Disimpan Selama 5 Tahun, Jurnalis Ini Akhirnya Keluarkan Pertanyaan, Lihat Reaksi Donald Trump
Menunggu selama 5 tahun, jurnalis ini mengajukan pertanyaan yang bikin Donald Trump menghela nafas. Apa pertanyaannya?
TRIBUNPEKANBARU.COM- Lihatlah betapa kkikuknya presiden Amerika Serikat Donald trump saat menjawab pertanyaan seorang jurnalis pada sebuah konfrensi pers.
Trump bahkan tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu.
Karena tidak siap menjawab, Trump akhirnya mengalihkan pertanyaan ke jurnalis lainnya.
Siapakah sang jurnalis yang sudah membuat Donald Trump terlihat Kikuk.
Dia adalah Jurnalis asal Huffington Post, SV Date. Untuk mengajukan pertanyaan itu saja ia harus menunggu selama 5 tahun lamannya.
Pertanyaan yang diajukannya 'apa dia menyesal sudah berbohong'
Semua berawal ketika sang presiden memberikan konferensi pers terkait virus corona dan calon rivalnya di Pilpres AS, Joe Biden.
Di tengah-tengah berbicara itu, jurnalis asal Huffington Post, SV Date, mengajukan pertanyaan yang membuat Trump bahkan terkejut.
"Tuan Presiden, setelah 3,5 tahun, apakah Anda menyesal sudah berbohong kepada rakyat AS?" tanya Date seperti dikutip Global News pekan lalu.
"Menyesal soal apa?" balas Trump. "Segala kebohongan, segala ketidakjujuran yang Anda sampaikan," jelas koresponden Gedung Putih itu.
Presiden 74 tahun itu kemudian menanyakan apa yang dia maksudkan. "Anda yang melakukan (kebohongan) kepada puluhan ribu orang," kata Date.
Trump berhenti sejenak, sebelum memutuskan mengabaikan pertanyaan itu dan menjawab awak media lain selama konferensi pers.
Dalam kicauannya di Twitter, Date mengaku dia sudah menunggu lama untuk mengajukan pertanyaan itu kepada Trump, yakni selama lima tahun.
Dia menerangkan, dia yakin sang presiden sudah memikirkannya selama beberapa detik. Terlihat dari caranya mengucapkan uuuhh.
"Dia memutuskan bahwa mungkin saja yang paling tepat saat momen itu adalah dengan tidak menjawabnya," ujar Date dalam video yang ditayangkan Huffington Post.
Dia melanjutkan memaklumi jika mungkin saja ada wartawan Gedung Putih lainnya yang punya pikiran serupa, namun tidak pernah bertanya.
Sebabnya adalah akses untuk meliput di Gedung Putih. Tapi, dia menuturkan salah satu dari sedikit orang yang masih mengikuti setiap perkataan presiden.
"Penting baginya memberikan informasi akurat. Dia bekerja untuk kami. Di dunia demokrasi, seperti inilah yang ideal," paparnya.
Berdasarkan data dari pemeriksa fakta The Washington Post, selama menjabat Trump sudah membuat sekitar 20.000 kebohongan atau informasi sesat.
Pernyataan keliru itu meliputi sidang pemakzulan dirinya, virus corona yang tengah merebak, hingga kematian pria kulit hitam bernama George Floyd.(*)
• Sederet Lagu Slank, Download Lagu Slank Populer, Cubit-cubitan sampai Ku Ingin Kau Tau I Love U
