejumlah warga Semarang penasaran.
Konon, saat ditemukan sebuah situs kuno yang diyakini berasal dari sisa reruntuhan candi di era Kerajaan Mataram Kuno.
Situs terpendam itu ditemukan di sekitar lahan bekas peternakan ayam milik salah satu warga Dusun Tempel, kelurahan Jatisari, Kecamatan Mijen.
Penemuan benda peninggalan bersejarah itu diduga sudah dibangun sejak abad ke 8 hingga 10 masehi pada era Kerajaan Hindu-Budha.
Sisa reruntuhan candi yang ditemukan oleh warga sekitar itu berupa yoni, patung sapi, kemuncak dan batu-batuan kuno lainnya.
Riyadi yang merupakan warga asli Dusun Tempel mengaku sudah merawat situs tersebut secara turun temurun.
"Saya merawat ini karena mendapat pesan dari ibu. Beliau berpesan, itu punden dirawat karena peninggalan nenek moyang," jelasnya.
Diduga reruntuhan candi, dulu tertutup semak belukar Ketua RW 04 Dusun Tempel, Rudi Irnawan (42) mengatakan situs tersebut dulunya tertutup oleh pohon bambu dan semak belukar sehingga membuat reruntuhan candi tersebut menjadi tidak terlihat.
"Awal ditemukanya tidak seperti ini, tapi masih banyak tanaman dan dikelilingi pohon bambu," jelasnya.
Sebelumnya, warga sekitar kerapkali menemukan batu-batuan Peninggalan Purbakala di lahan tersebut.
Namun, warga tidak mengetahui fungsi dari batuan tersebut sehingga beberapa digunakan sebagai pondasi rumah dan dijual.
"Waktu itu warga menemukan batuan kuno. Karena tidak mengetahui itu benda apa ya, jadinya beberapa batu yang ditemukan warga ada yang dijadikan pondasi dan ada juga yang dijual," ucapnya.