Pilkada Serentak 2020 di Riau
Petinggi PKB Sebut Pengalihan Dukungan dari Istri Bupati ke Artis Melayu Tak Terkait Kasus Suami
Tidak ada kaitannya (Kasus korupsi), karena kak Iyeth Bustami adalah kader tulen PKB, itu saja,"ujar Abdul Wahid kepada tribunpekanbaru.com
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nolpitos Hendri
"Alhamdulillah semua berjalan lancar mohon doa dari saudara di Bengkalis semoga lancar.
Mari sama-sama jalankan Pilkada dengan baik dan santun ikhlas,"ujar Iyeth.
Pengamat: DPP Banyak Pemainannya
Pengamat Politik Universitas Riau Tito Handoko mengatakan konstelasi politik Pilkada Serentak 2020 di Riau memang sangat dinamis, mulai dari tahapannya yang bergeser hingga soal tarik ulur dukungan partai politik.
Begitu juga dengan bergesernya sejumlah dukungan partai politik di Pilkada.
Kondisi saat ini mayoritas bakal calon yang maju rata-rata dari kalangan partai politik bukan dari elit birokrasi kecuali kasus Dumai dan Inhu.
"Tarik ulur soal koalisi pada Pilkada menunjukkan bahwa dinamika politik di tingkat lokal juga tidak kalah sengit dengan dinamika politik Nasional,"ujar Tito Handoko.
Memang diakui Tito Handoko, tarik ulur dukungan menjadi hal yang lumrah pada Pilkada 2020 ini, sedikit bergeser polanya dari Pilkada sebelumnya.
"Misalnya soal gagalnya koalisi Demokrat- PKS di Bengkalis dan hingga bergesernya dukungan PKB dan mungkin Gerindra di Pilkada Bengkalis,"jelas Tito Handoko.
Menurut Tito, bergesernya dukungan itu menunjukkan semakin kokohnya sentralisasi partai politik, ini berbanding terbalik dengan semangat otonomi daerah.
"Untuk urusan penyelenggaraan Pemda nafasnya desentralisasi tapi untuk urusan Pilkada nafasnya sentralisasi,"jelas Tito.
Dominasi pusat ini lanjut Tito Handoko menunjukkan bahwa Indonesia tidak pernah benar-benar serius melaksanakan prinsip desentralisasi pada semua aspek.
"Demikian halnya pergeseran dukungan partai politik dari satu kandidat ke kandadidat lainnya,"jelas Tito.
Kemudian yang paling pentingnya, Partai politik tidak pernah benar-benar menyiapkan kadernya untuk bertarung di Pilkada, kadernya yang kerja sendiri membangun konsolidasi.
"Jika partai bersiap diri menghadapi kontestasi politik di semua jenjang, tentu partai tidak perlu repot-repot bermanuver, partai cukup mempersiapkan kadernya untuk bertarung dan menurut kami even Pilkada ini sudah jelas kok sebagai even 5 tahunan,"jelas Tito.
