Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Puluhan Spesies Baru Ditemukan di Galapagos, Hasil Ekspedisi 3 Gunung Bawah Laut

Spesies baru yang banyak ditemukan para ahli adalah komunitas karang dan spons yang rapuh.

Editor: Ilham Yafiz
unsplash @2022amour
Kapulauan Galapagos 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Ditemukan puluhan spesies baru invertebrata penghuni lautan di Galapagos.

Ilmuwan menemukan tepatnya sekitar 30 spesies baru di perairan dalam yang mengelilingi Galapagos.

Menurut pengumuman otoritas taman nasional Galapagos (GNP) kepulauan Ekuador pada Senin (17/8/2020), spesies baru yang banyak ditemukan para ahli adalah komunitas karang dan spons yang rapuh.

Ini termasuk 10 spesies karang bambu, empat spesies oktokoral, satu spesies bintang rapuh, 11 spons, serta empat spesies baru krustasea yang dikenal sebagai lobster squat.

"Ini termasuk penemuan karang lunak soliter raksasa pertama yang dikenal dengan Pasifik Timur Tropis, genus spons kaca baru yang dapat tumbuh dalam koloni dengan lebar lebih dari satu meter. Juga ada kipas laut warna-warni yang menampung segudang spesies terkait," ujar Charles Darwin Foundation (CDF) dalam pernyataan terpisah.

Dilansir AFP, Selasa (18/8/2020), temuan ini merupakan hasil kerjasama ilmuwan CDF dengan Direktorat Taman Nasional dan Ocean Exploration Trust.

Mereka menyelidiki ekosistem laut di kedalaman hingga 3.400 meter menggunakan Remote Operated Vehicle (ROV) canggih.

Dua ROV yang dinamai Argus dan Hercules, dioperasikan dari kapal eksplorasi Naulitus pada kedalaman 64 meter, yang melakukan penyelidikan laut dalam di tahun 2015.

"Laut dalam tetap sebagai perbatasan terakhir bumi dan penelitian ini memberikan gambaran sekilas tentang komunitas yang paling asing di Kepulauan Galapagos," kata ilmuwan kelautan CDF Pelayo Salinas de Leon yang memimpin penelitian dan mengumumkan temuannya, Senin.

Ekspedisi tersebut untuk pertama kalinya menjelajahi tiga gunung bawah air yang curam atau biasa disebut gunung bawah laut, yang terletak di dekat pulau Darwin dan Wolf di utara Kepulauan Galapagos.

Untuk diketahui, daerah yang menjadi area penelitian itu adalah rumah bagi populasi hiu terbesar di dunia.

"Gunung laut yang masih asli ini berada di dalam Cagar Laut Galapagos dan dilindungi dari perilaku manusia yang merusak seperti menangkap ikan dengan pukat atau penambangan laut dalam yang diketahui berdampak buruk pada komunitas laut yang rapuh. Sekarang menjadi tanggung jawab kami untuk memastikannya tetap murni demi generasi yang akan datang," kata Salinas de Leon.

Tiga Orang Pemain Bola Tewas Disambar Petir, Puluhan Lainnya Luka-luka

Tiga Puasa Sunah di Bulan Muharram, Jangan Tinggalkan Puasa Sunah di Bulan Muharram

Dugaan Korupsi Hotel Kuansing, Kejaksaan Belum Periksa Pihak, Ternyata Direkturnya Meninggal

Sementara itu, Dr Nicole Raineault, Kepala Ilmuwan dari Ocean Exploration Trust menambahkan, banyaknya temuan dalam ekspedisi ini menunjukkan pentingnya eksplorasi laut untuk mengembangkan pemahaman kita tentang isi lautan.

"Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan ditemukan. Kami memiliki ilmuwan di daratan yang menyaksikan penyelaman ROV dan berkomunikasi langsung dengan tim kapal untuk membantu menentukan apa yang benar-benar baru dan layak diselidiki lebih lanjut," kata Raineault.

"Para ilmuwan yang mempelajari video, data, dan spesimen yang dihasilkan membuat sejumlah penemuan yang mencengangkan, mengingat masih sangat sedikit yang kita tahu tentang laut dalam," imbuhnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved