Ini Keterangan Pihak Keluarga di Aceh Saat Mengetahui Dua Kerabat Mereka Meninggal di Kapal China

Saat kami di Batam, jenazah memang belum tiba. Tetapi kami tidak tahu soal penyelundupan itu. Kami tahunya ketika jenazah sudah berada di rumah sakit

Editor: CandraDani
Serambinews.com
Screenshot dua warga Bireuen yang meninggal dunia di kapal Cina. Sumber FB Nazar MyFresh Karpet 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Meninggalnya dua warga Bireuen yang bekerja di kapal Cina, Musna (26) dan Syakban (22), masih menyisakan tanda tanya.

Terutama terkait penyebab kematian, mengingat keduanya masih memiliki hubungan saudara.
Sempat muncul dugaan, Musna dan Syakban meninggal dunia akibat perlakuan kekerasaan.

Sebab selama ini beberapa kali terungkap adanya kekerasan yang dialami warga negara Indonesia yang bekerja di kapal China.

Apalagi, jenazah mereka berdua dan satu jenazah WNI lainnya dipulangkan ke Indonesia dengan cara diselundupkan melalui Batam.

Pihak kepolisian hingga kini belum dapat menyimpulkan faktor penyebab meninggal kedua saudara sepupuan itu.

Otoritas Aceh Benarkan Jenazah Dua Warganya Diselundupkan di Batam Setelah Meninggal di Kapal Cina

Sebab di tubuh keduanya tidak ditemukan bekas luka-luka atau tanda tanda kekerasan fisik lainnya.

Berdasarkan pengembangan yang dilakukan pihak kepolisian, Musna dan Syakban telah bekerja di kapal Cina, Fu Yuan Yu 829 sejak Oktober 2019.

Saat ini, jenazah Musna dan Syakban sedang dalam perjalanan pulang ke Aceh setelah dijemput langsung oleh pihak keluarga.

Salah satu anggota keluarga yang menjemput ke Batam, Buni Amin sempat bercerita tentang kedua saudaranya itu.

Dari awal keduanya bekerja di kapal penangkap ikan berbendera Cina, hingga kemudian mendapat kabar telah meninggal dunia.

Buni Amin tidak ingat persis sejak kapan kedua saudaranya itu bekerja di kapal Cina, namun ia perkirakan sejak sekitar 6 atau 7 bulan lalu.

Istri ABK Kapal China Bongkar Perlakuan Tak Manuasiawi yang Diterima Suaminya: Kirim Surat ke Jokowi

Sejak saat itu, hanya sekali pihak keluarga mendapat kabar dari Musna.

“Saat itu Musna mengabari kalau dia sudah bekerja di kapal,” ungkap Buni Amin kepada Serambinews.com, Minggu (16/8/2020).

Sejak komunikasi tersebut, lanjutnya, pihak keluarga tak pernah lagi menerima kabar, dan tiba-tiba kabar menggejutkan itu datang di akhir Juli lalu.

“Tanggal 23 Juli kami dapat kabar Musna sakit, sehari kemudian dapat kabar lagi sudah meninggal dunia,” imbuhnya.

Pihak keluarga di Bireuen kemudian dihubungi oleh perusahaan agency agar berangkat ke Batam menjemput jenazah. Tiket pulang pergi ditanggung oleh pihak perusahaan.

“Kami bertiga berangkat ke Jakarta tanggal 28 Juli, dan kemudian ke Batam pada tanggal 9 Agustus,” sebut Buni Amin.

Menyedihkannya Cerita ABK Indonesia di Kapal China, Dipukul Pakai Besi, Mandor Sengaja Buat Masalah

Ketibaan mereka di Batam beberapa hari sebelum terbongkarnya penyelundupan tiga jenazah ke kawasan tersebut pada tanggal 12 Agustus 2020.

Meski demikian, Buni Amin mengaku tidak tahu menahu tentang penyelundupan jenazah, karena dari perusahaan agency, pihaknya hanya diminta berangkat ke Batam untuk menjemput.

“Saat kami di Batam, jenazah memang belum tiba. Tetapi kami tidak tahu soal penyelundupan itu. Kami tahunya ketika jenazah sudah berada di rumah sakit,” terang Buni Amin.

Begitu tiba di rumah sakit, pihak keluarga langsung datang untuk melihat dan memeriksa kondisi jenazah.

Begitu mengetahui kondisi jenazah yang tidak menunjukkan luka-luka atau tanda kekerasan, pihak keluarga kemudian mengajukan permohonan kepada kepolisian agar jenazah tidak di autopsi.

“Kita sudah mengajukan permohonan kepada pihak polisi untuk tidak melakukan autopsi, hanya visum saja. Alhamdulillah dikabulkan, dan jika hari ini selesai, besok sudah bisa kami bawa pulang ke Aceh,” ujar Buni Amin kemarin.

Jasad ABK yang Tewas di Kapal China Dimasukan ke Lemari Pendingin untuk Ikan Sotong

Awalnya, polisi berencana melakukan autopsi untuk mencari tahu penyebab kematian keduanya. Namun pihak keluarga yakin, keduanya meninggal karena sakit, bukan karena kekerasan.

Buni Amin mengatakan, pihaknya sudah menyelidiki kondisi Musna sebelum meninggal dunia, termasuk kepada rekan kerjanya satu kapal, M Yani yang berasal dari Pidie.

“Memang benar sakit, sakit dalam perut,” sebut Buni Amin.

Jenazah Musna dan Syakban diperkirakan akan tiba di Banda Kuala Namu, Sumatera Utara, sekitar pukul 15.00 tadi dan akan diberangkatkan ke Aceh menggunakan ambulans sekitar pukul 16.00 WIB.

Jenazah diperkirakan akan tiba di kampung halamannya, Gampong Pante Paku, Kecamatan Jangka, Bireuen sekitar pukul 23.00 atau 24.00 WIB.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen mengerahkan dua unit ambulans untuk menjemput kedua jenazah di Bandara Internasional Kualanamu.(*)

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Dibalik Meninggalnya Dua Warga Bireuen di Kapal Cina, Begini Keterangan Pihak Keluarga,

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved