Klinik Dokter Buka Layanan Aborsi Ilegal, Polisi Tahan 17 Tersangka, Berawal dari Kasus Pembunuhan
Kasus pembunuhan juragan Roti asal Taiwan membuka tabir tindak kriminal aborsi ilegal di jakarta.
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan juragan Roti asal Taiwan membuka tabir tindak kriminal aborsi ilegal di jakarta.
Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil mengungkap praktik aborsi ilegal dengan menggerebek Klinik Dr SWS, Sp. OG, di Jalan Raden Saleh I, RT 02/02, Nomor 10 A, Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, pada 3 Agustus 2020 lalu.
Dari sana diamankan 17 tersangka pelaku praktik aborsi ilegal mulai dari dokter serta petugas medis, hingga calo, dan pelaku aborsi ilegal.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, terungkapnya praktik aborsi ilegal di klinik resmi untuk pemeriksaan kandungan itu berawal dari pengembangan kasus pembunuhan berencana.
Kasus pembunuhan berencana tersebut diotaki Sari Sadewa (37), seorang sekretaris pribadi terhadap bosnya seorang pengusaha roti, Hsu Ming Hu (52), warga negara asal Taiwan.
"Seperti diketahui Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus pembunuhan berencana warga asing asal Taiwan itu, di mana pelakunya adalah sekertaris pribadinya, SS," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Selasa (18/8/2020).
Dari sana kata Yusri, diketahui bahwa motif pelaku menghabisi korban adalah sakit hati.
Sebab pelaku sempat dihamili oleh korban namun korban meminta pelaku mengaborsi kandungannya.
"Dari sana diketahui bahwa SS melakukan aborsi ilegal di klinik di Jalan Raden Saleh, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat ini," kata Yusri.
Sehibgga akhirnya kata dia dibentuk tim dan melakukan penyelidikan hingga menggerebek klinik tersebut pada 3 Agustus 2020 lalu. "Dari sana diamankan 17 tersangka," kata Yusri.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan dari 17 tersangka itu, terdiri dari 3 dokter,
3 petugas medis mulai dari seorang bidan dan dua perawat, 4 pengelola yang bertugas negosiasi hingga pembagian uang, 4 orang calo hingga perantara dan bertugas membersihkan sisa janin sampai membeli obat dan 3 orang yang melakukan aborsi, yakni satu pasangan dan seorang kerabat yang membiayai praktek aborsi.
"Jadi totalnya ada 17 pelaku yang kami amankan dari sana," kata Tubagus di Mapolda Metro Jaya, Selasa.
Mereka adalah dr. SS (57), dr SWS (84), dr TWP (59), EM (68), AK (27), SMK (32), W (44), J (52), M (42), S (57), WL (46), AR (44), MK (38), WS (49), CCS (22), HR (23) dan LH (46).
"Dari pengakuannya mereka sudah beroperasi selama 5 tahun. Dimana setiap harinya mengaborsi sekitar 5 sampai 7 janin," kata Tubagus.